Abraham Samad
Informasi Umum
- Jabatan: Ketua KPK KPK (2011-2015)
- Tempat & Tanggal Lahir: Makassar, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia, 27 November 1966
Karir
- 1. Ketua KPK KPK (2011-2015)
- 2. SMP Nasional, Makassar (1980)
- 3. Katolik Cendrawasih, Makassar (1983)
- 4. Universitas Hasanuddin, Makassar (S1,S2, dan S3)
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
“Jangankan pejabat tinggi, saudara saya saja bila terbukti korupsi akan saya gantung!” Itu adalah pernyataan Abraham Samad, pasca ia dilantik untuk menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2015. Sekilas pernyataan ini dianggap berlebihan. Sosok Samad dikenal sangat bersemangat, berapi-api, dan berani. Letupan suaranya yang lantang menjadi ciri khasnya. Nama Samad sebenarnya tidak terlalu dikenal ketika dia mencalonkan diri sebagai ketua di KPK. Saat itu dia harus bersaing dengan beberapa calon lain yang sudah jauh lebih memliki reputasi dan pengalaman yang dapat dikatakan lebih senior seperti Bambang Widjojanto, Yunus Husein, dan Abdullah Hehamahua. Indonesia Corruption Watch (ICW) sempat memberikan sedikit catatan terkait terpilihnya Abraham, menempatkannya pada peringkat lima dalam daftar peringkat calon pemimpin KPK. Namun, tak diduga berbagai gebrakan Samad cukup agresif dalam pemberantasan korupsi. Beberapa jenderal aktif kepolisian berhasil diseret dalam kasus korupsi, hingga tiga menteri aktif yang dijerat KPK yakni Menpora Andi Mallarangeng, Menag Suryadharma Ali dan Menteri ESDM Jero Wacik. Semua capaian gemilang Samad terhenti, ketika kasus hukum membelitnya terkait kasus pemalsuan dokumen dan paspor. Abraham Samad dilahirkan di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 27 November 1966. Menyelesaikan pendidikan Sarjana di Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin pada 1993. Samad mengambil program master dan menyelesaikan program doktoralnya pada 2010 pada universitas yang sama dengan mengambil tesis mengenai pemberantasan korupsi, yaitu mengupas penanganan kasus korupsi di pengadilan negeri. Abraham mengawali kariernya sebagai seorang advokat sejak 1995 dan kemudian mendirikan sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang kegiatan pemberantasan korupsi bernama Anti Corruption Committee (ACC). Lembaga yang secara khusus melakukan kegiatan pembongkaran kasus-kasus korupsi terutama di wilayah Sulawesi Selatan ini membuat namanya cukup dikenal di Makassar. Pencalonan dirinya sebagai pimpinan KPK pada 2011 adalah yang ketiga baginya setelah sebelumnya gagal dalam dua periode. Samad juga pernah mendaftar sebagai sebagai calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan Komisi Yudisial (KY). Dalam perjalanannya, Abraham dikenal dekat dengan beberapa kelompok dan tokoh Islam di Indonesia. Ketika tersangka teroris Abu Bakar Ba’asyir mengunjungi Makassar pada 2009, Abraham terlihat menemaninya. Samad juga dikenal dekat dengan kelompok garis keras di Makassar, Laskar Jundullah. Sebelumnya pada 2002, Abraham menjadi pengacara dari Agus Dwikarna, teroris yang didakwa penjara 17 tahun oleh pengadilan Filipina setelah ditangkap di Bandara Udara Internasional Ninoy Aquino Manila karena membawa bahan peledak. Pada 2014, nama Abraham Samad banyak muncul terkait dengan bursa pencalonan dirinya sebagai wakil presiden mendampingi Joko Widodo (Jokowi), selain nama seperti Puan Maharani dan Jusuf Kalla. Abraham sendiri menyatakan bahwa tidak membantah mengenai pencalonan dirinya sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Presiden Jokowi. Pada 29 Januari 2015, seorang lelaki bernama Chairil Chaidar melaporkan Feriyani Lim terkait pemalsuan Kartu Tanda Penduduk, Paspor dan Kartu Keluarga. Kasus itu ternyata melibatkan nama Abraham Samad sebagai salah seorang pelaku dari pemalsuan tersebut. Pada tanggal 17 Febuari 2015, Abraham ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat karena disangka ikut membantu memalsukan dokumen. Abraham kemudian diberhentikan sementara oleh Presiden Jokowi dari posisi Ketua KPK, beserta salah satu pimpinan KPK yang lain, Bambang Widjojanto, hingga akhir masa jabatannya. Abraham digantikan oleh manta Ketua KPK pertama Taufiequrachman Ruki yang bertindak sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Kini Ketua KPK dipegang oleh Agus Rahardjo.
Berita Terkait
No | Judul | Tanggal | Media | Action |
---|---|---|---|---|
276 | Ketika Mantan Punggawa KPK Geram dengan Tingkah Laku Firli Bahuri | 11/4/2023 | Liputan6.com | Lihat Berita |
277 | Anas Urbaningrum Bebas Hari Ini, Herman Khaeron yakin Anas Tidak Memiliki Niat Jahat pada Demokrat | 11/4/2023 | Tribunnews.com | Lihat Berita |
278 | Mantan Pimpinan KPK Laporkan Firli Bahuri ke Dewan Pengawas | 11/4/2023 | TVOneNews.com | Lihat Berita |
279 | Eks pimpinan KPK unjuk rasa protes kepemimpinan Firli Bahuri | 11/4/2023 | Alinea.id | Lihat Berita |
280 | Lagi Disorot, Harta Ketua KPK Firli Bahuri ternyata Meroket Jadi Rp22,8 Miliar | 11/4/2023 | Liputan6.com | Lihat Berita |