GRESIK - Satuan Kerja Khusus (SKK Migas) dan Pertamina Hulu Energi (PHE) West Madura Offshore (WMO) memantau kegiatan lifting jelang akhir 2022.
Deputi Dukungan SKK Migas Rudi Satwiko mengecek proses lifting di Onshore Receiving Facility (ORF) PHE WMO. Hasilnya terlihat produksi migas berjalan dengan baik.
Terdapat sepuluh well platform di PHE WMO yang berproduksi, dengan total gabungan minyak dan gas hingga akhir tahun 2022 sebesar 9,941 Barrel Oil Equivalen (BOE) atau 115% di atas target yang ditetapkan SKK Migas.
Baca Juga: Siap Gali 'Harta Karun' Lagi, PGN Saka Bakal Bor Sumur Baru di 2023
Rudi mengaku ingin mengetahui perkembangan produksi PHE WMO yang terikat kontrak produksi periode 7 Mei 2011 hingga 6 Mei 2031. Di mana PHE WMO memiliki peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan energi nasional.
"Kunjungan kami tidak hanya memastikan kegiatan lifting berjalan lancar, kami juga ingin melihat bagaimana perkembangan produksi dan kendala-kendala apa yang dihadapi selama tahun 2022, agar kita bersama-sama yaitu SKK migas dan PHW WMO dapat menyiapkan langkah-langkah yang lebih baik di tahun 2023," kata Rudi, Gresik, Jawa Timur, Sabtu (31/12/2022).
Dirinya juga memberi apresiasi atas kinerja PHE WMO di tahun ini yang mencapai 115% di atas target yang telah ditetapkan.
Baca Juga: Joss! Capaian Produksi Minyak PGN Saka Tembus 143% hingga Akhir 2022
"Sebagai wakil negara dalam mengelola hulu migas, SKK Migas menyampaikan terima kasih atas kerja keras dan dedikasi yang tinggi dari segenap Perwira PHE WMO sehingga tahun 2022 mencatatkan hasil yang baik," jelasnya.
Dia berharap produksi di PHE WMO dapat meningkat pesat tahun depan.
"Terutama setelah pandemi melandai, perekonomian menggeliat dan kita bersiap menghadapi ancaman krisis ekonomi global. Kemandirian produksi energi tentu sangat dibutuhkan dalam menopang pembangunan," katanya.
Baca Juga: Kids Life's Adventure Park Suguhkan Edukasi Literasi Digital lewat Keseruan Tanpa Batas
Follow Berita Okezone di Google News