Sosok di Balik Super App Merdeka Belajar Nadiem Makarim
CNBCindonesia.com Jenis Media: Tekno
Jakarta, CNBC Indonesia - Yeti Khim, seorang keturunan Korea-Amerika yang ternyata menjadi sosok di balik aplikasi Merdeka Belajar. Sebelum merancang super app untuk Kemendikbud dia pernah bekerja di layanan Gojek, GoFood.
Sosok Yeti diperkenalkan Mendikbudristek Nadiem Makarim di hadapan mahasiswa Indonesia di Massachussets. Nadiem, yang merupakan pendiri Gojek, mengajak Yeti untuk membantu membangun super app bagi para guru.
"Dia [Nadiem] punya visi mengenai apa yang teknologi dapat lakukan, tapi sebenarnya aplikasi ini berperan sebagai pendukung untuk perubahan yang dia inginkan, bukan solusi yang utama. Yang utama tetaplah kebijakan dan rangkaian program lainnya. Teknologi dalam aplikasi ini untuk menjawab permasalahan," jelas Yeti dikutip dari Detikcom, Jumat (11/11/2022).
Tim mereka awalnya tidak berjumlah terlalu banyak, hanya sekitar 10-20 orang. Namun kini tim pengembangan aplikasi termasuk Merdeka Mengajar mencapai 400 orang, mulai dari product engineer hingga sejumlah ahli lainnya.
"Waktu saya memulai sebagai konsultan saya memulai dengan tim kecil, mungkin 10-20 orang. Sekarang tiga tahun berlalu timnya sudah hampir 400, mereka bukan hanya terdiri dari product engineer, tapi ada policy expert, education expert, stakeholder kementerian dan sebagainya," tutur Yeti.
Sementara itu mantan product advisor Govtech Edu itu mengatakan 50% timnya adalah perempuan. Yeti mengatakan pekerjaan paling sulit itu adalah mengumpulkan tim.
Pada awalnya, Yeti bercerita timnya harus merekrut orang dari berbagai raksasa teknologi seperti Gojek dan Traveloka untuk melepaskan kariernya.
"Dulu kita harus rekrut dari berbagai startup seperti Bukalapak, Gojek, Traveloka, agar mereka melepaskan karier mereka di unicorn dan decacorn. Ya itu pekerjaan yang susah banget sih [mengumpulkan tim], tapi sekarang sudah ada ratusan yang join timnya, itu membuat saya bangga banget," ungkapnya.
"Aplikasi ini juga sudah mencapai banyak sekali, jutaan guru yang memakai dan terbantu. Jadi ini bukan soal menjadi solusi yang sempurna, tapi mendengarkan mereka yang membutuhkan [guru] dan mendesain produk dengan memikirkan mereka itu adalah kuncinya".
Dengan pengalaman segudang, Yeti bercerita dirinya masih terus belajar bahkan mengambil dual degree saat ini. Dia saat ini mahasiswa MIT Sloan-Harvard Kennedy Dual Degree Graduate student.
"Di sini (MIT) saya mengambil dual degree masih dua tahun, saya masih mau belajar." pungkasnya.
[-]
(dem)
Sentimen: positif (78%)