Sentimen
Positif (93%)
29 Jun 2024 : 12.11
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Institusi: Universitas Paramadina

Partai Terkait

Jika Anies Diadang 'Kekuatan Jahil', Sulit Menang di Pilkada Jakarta meski Jadi Rebutan

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

29 Jun 2024 : 12.11
Jika Anies Diadang 'Kekuatan Jahil', Sulit Menang di Pilkada Jakarta meski Jadi Rebutan

PIKIRAN RAKYAT - Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini menilai Anies Baswedan akan jadi rebutan sekaligus kandidat paling potensial di Pilkada Jakarta 2024, jika tak ada 'kekuatan jahil' yang merecoki.

Dalam keterangannya, Didik menjelaskan bahwa halang rintang dari 'kekuatan jahil' ini bukan mustahil di jalan Anies Baswedan. Pasalnya, Pilkada Jakarta sama saja kelanjutan Pilpres 2024.

Didik tak lupa mempertimbangkan faktor Ridwan Kamil dalam pertarungan kontestasi Pilgub Jakarta, November 2024 mendatang.

"Anies akan menjadi rebutan sehingga menjadi calon paling potensial jadi, kecuali ada konspirasi kekuatan jahil untuk meruntuhkannya," ujarnya, kepada Pikiran-Rakyat.com, Jumat, 28 Juni 2024.

"Ridwan Kamil akan mengambil peluang ini dan keberuntungan untuk tahun 2029. Jadi Pilkada DKJ ini sangat jelas berhubungan langsung dengan politik 2029, khususnya Pilpres," tutur dia lagi.

Menanggapi pasangan duet Anies-Sohibul Iman (AMAN) oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), menurutnya tak ada jaminan mereka akan bertahan lama. Bahkan, menurut Didik AMAN bisa jadi bubar karena proses lobi yang intensif, atraktif, dan liar di masa depan.

"Karena tidak merupakan hasil musyawarah, maka beberapa pihak analis menyatakan pasangan Aman ini tidak aman. Memang begitulah politik, sebelum penetapan resmi KPUD, siapa pun bakal calon di pilkada ini masih bisa berubah total terbalik dari rencana semula," ucapnya.

Ciri politik Indonesia ini, bagi Didik, sama sekali tidak memiliki ideologi kecuali transaksional belaka. Kendati 'turun level' dari Pilpres 2024, Didik menganggap langkah maju Pilgub Jakarta adalah tepat bagi Anies.

"Bagi Anies sendiri, pilkada ini turun pangkat tetapi penting untuk persiapan pilpres 2029. Jika mundur dari politik sudah pasti namanya lenyap dari peredaran, seperi Wiranto, Agum Gumelar, Hatta Rajasa, dan lain-lain," ucapnya.

Baca Juga: Hadapi Lawan-Lawan Berat, Timnas Indonesia Harus Persiapkan Diri

Elektabilias Anies Bumerang bagi PKS

Rektor Universitas Paramadina, Didik J Rachbini menilai Anies Baswedan memiliki daya jual paling tinggi di Jakarta, sehingga punya peluang terbesar pula untuk memenangkan Pilkada Jakarta 2024. Namun, hal ini justru akan menjadi bumerang bagi PKS yang telah mengumumkan hendak mengusung Anies bersama Sohibul Iman.

Fakta ini, kata dia, bahkan digunakan oleh PKS dengan cekatan. PKS sejatinya mendahului partai lain yang sudah membidik Anies secara terang-terangan maupun lewat isyarat di media massa.

"Di dalam pilkada DKJ ini sudah jelas Anies paling tinggi daya jual dan elektabilitasnya. PKS dalam hal ini bergerak lebih awal dengan semangat merebut lebih dahulu ketimbang Nasdem dan PKB yang sudah berniat semi terbuka untuk mwencalonkannya," ujar dia, kepada Pikiran-Rakyat.com, dikutip Jumat, 28 Juni 2024.  

Namun, Didik melanjutkan, ada konsekuensi bagi PKS usai memilih Anies dengan faktor ketenarannya di Jakarta. Sebab, kendati menjadi yang paling sukses dan paling tinggi perolehan suaranya di Jakarta, PKS tetap butuh kawan partai lain untuk urusan pencalonan gubernur. ***

Sentimen: positif (93.8%)