Dahnil angkat bicara mengenai kontrak pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5.

JAKARTA, JITUNEWS.COM - Juru bicara Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, angkat bicara mengenai kontrak pembelian pesawat tempur Mirage 2000-5. Dahnil mengatakan bahwa kontrak pembelian 12 pesawat tempur Mirage 2000-5 dibatalkan.

"Iya sementara ini kita batalkan ya, kontrak itu tidak efektif gitu," kata Dahnil dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (10/2).

Dahnil mengatakan pembelian dibatalkan karena ada keterbatasan fiskal. Dahnil mengatakan kemudian diganti menjadi Retrorit.

Ketawa Bareng, Anies Baswedan Ungkap Apa yang Dibicarakan dengan Prabowo

"Karena ada keterbatasan fiskal maka kemudian pembelian itu terpaksa kita batalkan, kemudian kita ganti opsinya menjadi Retrofit. Pesawat-pesawat lama kita itu diretrofit sebagai pengganti memastikan wilayah udara kita tetap terjaga," kata Dahnil.

Dahnil membantah kabar soal adanya penyelidikan The Group of States against Corruption (GRECO) dari Uni Eropa terhadap Prabowo.

"Pertama, jelas ini adalah hoax dan fitnah," katanya.

Dahnil menegaskan bahwa tidak ada kontrak pembelian Mirage di Kemhan. Ia menegaskan bahwa berita mengenai pembelian Mirage adalah fitnah.

"Hal pertama adalah tidak ada pembelian pesawat mirage even itu direncanakan, namun sudah dibatalkan. Jadi tidak ada pembelian pesawat mirage, dan artinya tidak ada kontrak yang efektif di Kemhan terkait dengan pembelian mirage. Jadi secara konten semua yang disampaikan di berita hoaks tersebut itu jelas adalah fitnah," ujarnya.

Dahnil juga menanggapi soal diplomatic paper yang menyebut penyelidikan terhadap Prabowo. Dahnil menegaskan bahwa itu palsu.

"Semuanya palsu, kami sudah mengecek semuanya kita sudah cek kita dalami dan penulisannya memang agak rapi," kata Dahnil.