Sentimen
Positif (88%)
5 Des 2022 : 20.14
Informasi Tambahan

Agama: Islam

BUMN: Garuda Indonesia

Event: Pemilu 2019

Kab/Kota: Senayan

NasDem Menakar Anies-Prabowo di Tengah Harapan 'Rujuk' Gerindra-PKS

6 Des 2022 : 03.14 Views 3

Suara.com Suara.com Jenis Media: News

NasDem Menakar Anies-Prabowo di Tengah Harapan 'Rujuk' Gerindra-PKS

Suara.com - Sejumlah nama terus disorong Partai NasDem untuk mendampingi Anies Baswedan maju menjadi calon presiden (capres) 2024. Terakhir, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Achmad Ali melirik Gerindra, berharap sang ketua umum partai berlambang kepala garuda itu luluh untuk menjadi calon orang nomor dua pada Pilpres 2024.

Terang-terangan Achmad Ali mengajak Gerindra gabung ke dalam Koalisi Perubahan. Bahkan, mengusung duet Anies-Prabowo untuk kontestasi politik 2024. Tawaran tersebut disampaikan di tengah ajakan Gerindra kepada PKS untuk 'rujuk' jelang 2024.

"Kita sih berharap Gerindra bergabung di Koalisi Perubahan dukung Anies jadi presiden. Bisa jadi Anies presiden, Prabowo wakil presiden kan," kata Ali saat dihubungi, Senin (5/12/2022).

Meski begitu, ia menyadari jika duet tersebut baru sebatas tawaran yang belum tentu terwujud. Apalagi Prabowo juga diusung Gerindra menjadi capres.

Baca Juga: Survei indEX: Head To Head, Prabowo Berpeluang Menang Lawan Ganjar

"Kan Anies sudah dicalon kan (capres) oleh Koalisi Perubahan ya kalau tidak ketemu itu ya berarti tidak bergabung. Sederhana aja lah," ungkapnya.

Ajakan Partai NasDem dengan menduetkan Anies Baswedan sebagai presiden dan Prabowo Subianto sebagai wakil presiden dinilai bakal sulit diterima Gerindra.

Analis Politik, yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah mengungkapkan, orientasi politik Prabowo saat ini tak hanya pada Pilpres, tetapi juga peluang Gerindra memenangi Pemilu 2024 atau adanya peningkatan perolehan kursi di banding Pemilu 2019.

"Orientasi itu memungkinkan terjadi, jika Prabowo berada di posisi capres. Karena Prabowo menjadi tokoh dengan dampak elektoral partai tertinggi saat ini," kata Dedi saat dihubungi pada Senin (5/12/2022).

Lantaran itu, Dedi menilai, Gerindra tak akan mungkin berkoalisi atau merapat dengan Koalisi Perubahan.

Baca Juga: NasDem Tak Diundang Pertemuan Parpol Koalisi Pemerintah, JK Ingatkan Jokowi: Jangan Terlibat Terlalu Jauh

"Situasi itu membuat harapan Gerindra bergabung ke koalisi perubahan menjadi sulit, cenderung tidak akan tercapai," tuturnya.

Meski begitu, masih ada sedikit kemungkinan jika Prabowo diposisikan menjadi capres yang diusung Koalisi Perubahan dan Anies sebagai cawapresnya.

"Kecuali, tetap memposisikan Prabowo sebagai capres (ada kemungkinan bergabung)," ungkapnya.

Jika hal tersebut terjadi, maka kemungkinan peluang pergeseran bisa saja terjadi pada PKS. Partai berbasis massa Islam ini bisa saja meninggalkan Nasdem dan Demokrat karena memilih merapat ke Gerindra.

"Tetapi risikonya, PKB akan tinggalkan Gerindra, jika ada PKS. Sementara bagi Gerindra, jauh lebih baik bersama PKB dibandingkan PKS," katanya.

Gerindra Ajak PKS Gabung

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon menyatakan ada kemungkinan Gerindra mengajak PKS kembali berkoalisi jelang Pilpres 2024. Kemungkinan itu terbuka karena menurut Fadli situasi politik menjelang 2024 saat ini masih sangat dinamis. Karena itu, segala kemungkinan masih dapat terjadi ke depan.

"Pertanyaannya mudah-mudahan kita bisa bergabung lagi bersama-sama. Semua masih cair lah maksudnya masih belum bisa kita menentukan sampai mendekati waktu tenggatnya," katanya.

Sementara itu, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menanggapi ihwal kemungkinan rujuk antara Gerindra dan PKS dengan tujuan membuat koalisi sebagaimana dilakukan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Menurut Dasco, tidak ada istilah rujuk lantaran kedua partai tidak pernah bercerai.

Dasco menegaskan bahwa Gerindra dan PKS masih sering berkomunikasi. Terutama fraksi kedua partai yang ada di parlemen.

"Kalau rujuk kan pernah cerai, kita kan nggak pernah cerai. Namanya partai politik kita semua berteman, komunikasi juga masih sering dilakukan," kata Dasco di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (5/12/2022).

Sentimen: positif (88.3%)