Sentimen
Positif (99%)
30 Nov 2022 : 14.10
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Madiun, Karawang, Senayan, Pontianak, Sorong

Tantangan Laksamana Yudo Margono, Anak Petani yang Bakal Jadi Panglima TNI

30 Nov 2022 : 21.10 Views 3

Okezone.com Okezone.com Jenis Media: Nasional

Tantangan Laksamana Yudo Margono, Anak Petani yang Bakal Jadi Panglima TNI

JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa akan memasuki masa pensiun pada 21 Desember 2022. Untuk itu, estafet jabatan Panglima TNI bakal segera terealisasi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memilih calon tunggal untuk mengisi posisi orang paling penting di TNI tersebut. Surat Presiden (Surpres) Calon Panglima TNI itu telah diserahkan oleh Mensesneg Pratikno kepada Ketua DPR RI Puan Maharani pada 28 November 2022.

"Bahwa nama yang diusulkan Presiden untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa adalah Laksamana TNI Yudo Margono, Kepala Staf Angkatan Laut," kata Puan Maharani di Gedung DPR, Jakarta, Senin 28 November 2022.

Presiden Jokowi menyebutkan salah satu alasan pengajuan Laksamana TNI Yudo Margono sebagai calon tunggal Panglima TNI adalah karena rotasi matra.

"Satu, yang kita ajukan satu (calon), Kasal yang sekarang, karena memang kita rotasi matra," kata Presiden di Pontianak, Selasa 29 November 2022.

Tahapan selanjutnya adalah uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) kepada calon Panglima TNI tersebut. Rencananya, uji kelayakan itu akan dilakukan DPR pada pekan depan setelah mendapatkan penugasan dari Badan Musyawarah (Bamus) DPR kepada Komisi I DPR.

Ada banyak tantangan yang akan dihadapi Laksamana Yudo Margono. Secara sederhana, paling tidak ada dua jenis tantangan yang harus dihadapi oleh Laksamana Yudo, yakni tantangan yang berasal dari dalam dan luar TNI itu sendiri.

Dari sisi tantangan internal TNI, jika nanti sudah menjabat Panglima TNI, Laksamana Yudo tentu saja harus membuat TNI sekarang ini menjadi lebih baik lagi. Pengamat militer dan pertahanan dari Indonesia Defence Strategy Forum (IDFS) Septiawan menyoroti tiga aspek soal kesejahteraan, pembangunan infratruktur dan alutsista yang harus menjadi fokus Laksamana Yudo.

Kesejahteraan prajurit, kata dia, adalah kunci pembentukan postur TNI yang profesional dalam melaksanakan tugas pokoknya menjaga kedaulatan negara.

"Sosok Laksamana TNI Yudo Margono telah berhasil meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI AL selama masa kepemimpinannya sehingga dapat memberikan efek yang begitu fantastis dalam pembangunan SDM prajurit TNI AL yang berkualitas," kata Septiawan, Senin 28 November 2022.

Di sisi lain, Laksamana Yudo mendapatkan titel Bapak Infrastruktur TNI AL karena memiliki prestasi pembangunan. Di mana lebih dari ratusan infrastruktur utama dan penunjang TNI AL dibangun pada masa kepemimpinannya.

“Tidak salah kalau kita menyematkan titel Bapak Infrastruktur TNI AL," ungkap dia.

Nah, tentu hal ini yang kembali diharapkan dari Laksamana Yudo untuk dilakukan, tentu dalam skala lebih besar saat dirinya menjabat Panglima TNI.

Selain itu, Laksamana Yudo juga disebut membawa perubahan birokrasi di TNI AL dengan terwujudnya right sizing organisasi.

"Harapan sangat besar bertumpu pada keberlanjutan setelah ini yaitu peningkatan postur dan alutsista TNI yang semakin berkualitas guna kejayaan maritim Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Septiawan.

Sementara itu, ada sejumlah tantangan dari luar TNI yang harus disikapi dengan penuh kebijaksanaan dari Laksamana Yudo. Antara lain adalah penanganan konflik Papua hingga dinamika Laut China Selatan.

Pemilu yang digelar pada 2024 juga menjadi salah satu sorotan tantangan dari Panglima Baru TNI yang akan menggantikan Jenderal Andika.

Selain itu, peran TNI dalam mengatasi dampak ekonomi global juga menjadi sorotan, termasuk dari Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

"Ya saya pikir panglima TNI harus menjelaskan secara sistematis, bagaimana peran serta atau peran aktif TNI dalam menghadapi, bersama-sama kita menghadapi, mengantisipasi tantangan atas dampak ekonomi global ke depan," kata Dasco di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu 30 November 2022.

TNI, kata dia, sebagai unsur penting dalam Republik Indonesia harus memiliki sikap untuk mengantisipasi hal tersebut. "Nah oleh karena itu, tantangan ke depan adalah bagaimana panglima TNI bisa memberikan kontribusi TNI terutama dalam turut serta mengantisipasi hal tersebut, demikian," katanya.

Baca Juga: Peduli Pejuang Kanker, Donasi Rambut bersama Lifebuoy x MNC Peduli Tengah Berlangsung!

Profil Laksamana TNI Yudo Margono

Laksamana TNI Yudo Margono merupakan anak seorang petani. Dirinya lahir di Madiun, Jawa Timur, pada tahun 1965. Dia lulus dari Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-33 pada 1988.

Walau menjadi anggota TNI AL, Yudo juga kuliah mahasiswa S-1 Ekonomi Manajemen pada 2014, dilanjutkan S-2 Manajemen.

Lalu, dari sisi karier di dunia militer, dia pernah memegang 19 jabatan sejak 1988. Termasuk menjadi komandan di delapan tempat yang berbeda.

Yudo mengalawi karier militernya dengan mengikuti sederet pendidikan militer sejak tahun 1900-an. Misalnya Kursus Koordinasi Bantuan Tembakan (Korbantem) (1989), Kursus Perencanaan Operasi Amphibi (1990), Kursus Pariksa (1992), Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa)/Kom Angkatan 6 (1992-1993), Pendidikan Lanjutan Perwira (Diklapa) ll/Koum Angkatan 11 (1997-1998), Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Seskoal) A-40 (2003), Sesko TNI A-38 (2011), dan Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas RI) Rl PPRA A-52 (2014).

Yudo mengawali karier di kapal perang selepas lulus dari Akademi Angkatan Laut. Dirinya saat itu menjadi Asisten Perwira Divisi (Aspadiv) Senjata Artileri Rudal di KRI YNS 332 (1988), Kadep Ops KRI Ki Hajar Dewantara 364.

Kerier Yudo kian moncer di TNI AL. Dia lalu menjadi Komandan KRI Pandrong 801, Komandan KRI Sutanto 877, Komandan KRI Ahmad Yani 351, Komandan Lanal Tual (2004-2008), Komandan Lanal Sorong (2008-2010).

Yudo lalu menjabat Komandan Satkat Koarmatim pada 2010. Kemudian dirinya ditunjuk menjadi Panglima Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) pada 2017-2018.

Selanjutnya, dirinya dipercaya mengemban Panglima Komando Armada I (sebelumnya Pangkoarmabar) yang menduduki wilayah laut Indonesia bagian barat (2018-2019).

Pada 2018 tersebut, tim merupakan penemu black box atau kotak hitam Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat.

Pada 2019-2020, dia menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I, komando utama operasi Markas Besar Tentara Nasional Indonesia.

Yudo berada di pangkat bintang tiga atau laksamana madya saat Pangkogabwilhan I ini. Dirinya saat itu mampu meredam ketegangan di wilayah Natuna, Kepulauan Riau, karena adanya pelanggaran oleh kapal nelayan China pada 2020.

Berbekal prestasinya, Yudo kemudian dipercaya mengemban jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) untuk menggantikan Laksamana TNI Siwi Sukma Adji yang memasuki masa pensiun pada 2020.

Sederet penghargaan diraih Laksamana Yudo atas prestasinya. Antara lain, Bintang Dharma, Bintang Jalasena Utama, Bintang Kartika Eka Paksi Utama, Bintang Swa Bhuwana Paksa Utama, Bintang Bhayangkara Utama, dan Bintang Jalasena Naraya.

Terkini, dia menyabet penghargaan Pingat Jasa Gemilang - Tentera (PJG) - Singapura (2022) dan Honorary Member of the Order of Australia (Military Division) - Australia (2022).

Sementara sejumlah brevet pernah didapatnya, brevet atas air, brevet selam TNI AL, brevet kavaleri Marinir kelas I, brevet Hiu Kencana, brevet Kopaska, Wing Penerbang TNI AU, dan Wing Penerbal.

Sentimen: positif (99.2%)