Sentimen
Negatif (97%)
22 Nov 2022 : 12.10
Informasi Tambahan

Kasus: teror

Partai Terkait

Gagal Atasi Ekonomi Rakyat yang Jatuh Akibat Resesi, Benny K Harman Sebut Pemerintah Justru Alihkan Isu Pakai Jasa Buzzer

22 Nov 2022 : 19.10 Views 2

Fajar.co.id Fajar.co.id Jenis Media: Nasional

Gagal Atasi Ekonomi Rakyat yang Jatuh Akibat Resesi, Benny K Harman Sebut Pemerintah Justru Alihkan Isu Pakai Jasa Buzzer

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR - Wakil Ketua DPP Demokrat Benny K Harman, blak-blakan mengungkap senjata yang digunakan Pemerintah untuk mengalihkan perhatian publik dari kegagalannya.

Benny menyorot morat-maritnya ekonomi Indonesia akibat dari resesi dunia. Menurutnya, untuk menutupi hal itu. Pemerintah mengerahkan para buzzernya.

"Senjata pamungkas untuk mengalihkan perhatian publik atas kegagalan pemerintah mengatasi ekonomi rakyat yang morat-marit akibat resesi ekonomi ialah mengerahkan buzzerRp untuk memainkan isu sektarian," ujar Benny, dikutip dari unggahan twitternya, @BennyHarmanID (21/11/2022).

Benny melihat, para buzzer sengaja dikerahkan untuk menebar teror di media sosial. Tujuannya, untuk menakuti masyarakat.

"Menebar teror di Medsos agar warga ketakutan bersuara," tandas Benny.

Hal tersebut bukan pertama kalinya Benny mengulik soal buzzer yang dipelihara pemerintah. Sebelumnya, Benny pernah membandingkan antara zaman otoriter dan zaman sekarang.

Menurut Benny, zaman otoriter, stabilitas politik dicapai dengan senjata. Jika ada yang berani melakukan aksi unjuk rasa, massanya ditangkap.

"Di zaman otoritarian, stabilitas politik dicapai dgn bedil atau senjata. Para aktivis ditangkap," ujar Benny, dikutip dari unggahan twitternya, @BennyHarmanID (16/11/2022).

Sementara zaman sekarang, menurut pengakuan Benny. Cukup dengan mengerahkan buzzeRp. Ini yang menarik di Indonesia. Serangan para buzzeRp sangat kejam kepada siapa saja yang dianggap mengancam pemerintahan.

"Zaman now cukup dgn kerahkan buzzer, pada muncul seperti rayap dari gua hantu, ndak penting logika.Power of reason tergusur sama power of money," tandasnya.

(Muhsin/fajar)

Sentimen: negatif (97%)