Bojonegoro (beritajatim.com) – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bojonegoro Sukur Priyanto mengakui bahwa Pemkab Bojonegoro dalam hal ini Bupati Anna Mu’awanah sudah membuat komitmen bersama pimpinan DPRD soal rencana pemindahan pasar kota.

Salah satu komitmen bersama itu, menurut Ketua DPC Partai Demokrat, diantaranya pemindahan pedagang yang sebelumnya berjualan di Pasar Kota dilakukan setelah Hari Raya Idul Fitri. Para pedagang yang dipindahkan ke Pasar Wisata yang ada di Desa Banjarejo Kecamatan Bojonegoro juga tidak semuanya.

“Komitmen itu dilakukan beberapa minggu lalu, relokasi pasar akan dilakukan setelah Idul Fitri, itu pun untuk para pedagang yang tidak mempunyai lapak, sementara yang sudah punya lapak akan dipindahkan pada 2024 mendatang,” ujar Sukur, Kamis (17/3/2022).

Namun, belakangan muncul informasi tender di laman website LKPP Bojonegoro untuk pengerjaan konstruksi dengan nama paket pengerjaan Pemanfaatan Lahan Ex Pasar Kota Bojonegoro. Paket dengan jenis pengerjaan kontruksi senilai Rp19.375.000.000 itu dari satuan kerja Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Cipta Karya.

Dalam pengumuman tender tersebut disebutkan bahwa tahapannya jadwal pemilihan penyedia akan dilakukan pada April 2022, kemudian jadwal pelaksanaan kontrak pada Mei 2022, dan pemanfaatan barang/jasa dilakukan pada Desember 2022.

“Saya kaget melihat pengumuman lelang di website LKPP Bojonegoro yang menyebutkan nama Pasar Kota Bojonegoro menjadi Ex Pasar Kota Bojonegoro,” ujarnya.

Sukur menilai dengan perubahan nama dalam pengerjaan tender itu dapat membuat gaduh para pedagang di pasar Kota Bojonegoro, Selain itu, dia juga mempertanyakan komitmen Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah dalam menangani pemindahan para pedagang di Pasar Kota Bojonegoro.

“Tentunya dengan perubahan nama tersebut, para pedagang menilai komitmen Ibu Bupati Bojonegoro tidak serius dan akan segera melakukan relokasi dalam waktu dekat terhadap para pedagang pasar,” pungkasnya. [lus/ted]