Djoko Susanto
Informasi Umum
- Jabatan: Pengusaha; Pemilik Alfamart Group
- Tempat & Tanggal Lahir: Kwok Kwie Fo, 1950, Jakarta, Indonesia
Karir
- Tidak ada data karir.
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
Djoko Susanto (lahir Kwok Kwie Fo, 1950, Jakarta, Indonesia) adalah seorang pengusaha asal Indonesia. Ia adalah pemilik grup Alfamart, bisnis ritel dengan mini-mart konsep. Pada 2014, Forbes menempatkan ia pada urutan 27 dari 50 orang terkaya di Indonesia. Djoko adalah anak keenam dari 10 bersaudara, ia hanya mencapai kelas 1 dan terpaksa harus putus sekolah karena pemerintah Indonesia melarang siswa dengan nama-nama Cina (ia kemudian mengubah nama terakhir). Pada usia 17 ia mulai mengelola usaha milik orang tuanya 560-kaki kios sederhana dengan nama Sumber Bahagia di dalam Pasar Arjuna, sebuah pasar tradisional di Jakarta. Kios tersebut menjual bahan makanan pada saat itu, selanjutnya ia juga menjual rokok dan membuka warung. Kesuksesannya ini menarik perhatian Putera Sampoerna, yang mempunyai perusahaan rokok tembakau dan cengkih terbesar di Indonesia saat itu. Mereka bertemu pada awal 1980 dan bersepakat pada 1985 untuk membuat 15 kios di beberapa lokasi di Jakarta. Pada 27 Agustus 1989 Lahirlah Alfa Toko Gudang Rabat yang mempunyai konsep supermarket. Nama "Alfa" digunakan karena bersifat netral, tidak mengandung salah satu nama kedua orang pendirinya. Alfa Toko Gudang Rabat inilah cikal bakal kesuksean Djoko Susanto dengan brand Alfa. Pada 2007, ia mendirikan Alfamidi dengan badan hukum bernama PT. Midimart Utama. Ini merupakan salah satu idenya dalam diferensiasi merek yang berakhir sukses. Namun tidak semua usahanya sukses. Alfa Supermarket yang awalnya bernama Alfa Toko Gudang Rabat akhirnya harus dijual kepada Carrefour. Hal ini karena Alfa Supermarket tidak menghasilkan pendapatan yang signifikan akibat kalah bersaing dengan supermarket lain. Akhirnya ia fokus pada ritel mini market. Langkah Djoko tepat dalam menginvestasikan uangnya ke Alfamart dan Alfamidi. Hal ini ditandai dengan semakin menjamurnya gerai Alfamart di berbagai daerah dan terbentuknya kerja sama Alfamidi dengan Lawson. Bisnis ini pula yang mengantar Djoko menjadi orang terkaya ke-25 di Indonesia pada 2011, dan naik ke peringkat ke-17 pada awal 2012, menurun menjadi 20 pada bulan November 2012. Pada tahun 2014, ia berada di urutan 27. Melalui Yayasan Pendidikan Bunda Mulia yang didirikan pada tahun 1986, Djoko Susanto mendirikan Universitas Bunda Mulia dan Sekolah Bunda Mulia. Di Yayasan pendidikan Bunda Mulia, ia menjadi Pendiri dan Penasihatnya. Tahun 2003, Yayasan Pendidikan Bunda Mulia mengembangkan kampus kedua yang berlokasi di Jl. Lodan Raya No.2, Jakarta utara, dengan luas tanah 45.000 m2.
Berita Terkait
No | Judul | Tanggal | Media | Action |
---|---|---|---|---|
1 | Kanwil ATR/BPN Jatim Tuntaskan Program TORA 2024, Djoko Susanto Fokus pada Jember | 21/12/2024 | JPNN.com | Lihat Berita |
2 | Kekayaan 50 Orang Paling Tajir Indonesia Melebihi APBN 2025 - Halaman all | 15/12/2024 | Tribunnews.com | Lihat Berita |
3 | Hasil Rekapituasi Suara KPU: Ini Paslon Pemenang Pilkada 2024 di Jawa Timur | 8/12/2024 | Espos.id | Lihat Berita |
4 | Hasil Rekapitulasi Suara KPU: Ini Paslon Pemenang Pilkada 2024 di Jawa Timur | 8/12/2024 | Espos.id | Lihat Berita |
5 | Berani Laporkan Politik Uang Pilkada Jember 2024, Paslon Janjikan Hadiah Rp1 M | 27/11/2024 | Espos.id | Lihat Berita |