Philemon Arobaya

Informasi Umum

  • Jabatan: Dubes RI di Chili 15 Oktober 2014
  • Tempat & Tanggal Lahir: Lahir : -

Karir

  • Tidak ada data karir.

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Drs. Philemon Arobaya Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan pada Organisasi Internasional Diplomat asal Papua yang juga alumnus Universitas Cendrawasih ini tidak pernah membayangkan bahwa dirinya akan menjadi seorang diplomat, selain latar pendidikannya yang seharusnya menjadi seorang guru, dulu ia pun tidak paham dengan Kementerian Luar Negeri. Namun perjalanan hidup diplomat yang aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan pada masa kuliahnya ini berkata lain. Di awali dengan terpilihnya dirinya untuk mengikuti program pertukaran pemuda RI-Kanada pada tahun 1981-1982 mewakili KNPI, hingga tawaran dari dosennya untuk mengikuti tes penerimaan pegawai Kemlu, padahal saat itu ia sedang persiapan skripsi dan masih ada empat mata kuliah lagi yang harus diselesaikan. Satu bulan setelah tes, ayah dari dua orang putra dan satu putri ini memperoleh kabar bahwa ia lulus seleksi, karena itulah kuliahnya harus dipercepat hanya dalam satu bulan. “Hal ini saya lihat sebagai sebuah kesempatan yang baik bagi kami para putera daerah Papua, karena pada saat itu baru pertama kali ada penawaran resmi dari pemerintah, dalam hal ini Kemlu, untuk melibatkan para putera Papua guna di didik menjadi diplomat” jelas Kepala P3K-OI ini. Menurut penggemar olah raga tenis ini, banyak hal yang dapat dipelajari ketika bergabung di Kemlu, dan yang terpenting adalah kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan saudara-saudara dari daerah-daerah lainnya di Indonesia. Suami dari Juliana Agustina Arobaya ini menyatakan banyak suka duka yang dirasakan pada saat menjadi diplomat. “Yang penting adalah bagaimana kita bekerja dengan sebaik mungkin dan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Semua tugas yang diberikan itu baik, tinggal tergantung bagaimana kita melihat dan melaksanakannya”. Alumni Sekdilu Angkatan XI yang pernah ditempatkan di Colombo, Canbera, Davao City dan Yangon ini memulai tugasnya di bidang protokol dan konsuler hingga penempatan ketiga, selanjutnya dipercaya untuk bertugas di bidang politik, dan sempat menjabat sebagai Kuasa Usaha Ad Interim di KBRI Yangon pada 2006-2008. Diplomat yang hobby mengurus tanaman, dan selalu menyempatkan diri setiap harinya untuk merawat tanaman-tanamannya, setiap minggunya selalu menyantap makanan khas derahnya, sagu vorno atau papeda dengan kuah gulai ikan, bersama keluarganya di rumah, dan sesekali juga menyempatkan untuk makan bersama di luar rumah. Terkait dengan hobby-nya tersebut, menurutnya banyak hal yang bisa diperoleh dari merawat tanaman, khususnya kesabaran dan ketelitian. Diplomat yang lebih memilih berjalan kaki dan menggunakan kendaraan umum ketika berangkat ke kantor ini juga senang beres-beres rumah dan lukisan. Koleksi lukisan dari batu permata yang dimilikinya sekarang ini ada sekitar 30 buah, dan sebelum ini bahkan mencapai 50 buah. Menggunakan kendaraan umum, adalah salah satu upayanya untuk tetap menjaga kebersihan hati dari hal-hal yang negatif, seperti misalnya rasa amarah. Menanggapi permasalahan yang dihadapi daerah asalnya, menurutnya Papua memang memiliki permasalahan yang pelik dalam arti perlu penanganan yang serius. “Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan lebih banyak melibatkan orang Papua di daerah dengan berbagai kegiatan, kemudian juga memperbanyak sosialisasi. Berikan kesempatan kepada kami, putra Papua yang berada di luar daerah, untuk lebih banyak melakukan dorongan dan mencoba meminimalisir pikiran-pikiran mereka yang tidak menguntungkan”. Kepala P3K-OI ini mengajak saudara-saudaranya di daerah untuk mendorong pemuda Papua agar masuk ke Kemlu dan memastikan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk bersaing dengan sudara-saudara mereka dari daerah lain. “ Jadi jangan hanya berteriak meminta ini dan itu tetapi tidak siap untuk bersaing” tegasnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait tokoh ini.