Yahya Jammeh
Informasi Umum
- Jabatan: Presiden Gambia Ke-2 (1994-2017)
- Tempat & Tanggal Lahir: Kanilai, Gambia, 25 Mei 1965
Karir
- 1. Presiden Gambia Ke-2 (1994-2017)
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
Yahya Jammeh, Presiden Gambia, sangat terkejut ketika menerima kekalahan dalam pemilihan Presiden setelah 22 tahun berkuasa, dan ia mengatakan akan menggugat hasilnya. Jammeh dikenal dengan ciri khasnya yaitu serimg berjalan-jalan menggunakan tasbih dan tongkatnya, ia terkenal sebagai salah satu pemimpin yang paling eksentrik dan kejam di dunia. Jammeh menggambarkan dirinya sebagai seorang Muslim yang taat dengan kekuatan ajaib, seperti kekuatan untuk menyembuhkan orang dari Aids dan infertilitas. Dia juga berpendapat bahwa homoseksualitas mengancam eksistensi manusia. Yahya (Abdul-Aziz Jemus Junkung) Jammeh adalah Kepala Negara Gambia saat ini. Sebagai pimpinan Dewan Pemerintahan Sementara angkatan Bersenjata, ia mengontrol penuh negaranya di tangan militer saat terjadi kudeta pada Juli 1994. Ia lahir di Kanilai. Orangtuanya adalah imigran dari Senegal. Ia sendiri tergolong etnis Jola. Pada Desember 1989 Jammeh menjadi anggota Pasukan Pengawal Presiden Dawda Jawara. Ia juga ikut serta dalam Pasukan Penjaga Perdamaian Gambia, yang dikirim ke Liberia, dan kemudian mengikuti latihan di Turki dan Amerika Serikat. Pada 22 Juli 1994, sebagai seorang letnan di Korps Polisi Militer dan pemimpin Dewan Penguasa Sementara Angkatan Bersenjata, Jammeh memimpin kudeta terhadap Jawara dan berhasil menggulingkannya. Ia menduduki jabatannya sebagai kepala negara termuda di dunia saat itu. Ia terpilih sebagai presiden untuk masa dua tahun pada 6 November 1996 dalam sebuah pemilihan umum yang sangat banyak dikritik. Ia adalah pendiri dan politikus Partai Aliansi untuk Reorientasi dan Pembangunan Patriotik. Ia terpilih kembali pada pemilihan umum 18 Oktober 2001 dengan sekitar 53% suara. Pemilu ini pada umumnya dianggap bebas dan adil oleh para pengamat. Jammeh telah dituduh membatasi kebebasan pers. Undang-undang pers yang baru dan keras diikuti oleh pembunuhan yang tidak terpecahkan atas seorang wartawan yang kritis terhadap mereka, Deyda Hydara, pada Desember 2004. Sebuah upaya kudeta terhadap Jammeh dilaporkan telah digagalkan pada 21 Maret 2006; Jammeh, yang saat itu sedang berada di Mauritania, segera pulang ke negaranya. Kepala staf Angkatan Daraat Ndure Cham, tertuduh pemimpin komplotan itu, dilaporkan melarikan diri ke negara tetangga Senegal, sementara para anggota komplotan lainnya ditangkap dan telah diadili ataas tuduhan berkhianat. Jammeh mencalonkan dirinya untuk ketiga kalinya sebagai presiden pada 22 September 2006; pemilu ini mulanya direncanakan akan diselenggarakan bulan Oktober tetapi kemudian diajukan dengan alasan datangnya Ramadan. Jammeh terpilih kembali dengan 67,3% suara dan dinyatakan seagai pemenang dalam pemilu itu. Kandidat oposisi Ousainou Darboe mendapat tempat kedua, seperti pada 2001.
Berita Terkait
Tidak ada berita terkait tokoh ini.