Fahira Idris

Informasi Umum

  • Jabatan: Anggota Dewan Perwakilan Daerah Jakarta (2014-2016)
  • Tempat & Tanggal Lahir: Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia, 20 Maret 1968

Karir

  • 1. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Jakarta (2014-2016)
  • 2. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1987-1992)

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Fahira Fahmi Idris merupakan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) DKI Jakarta sejak 2014. Fahira berusaha untuk menyerap aspirasi masyarakat, hal itu dibuktikannya dengan mendirikan Rumah Aspirasi Fahira Idris (RAFI). Fahira Idris dikenal sebagai putri dari Fahmi Idris,  politisi senior Partai Golkar yang pernah menjabat Menteri Tenaga Kerja Indonesia pada pemerintahan Presiden Habibie dan sebagai Menteri Perindustrian Indonesia pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ibu dari Fahira, adalah Hj. Kartini Hasan Basri yang berdarah Banjar, putri dari KH. Hasan Basri, mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).  Fahira Idris menjadi buah bibir ketika dirinya berani mengkritik Front Pembela Islam (FPI) yang kerap meresahkan publik. Pernah juga dia datangi markas FPI untuk berdialog soal keluhan masyarakat terkait FPI. Karena itu dia menjadi terkenal di twitter. Tahun 2005, Fahiradinobatkan sebagai The Most Favourite Inspiring Woman oleh salah satu media. Bulan Januari 2013, Fahira terpilih lagi sebagai salah satu dari 8 Wanita Inspiratif & Informatif di Tweeter versi Fimela.com. Sebelum masuk dunia politik, Fahira pengusaha parsel dan bunga. Dia memimpin beberapa perusahaan antara lain Nabila Parcel Bunga Internasional, Aries Shooting Club, dan PT. Aries Mandiri Indonesia. Selain bisnis, Fahira aktif sebagai Ketua harian Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) DKI Jakarta dan Ketua Umum Saudagar Muda Minang. Fahira menikah dengan seorang pria bernama Aldwin Rahadian, SH., dan pernikahan mereka telah dikaruniai dua orang anak yang bernama Nabila Zahra dan Nazira Auliya. Fahira pernah terlibat dalam sejumlah kegiatan sosial. Ia pernah menjadi relawan pada tanggap bencana erupsi gunung Galunggung (1982), gempa Yogyakarta (2006), serta gempa bumi dan tsunami Sumatera Barat (2009). Belakangan, bersama teman-teman twitter-nya, ia mendirikan Posko Bantu Banjir di Rumah Damai Indonesia pada saat Jakarta terkena banjir bandang pada Januari 2013.