Tommy Soetomo
Informasi Umum
- Jabatan: Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II
- Tempat & Tanggal Lahir: Cimahi, 17 Mei 1960
Karir
- 1. Kepala Divisi Kredit Bank Bukopin
- 2. Direktur Bank Muamalat
- 3. Wakil Direktur Utama Republika
- 4. Direktur Utama PT Angkasa Pura I
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
Tommy Soetomo banyak dikenal di kalangan perbankan dan media. Kelar kuliah di Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran, Bandung. Di tahun 1986, dia pernah berkiprah di Bank Bukopin sampai 1993. Karir puncaknya di Bank Bukopin sebagai kepala divisi kredit. Ia juga pernah menjadi Wakil Direktur Utama Induk Koperasi Unit Desa (Inkud) di tahun 1994-1995. Selepas jadi Wakil Dirut Inkud, Tommy sempat kembali ke dunia perbankan. la sempat jadi Direktur Bank Muamalat dan Bank Intan. Tommy, berkiprah di dunia perbankan sampai tahun 1999. Setelah itu, bapak lima anak ini terjun ke dunia media massa. Di Republika ia sempat jadi wakil direktur utama . Empat tahun dia mendalami media hingga Republika berganti manajemen, dan dipimpin Erick Thohir pada 2001. Tahun 2004, Tommy mulai berpolitik. Jenderal (purnawirawan) Wiranto memintanya menjadi salah satu manajer kampanye. Di tim sukses Wiranto, Tommy bersama mantan Kepala Staf Umum TNI (Purn) Suaidi Marabessy, Mayjen TNI (Purn) AA Nasution, Tito Sulistio, Tommy Soetomo, Addy Mashud, serta sejumlah kader Golkar dan simpatisannya sampai tingkat bawah. Di Tim itu juga, Tommy bersama Tito Sulistio-pengusaha muda- yang dikenal sebagai kawan dekat Siti Hardiyanti Rukmana –mbak Tutut- yang juga menjadi direktur kampanye. Posisi Tommy waktu itu adalah Direktur Operasi Pemenangan Pemilu. Tim itu berhasil memenangkan Wiranto pada Konvensi Partai Golkar. Pada pemilu presiden tahun 2004, Wiranto tersingkir pada putaran pertama, dan tim itu bubar. Di dunia setengah politik dan bisnis, Tommy ambil peranan. Oleh Sugiharto Menneg BUMN (2004-2007), ia dipercaya menangani masalah logistik. Ketika tsunami melanda Aceh, Tommy ditunjuk sebagai Komandan Satuan Tugas Tim Relawan BUMN. Dua minggu lebih ia memimpin penyaluran bantuan. Di Tim khusus yang dibentuk Menneg BUMN Sugiharto, Tommy bertugas merestrukturisasi beberapa BUMN. Setelah Menneg BUMN Sugiharto masuk daftar pergantian kabinet, karier Tommy di BUMN tidak ikut kandas. Tommy diangkat menjadi Direktur Keuangan PT Angkasa Pura II (Persero). Setelah enam tahun di BUMN, pada hari Jumat, 23 juli 2010, Kementerian BUMN merombak susunan dewan direksi PT Angkasa Pura (AP) I dan II. Tommy dipercaya sebagai Direktur Utama PT AP I dan Tri S Sunoko Dirut PT AP II. Waktu itu Tommy, menggantikan Bambang Darwoto. Karir Tommy selama menjabat sebagai Dirut Angkasa Pura I mendapat banyak masalah. Sewaktu menjabat sebagai Dirut AP I, Tommy diduga melakukan korupsi. Ia dituduh korupsi dalam pengadaan 5 unit mobil pemadam kebakaran di lingkungan Angkasa Pura I tahun anggaran 2011 sebesar Rp 63 miliar. Tommy tersandung korupsi bersama Direktur PT Scientek Computindo berinisial HL. Waktu itu Tommy ditetapkan tersangka tahun 2013 dan diancam selama 20 tahun penjara sesuai UU Tipikor Nomor 31 Tahun 1999 yang diubah dengan UU Nomor 21 Tahun 2000. Namun, selama satu tahun ditetapkan sebagai tersangka, Tommy belum pernah diperiksa sebagai tersangka. Sekretaris AP I waktu itu, Farid Indra Nugraha mengatakan, sepengetahuannya, selama ini belum pernah ada pemeriksaan kepada Tommy. Setelah setahun berjalan tanpa kejelasan, Kejaksaan Agung (Kejagung) menerbitkan surat penghentian penyidikan perkara (SP3) kasus dugaan korupsi pengadaan lima unit mobil pemadam kebakaran di Angkasa Pura I senilai Rp 63 miliar. Dua pekan setelah status tersangka Tommy gugur, muncul surat Keputusan Menteri BUMN No. SK-98/MBU/06/2015 tertanggal 22 Juni 2015 tentang pemberhentian Tommy sebagai Dirut AP I. Pria kelahiran Cimahi ini dianggap berprestasi. Hasilnya, beberapa bandara di dalam negeri bertengger di tiga besar Airport Council International. Salah satunya bandara Ngurah Rai di Bali yang mendapatkan peringkat tiga tingkat internasional. Selama menjabat di AP I pula, Tommy berhasil mengoperasikan terminal penumpang yang selama ini mangkrak. Tommy, juga menginisiasi pemindahan bandara komersil Adi Sucipto dan memindahkan ke Kulon Progo.Pada Selasa, 29 Maret 2016 siang, Tommy Soetomo ikut mendatangani petisi berjudul 'Cabut Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi'. Petisi tersebut ditulis Aktivis Antikorupsi Emerson Yunto yang menganggap Su Kyi rasial dan intoleran terhadap kaum Muslim di Myanmar.
Berita Terkait
Tidak ada berita terkait tokoh ini.