Monty Tiwa

Informasi Umum

  • Jabatan: Sutradara Film Indonesia
  • Tempat & Tanggal Lahir: Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia, 28 Mei 1976

Karir

  • 1. Sutradara Film Indonesia
  • 2. SD Ora Et Labora
  • 3. SMP Ora Et Labora
  • 4. SMA Negeri 6 Jakarta

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Monty Tiwa bekerja sebagai pencipta lagu, penulis lepas, dan sutradara film. Dari seorang penulis skenario, dia berkembang menjadi sutradara. Monty juga membentuk komunitas filmmaker dengan bendera Moviesta. Monty juga menekuni dunia musik, lagu Jablay yang dinyanyikan Titi Kamal dalam film Mendadak Dangdut, merupakan ciptaannya. Monty Tiwa sudah menekuni dunia tulis menulis sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama. “Menulis buat gue udah hobi banget. Menulis adalah hal yang selalu akan gue lakukan ketika gue ngga tau mau ngapain,” ujar lulusan sekolah Ora Et Labora ini. Tulisan awal Motny Tiwa ialah cerita-cerita lucu, sarat komedi. Setelah kuliah dari Universitas Kansas, bersama teman-temannya membuat website yang isinya berita-berita tentang Indonesia. “Tahun 96-97 kan internet lagi booming tuh di Amerika, jadi kita bikin website yang isinya tentang berita-berita Indonesia. Nah, di situ gue jadi pendiri sekaligus yang ngisi tulisannya,” cerita Monty. Dari website ini perjalanan karir Monty Tiwa sebagai penulis dimulai. Kisahnya dimulai ketika tulisannya dibaca seorang produser di salah satu televisi swasta Indonesia. Tulisannya dinilai memiliki kreatifitas tinggi. Producer ini pun menawari Monty Tiwa dengan jabatan Creative Writer di televisi swasta dengan syarat kembali ke Indonesia. Ia tak menolah, proyek pertama yang dikerjakan olehnya adalah cerita layar lebar berjudul Andai Ia Tahu di tahun 2002. Ia mengaku tidak memiliki pengetahuan dan keahlian untuk menulis skenario layar lebar kala itu. “Gue ngerasa ada kesempatan buat gue. Di Trans kan banyak creative writer, tapi mereka nguji para writer untuk membuat sepuluh halaman skrip pertama, dan rupanya yang mereka rasa cocok adalah gue,” jelas Monty. Ia mengaku menjumpai banyak hambatan. Hambatan terbesarnya adalah ketika ia harus memilah-milah mana yang penting atau tidak penting untuk dimasukkan ke dalam sajian film berdurasi 90 menit. “Banyak penulis yang berangkat dari penulis novel, termasuk gue. Tapi ternyata banyak hal yang bisa kita lakukan di novel ternyata tidak bisa kita kerjakan di skrip,” jelas Monty. Sejak ia bisa menaklukkan hambatan itu, ia pun dapat mengerjakan proyek-proyek lainnya dengan lebih cermat. Sebab, pengalaman juga mengajarinya banyak hal. Tercatat di tahun 2003 dan 2005 Monty mengerjakan dua skenario, Biarkan Bintang Menari dan Vina Bilang Cinta. Di tengah-tengah pencarian jati dirinya dalam dunia tulis menulis, Monty juga berkeinginan untuk dapat mengawal tulisannya untuk diterima dengan baik oleh penonton. Ia menemukan caranya, yakni dengan menjadi sutradara. “Hal itu lantaran keinginan dari gue untuk mengawal tulisan gue menjadi sesuatu yang memang gue harapkan, seperti layaknya gue mengawal anak gue masuk ke sekolah dan lulus.