Eddy Soeparno

Informasi Umum

  • Jabatan: Sekretaris Jenderal PAN (2015-2020)
  • Tempat & Tanggal Lahir: Jakarta, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia, 6 Mei 1965

Karir

  • 1. Direktur Investment Banking Group Asia Pacific (2005-2008)
  • 2. Sekretaris Jenderal PAN (2015-2020)
  • 3. Magister Hukum Ekonomi Universitas Indonesia
  • 4. Sarjana Hukum Internasional Universitas Indonesia

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Ketua Umum terpilih Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, pada Selasa 17 Maret 2015 membuat suatu pengumuman penting. Ia menyebut nama Eddy Soeparno sebagai Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (Sekjen PAN) untuk periode kepengurusan 2015-2020. Sebelum terjun ke dunia politik, pria bernama lengkap Mohammad Eddy Dwiyanto Soeparno ini berpengalaman dalam dunia perbankan. Di wilayah Asia misalnya, Eddy pernah berkecimpung di negara Singapura dan Hongkong. Tapi kiprahnya tak hanya di bank. Ia juga pernah jadi direktur investasi di Bank Amerika Merrill Lynch. Dalam hal pendidikan, Eddy menyandang gelar sarjana hukum internasional dan magister hukum ekonomi dari Universitas Indonesia. Eddy juga aktif mengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin). Ia menjadi adalah ketua komite infrastruktur untuk Inggris dan Eropa barat. Sebelum didapuk menjadi sekjen, Eddy bukanlah nama yang amat dikenal di kalangan kader partai matahari biru itu. Nama-nama yang beredar untuk posisi sekjen saat itu adalah Didik J Rachbini (Ketua DPP), Suyoto (Ketua DPW Jatim), Wahyu Kristanto (Ketua DPW Jateng), Mashfuk (Politikus Senior PAN), Hanafi Rais (Anggota DPR sekaligus putra Amien Rais) dan terakhir adalah Teguh Juwarno (Anggota DPR PAN). Untunglah rekam jejak politik Eddy menunjukkan bahwa ia bukan tak tahu apa-apa tentang PAN. Sebab, pada 2004, ia terlibat dalam kampanye calon presiden Amien Rais. Tak tanggung-tanggung, Eddy saat itu meninggalkan posisinya yang sudah tinggi di bidang perbankan demi membantu kampanye Amien. Setelah Amien kalah oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, Eddy kembali ke pekerjaannya di sektor perbankan, menjadi direktur bank HSBC. Saat ini, selain aktif di partai, Eddy merangkap beberapa posisi strategis di perusahaan-perusahaan besar, misalnya komisaris dan direktur di beberapa perusahaan grup Bakrie. Ini agak problematis, sebab sebelumnya ada permintaan dari kader agar dirinya fokus di partai saja dan menanggalkan pekerjaannya di korporasi. Kini, nama Eddy sedikit demi sedikit mulai dikenal publik. Ketika PAN bergabung ke dalam koalisi pemerintah, Eddy tampil di Istana Negara bersama ketua umum Zulkifli Hasan dan mantan ketua umum Soetrisno Bachir untuk mengumumkan sikap resmi partai itu.  Dari sisi pemikiran, putra dari M. Soeparno—mantan Direktur Utama Garuda Indonesia—ini berpendapat bahwa PAN adalah partai terbuka. Meski banyak kader PAN berasal dari organisasi Islam Muhammadiyah, menurutnya PAN adalah partai milik semua golongan. PAN saat ini memang tak hanya terdiri dari kader Muhammadiyah. Eddy mencontohkan Fraksi PAN di DPR periode lalu, 2009-2014. Saat itu, PAN “[h]anya memiliki satu posisi sebagai ketua komisi, [dan] kita menunjuk almarhum Laurens B. Dama sebagai ketua komisi. Almarhum Laurens beragama Katolik dan berasal dari NTT (non-muslim dan non-Jawa),” kata suami Sawitri Hardjoprakoso ini. Tak hanya pada DPR periode lalu, Eddy juga menunjukkan kepengurusan saat ini yang juga dibangun dengan unsur agama lain. “Saat inipun kita memiliki wakil ketua umum, Saudara Bara Hasibuan yang merupakan contoh dari keterbukaan PAN sebagai partai,” imbuh Eddy. Sumber riset: http://eddysoeparno.com/profil/biodata/