Soemarno

Informasi Umum

  • Jabatan: Menteri Urusan Bank Sentral Depkeu (1962-1964)
  • Tempat & Tanggal Lahir: Klaten, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Indonesia, 1 Januari 1900

Karir

  • 1. Eksekutif Direktur Bank Internasional untuk Rekontruksi dan Pembangunan di Washington (1958-1960)
  • 2. Gubernur BI (1960-1963)
  • 3. Menteri Koordinator Kompartemen Keuangan Depkeu (1963-1966)
  • 4. Menteri Urusan Bank Sentral Depkeu (1962-1964)

Pendidikan

  • Tidak ada data pendidikan.

Detail Tokoh

Soemarno adalah mantan Gubernur Bank Indonesia (1960-1963), Menteri Urusan Bank Sentral Indonesia (1962-1964) dan Menteri Koordinator Kompartemen Keuangan Indonesia (1963-1966) era Soekarno. Penunjukkan Soemarno saat itu bertepatan dengan kondisi Indonesia yang diambang bangkrut di tahun 1960. Presiden Soekarno lalu menunjuk Mr Soemarno sebagai Gubernur Bank Indonesia pada 26 Oktober 1960. Soemarno dianggap cakap dalam urusan keuangan. Dia pernah menjabat sebagai Eksekutif Direktur Bank Internasional untuk Rekontruksi dan Pembangunan di Washington sejak 1 November 1958 sampai dia dipanggil pulang ke Indonesia karena ditunjuk Gubernur Bank Indonesia. Era 1960an pengeluaran pemerintah untuk biaya politik membengkak. Ketika itu Presiden Soekarno berupaya merebut Irian Barat dan juga ada Konfrontasi dengan Malaysia. Akibat dari politik mercusuar ini dikabarkan anggaran negara membengkak dari angka Rp 6,9 milyar pada tahun 1960-an menembus Rp 1,6 triliun pada 1965. Pilihan Soekarno terhadap Soemarno di sisi lain adalah untuk membantu melancarkan politik ambisiusnya. Oleh karena itu dalam rangka menghadapi pembangunan nasional semesta berencana tahap pertama periode 1961-1969. Tugas Soemarno tak hanya memelihara keuangan negara, tapi jugasebagai konsultan ekonomi Presiden. Pernah juga Soemarno menjadi pejabat sementara Menteri Perdagangan, menggantikan Arifin Harahap yang harus menjadi delegasi Indonesia dalam lobi internasional. Soemarno adalah orang penting orde lama untuk mendukung ambisi Soekarno yang menerapkan politik mercusuar dengan menyatakan sebagai bangsa kuat yang tidak bepihak pada Blok Barat dan Blok Timur. Soemarno pernah ditugaskan Presiden Soekarno ke Moskow pada November 1962 untuk menegosiasikan perpanjangan pembayaran utang Indonesia kepada Uni Soviet. Indonesia dikabarkan harus membayar sebesar US$ 33 juta, sebagai pelunasan hutang pokok beserta bunganya. Soemarno menyatakan Indonesia belum mampu membayar utang sebesar itu. Menurutnya, “orang Indonesia belum bisa pakai celana pendek, suruh memakai dasi.” Krisis keuangan terus berlanjut setidaknya setelah meletus Peristiwa 30 September 1965. Dalam kondisi gawat darurat ini pun Soemarno masih dipercaya Soekarno untuk mengurusi keuangan negara Pada saat Soekarno membentuk Kabinet Dwikora II, 22 Februari 1966, Soemarno ditunjuk menjadi Menteri Kompartimen (Menteri Koordinator) di Bidang Keuangan. Selang sebulan, 27 Maret 1966, Presiden Soekarno menyempurnakan lagi kabinetnya menjadi Kabinet Dwikora III. Pasca Peristiwa 30 September dan Surat Perintah 11 Maret 1966 wibawa pemerintahan Soekarno menurun, kekacauan politik, serta krisis ekonomi yang masih berlanjut. Dalam Kabinet Dwikora III Presiden Soekarno berniat menyederhanakan struktur pemerintahan dengan membentuk Wakil Perdana Menteri dalam 6 bidang yakni, bidang antar lembaga tinggi negara, bidang politik, bidang Ekonomi – Keuangan—Pembangunan, bidang Pertahanan dan Keamanan dan bidang. Soemarno lagi-lagi berada dalam pusaran kekuasaan tersebut. Ia menjabat sebagai Deputi Menteri Keuangan di bawah koordinasi bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan yang dikepalai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono ke IX. Ketika Kabinet Ampera I krisis masih berlanjut sementara di sisi lain kekuatan-kekuatan baru muncul di bawah kendali Jenderal Soeharto. Sampai kemudian Soeharto dilantik menjadi Pejabat Presiden Republik Indonesia pada tanggal 12 Maret 1967 dan kekuasaan Presiden Soekarno runtuh. Soemarno pun digantikan oleh Frans Seda. Di masa Orde Baru nama Soemarno tenggelam. Belakangan, anak-anaknya muncul sebagai pengusaha yang masuk pemerintahan. Rini Mariani Soemarno ditunjuk Presiden sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Nama-nama Soemarno lain juga muncul seperti Ari H. Soemarno yang pernah menjabat sebagai Direktur Utama PT Pertamina. Juga Ongki P. Soemarno seorang pengusaha multibisnis, mantan eskekutif Grup Humpuss dan pemilik Aora TV.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait tokoh ini.