Usmar Ismail
Informasi Umum
- Jabatan: Sutradara Indonesia
- Tempat & Tanggal Lahir: Bukittinggi, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia, 20 Maret 1921
Karir
- 1. Sutradara Indonesia
- 2. Universitas Los Angeles 1952
Pendidikan
- Tidak ada data pendidikan.
Detail Tokoh
Usmar Ismail dikenal sebagai Bapak Perfilman Nasional. Usmar lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat 20 Maret 1921, ia adalah seorang sutradara film Indonesia dan dianggap sebagai warga pribumi pelopor perfilman Indonesia. Sebelum berkecimplung di dunia perfilman beliau berprofesi sebagai tentara pada masa penjajahan Belanda. Pada tahun 1945 setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Usmar menjadi pemimpin Redaksi “Harian Rakjat” Jakarta. Usmar merupakan pendiri Perfini yakni Studio Film Pertama di Indonesia pada awal tahun 1950an, melalui Perfini Usmar bersama beberapa rekannya melahirkan film pertama Indonesia yaitu “Darah dan Doa”. Setelah menyutradarai “Terimalah Laguku” di tahun 1952, Usmar kemudian melanjutkan studinya di Amerika untuk belajar sinematografi. Memperoleh gelar Bachelor Of Arts jurusan Film di Universitas Los Angeles pada tahun 1952-1953. Ia dikenal secara Internasional setelah menyutradarai film berjudul “Pedjuang” pada tahun 1961, film tersebut menceritakan tentang dokumentasi Kemerdekaan Indonesia dari tangan Belanda. Karya Usmar tersebut ditayangkan di Festival Film Internasional Moskwa ke-2 dan menjadi karya anak negeri pertama yang diputar di festival Internasional. Perfini menghadapi masa krisis di industri film pada kawartal pertama tahun 1957, saat itu banyak studio-studio film yang ditutup. Walaupun beberapa karya nya meraih keuntungan komersial namun tetap saja Perfini terlilit utang dan mengharuskan Perfini diambil alih oleh negara pada tahun 1960 dan diserahkan kepada PFN (Perusahaan Film Negara). Akibat pengaruh politis, karya film Usmar di era Soekarno pun tak luput dari pemboikotan oleh PKI salah satunya yang berjudul “Anak Perawan di Saran Penjamun” (1962). Ditengah kericuhan suasana politik, Usmar bergabung menjadi Ketua Lesbumi Organ Kebudayaan NU. Melalui partai tersebut Usmar menjadi anggota DPR GR pada tahun 1966 hingga 1969. Saat itu Usmar vacum dari dunia film, ke dunia perdagangan lalu ke dunia hiburan. Tahun 1970 bisa dibilang sebagai tahun redupnya karir Usmar dalam kehidupannya. Pada 31 Desember 1970 Usmar pulang dari Italia dengan rasa kekecewaan karena film hasil kerjasama dengan Perfini dan Italia “Adventure In Bali” tidak bisa beredar di Indonesia, selain itu Usmar juga harus mem-PHK ke 160 karyawannya yang bekerja club malam yang ia dirikan yakni Miraca Sky Club yang merupakan club malam pertama yang dibuat oleh orang Indonesia di puncak gedung sarinah. Usmar dikabarkan meninggal dunia pada 2 Januari 1971 akibat penyakit stroke yang dideritanya, ia dimakamkan di TPU Karet, Jakarta atas permintaan keluarga.
Berita Terkait
Tidak ada berita terkait tokoh ini.