Ma'ruf Amin

Informasi Umum

  • Jabatan: Ra'Is 'Aam PBNU 2015-2020 PBNU (2015-2020)
  • Tempat & Tanggal Lahir: Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Indonesia, 11 Maret 1943

Karir

  • 1. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (2010-2014)
  • 2. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Kehidupan Beragama Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia (2007-2009)
  • 3. Anggota Koordinator Dakwah (KODI) DKI Jakarta Koordinator Dakwah (KODI) DKI Jakarta
  • 4. Anggota BAZIS DKI Jakarta BAZIS DKI Jakarta
  • 5. Ketua Fraksi Golongan Islam DPRD DKI Jakarta DPRD DKI Jakarta
  • 6. Ketua Fraksi PPP DPRD DKI Jakarta PPP DPRD DKI Jakarta
  • 7. Pimpinan Komisi A DPRD DKI Jakarta DPRD DKI Jakarta
  • 8. Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
  • 9. Anggota MPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
  • 10. Ketua Komisi VI DPR RI dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

Pendidikan

  • 1. Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat MUI Pusat
  • 2. Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Penggurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU)
  • 3. Penasehat Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU)
  • 4. Dosen STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta STAI Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta

Detail Tokoh

27 Agustus 2015, telah terpilih pengurus baru Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Surabaya. Pada dini hari waktu setempat, tim formatur Musyawarah Nasional IX Surabaya telah mencapai mufakat untuk memilih Kiai Haji Ma'ruf Amin sebagai ketua umum sekaligus memimpin Majelis Ulama Indonesia MUI periode 2015-2020. Hal ini disampaikan Ketua Tim Formatur Munas IX MUI, Din Syamsuddin.KH Ma'ruf Amin yang saat ini juga menjabat Rais Aam Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) diyakini mampu membawa MUI menjadi lembaga yang menjadi mampu mewadahi sejumlah besar umat Islam sebagaimana diharapkan banyak pihak.Di posisi sekretaris jenderal, tim formatur mempercayakan kepada Anwar Abbas untuk mendampingi Ma’ruf Amin. Adapun dalam Munas IX kali ini Anwar Abbas menjabat sebagai ketua panitia pelaksana pusat. Sementara, pada posisi wakil ketua umum diisi oleh dua orang, yakni KH Slamet Effendy Yusuf dan Yunahar Ilyas, serta bendahara umum dijabat oleh Amani Lubis.Nama Ma’ruf Amin memang sudah cukup terkenal dalam kancah organisasi Islam di Indonesia. Dia termasuk salah satu ulama ahli fiqh yang cukup disegani di tanah air. Ia ulama multitalenta yang menguasai banyak persoalan disamping ilmu fiqh.Di Tangerang, Banten, Ma’ruf lahir pada 11 Maret 1943. Ma’ruf menghabiskan masa kecil dan remajanya di Tangerang. Ia dididik oleh orangtuanya dalam pendidikan agama yang kuat. Setelah menyelesaikan Madrasah Ibtidaiyyah di Tangerang, ia diperintahkan oleh orang tuanya untuk nyantri di Pesantren Tebu Ireng, Jombang. Ma’ruf muda lalu melanjutkan pendidikannya ke Universitas Ibnu Chaldun, Bogor.Persinggungannya dengan pesantren yang didirikan oleh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) itu membuat ia jatuh hati kepada NU. Aktivitasnya di NU dimulai dari Ketua NU Cabang Tanjung Priok 1966 – 1970 sampai menjadi wakil ketua NU DKI Jakarta 1968 – 1976. Di tingkat pusat, kini Kiai Maa’ruf pernah menjadi katib am Syuriah PBNU 1989 – 1994. Lalu Rais Am Syuriah PBNU 1994 – 1998 dan 2004–sekarang. Ma’ruf pernah menjadi penasehat Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LBM-PBNU) dan dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Shalahuddin Al-Ayyubi Jakarta. Ia juga pernah menjadi anggota Koordinator Dakwah (KODI) DKI Jakarta dan anggota BAZIS DKI Jakarta. Serta pernah menjadi Rais Syuriah PBNU. Ma’ruf termasuk tipe sosok otodidak yang ulet dan tidak mudah menyerah. Ia dengan cepat menguasai ilmu ekonomi syariah, apalagi ditambah dengan ilmu fiqh, yang dari awal dikuasainya.Ma'ruf Amin juga dikenal sebagai politikus yang menjabat beberapa posisi penting dalam pemerintahan. Ia mengemban jabatan anggota Dewan Pertimbangan Presiden dalam dua periode berturut-turut. Di periode pertama, ia dilantik pada 10 April 2007. Sedangkan pada periode kedua, pelantikannya dilaksanakan pada 25 Januari 2010. Dalam perjalanan karirnya, Ma’ruf pernah menjabat posisi penting di Indonesia seperti misalnya Ketua Fraksi Golongan Islam DPRD DKI Jakarta, anggota MPR-RI, ketua komisi VI DPR-RI dan masih banyak lagi.Ma’ruf memang dikenal responsif menghadapi berbagai persoalan umat. Sebelumnya, pria yang sering menyampaikan fatwa–fatwa MUI ini memang cukup lama menjadi pengurus Komisi Fatwa MUI Pusat sejak tahun 2000 sampai 2007.Ma’ruf tidak hanya dikenal dalam bidang kegamaan Islam. Dalam bidang perbankan misalnya, Ma’ruf juga ikut terlibat dalam mengemban berbagai jabatan dalam dewan pengawas syariah di berbagai bank dan asuransi syariah. Di antaranya Bank Muammalat, Bank BNI Syariah, dan Bank Mega Syariah. Ma’ruf memang berperan cukup penting dalam pembentukan perbankan syariat di Indonesia.Tahun 1992 lahir bank pertama yang sesuai dengan syariah, yaitu Bank Muammalat, di mana Ma’ruf terlibat penuh di dalamnya. Dari tahun 1992 sampai 199`8, tidak ada perkembangan bank syariah yang signifikan karena baru berdiri satu bank dengan konsep yang demikian. Melihat hal itu, pada tahun 1999 dibentuklah Dewan Syariah Nasional yang, dengan tugas menumbuh-kembangkan ekonomi syariah, termasuk bank syariah.Ma’ruf Amin merupakan keturunan Syaikh Nawawi Banten (Cicit Syekh Nawawi Banten). Ia menerima penganugerahan Gelar Kehormatan, Doktor Honoris Causa, dalam bidang Hukum Ekonomi Syariah dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012. Pasca meninggalnya sang isteri pertama pada 2013 lalu, Ma’ruf lalu menjalani pernikahan yang kedua pada Mei 2014 dengan seorang janda bernama Wury Estu Handayani.Mei 2018, namanya masuk ke dalam 200 orang mubalig yang direkomendasikan Kementerian Agama. Pada tanggal 9 Agustus 2018, Ma’ruf Amin dideklarasikan menjadi pendamping Joko Widodo untuk maju di Pemilihan Presiden 2019.Pada Senin 3 September 2018 Ma'ruf Amin menyatakan pamit mundur dari jabatan Rais Aam Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) kepada sejumlah kiai sepuh yang ditemuinya di Jawa Timur.