Sentimen
Undefined (0%)
22 Agu 2025 : 01.15
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Banyumas, Blora, Dukuh, Purwokerto, Purworejo

Kasus: Praktik prostitusi

Tokoh Terkait

Gowokan, Tradisi Tabu di Jawa yang Mengajarkan Seks Sebelum Nikah

22 Agu 2025 : 01.15 Views 6

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Gowokan, Tradisi Tabu di Jawa yang Mengajarkan Seks Sebelum Nikah

Esposin, BANYUMAS -- Di tengah kekayaan budaya Jawa, terdapat tradisi yang kini jarang dibicarakan: Gowokan. Dulunya, tradisi ini menjadi sarana bagi calon pengantin pria untuk belajar menghadapi kehidupan rumah tangga melalui pendidikan seksual dari seorang perempuan khusus yang disebut gowok. Meski tabu dan kini hampir punah, Gowokan menyimpan cerita unik tentang norma, persiapan pernikahan, dan pemahaman seksual pada masa lalu.

Sineas kenamaan Indonesia, Hanung Bramantyo, baru-baru ini merilis film berjudul Gowok: Kamasutra Jawa, yang tayang di bioskop sejak 5 Juni 2025. Film ini menampilkan kisah tentang profesi yang pernah ada lama dalam budaya Jawa, tapi menghilang seiring perkembangan zaman: gowok.

Dulunya, Gowokan dianggap sebagai tradisi untuk mempersiapkan seorang calon suami sebelum memasuki pernikahan. Tradisi ini mengharuskan seorang pria belajar berhubungan intim dengan seorang perempuan yang bukan istrinya, yang disebut gowok. Hal ini membuat tradisi tersebut dianggap tabu dan identik dengan praktik prostitusi, sehingga perlahan hilang dari kehidupan masyarakat.

Menurut penelitian Dyah Siti Septyaningsih dalam Jurnal Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) berjudul Gowokan, Persiapan Pernikahan Laki-Laki Banyumas, tradisi ini berfungsi sebagai sarana edukasi seksual bagi pria sebelum menikah. Gowok bertugas mengajarkan calon suami cara memuaskan pasangan dan mengenal tubuh perempuan.

Biasanya, gowok adalah perempuan berusia 20–40 tahun, berparas cantik, dan sering juga berprofesi sebagai penari ronggeng. Keluarga mempelai pria akan menyewa gowok sebelum anak mereka menikah, memberikan mahar dan hadiah yang disebut bebungah. Setelah proses belajar selesai, calon pengantin pria tinggal beberapa hari di rumah gowok sebelum kembali ke keluarganya, siap menerapkan pengetahuan itu dalam kehidupan rumah tangga.

Tradisi Gowokan pernah ditemui di beberapa daerah seperti Banyumas, Purworejo, dan Blora. Popularitasnya bahkan tercatat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari (1982), yang kemudian diangkat ke layar lebar dalam film Sang Penari (2011) dengan aktris Prisa Nasution.

Kendati populer pada masanya, tradisi ini kini hampir punah. Masyarakat modern menganggap Gowokan tabu, sehingga tidak lagi dijalankan. Meski begitu, Gowokan tetap menjadi bagian penting dari sejarah budaya Jawa yang menggambarkan pandangan masyarakat terhadap pendidikan seksual dan persiapan pernikahan di masa lalu.

Sentimen: neutral (0%)