Sentimen
Informasi Tambahan
BUMN: PDAM
Kab/Kota: Semarang
Kasus: mayat
Tokoh Terkait
Fakta Reservoir Siranda Semarang: Sejarah, Fungsi, dan Isu Air Tercemar
Espos.id
Jenis Media: Jateng

Esposin, SEMARANG – Penemuan mayat seorang pemuda di dalam Reservoir Siranda Semarang pada Sabtu (16/8/2025) sempat membuat warga resah. Pasalnya, reservoir ini selama ini dikenal sebagai bagian dari sistem pasokan air bersih PDAM Tirta Moedal Semarang.
Reservoir Siranda memiliki nilai sejarah karena dibangun sejak era Pemerintah Hindia-Belanda. Bukti otentiknya terlihat dari tulisan tahun 1912 yang masih tertera di bangunan reservoir tersebut. Meski berusia lebih dari satu abad, fasilitas ini tetap dirawat hingga sekarang.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Reservoir Siranda tidak lagi menjadi jalur utama distribusi air. Fungsinya hanya sebagai cadangan aliran jika terjadi gangguan di Instalasi Pengolahan Air Tirta Gajahmungkur.
“Selama dua pekan sebelum penemuan mayat, reservoir ini sama sekali tidak difungsikan. Jadi bisa kami pastikan bahwa air yang mengalir ke pelanggan berasal dari sistem lain yang masih aktif,” jelas Direktur Utama PDAM Tirta Moedal, Yudi Indarto, Selasa (19/8/2025).
Peta Distribusi Air Reservoir Siranda
Menurut Yudi, berdasarkan peta layanan, Reservoir Siranda hanya berfungsi untuk wilayah Jalan Pahlawan, Simpang Lima, Ahmad Yani, Pandanaran, Admodirono, dan sekitarnya. Namun fungsi itu hanya dijalankan ketika ada gangguan aliran dari instalasi utama.
Ia menegaskan isu di media sosial yang menyebut air PDAM tercemar akibat penemuan mayat tersebut adalah hoaks.
“Faktanya, Reservoir Siranda sudah tidak digunakan sejak Maret lalu. Hingga kini tidak ada keluhan pelanggan terkait kualitas air,” tegasnya.
Meski tidak difungsikan, PDAM tetap melakukan pembersihan reservoir dengan disinfektan serta uji laboratorium. Hal ini untuk memastikan air tetap aman jika sewaktu-waktu fasilitas tersebut kembali difungsikan.
Meluruskan Isu Distribusi ke Wilayah Timur
Yudi juga membantah kabar bahwa distribusi air dari Reservoir Siranda sampai ke wilayah timur Semarang, termasuk Gunungpati.
“Reservoir Siranda hanya melayani area Simpang Lima dan sekitarnya. Untuk Gunungpati dan wilayah timur, suplai air berasal dari sumber lain seperti mata air maupun sumur artesis,” jelasnya.
Selain itu, kapasitas Reservoir Siranda juga terbatas. Jika difungsikan, hanya satu ruang yang dipakai dengan kemampuan menyalurkan air selama 6–8 jam dan cakupan terbatas.
Soal Keamanan Reservoir
Terkait penemuan mayat, Yudi menduga korban masuk lewat pagar samping yang tidak berpenghuni.
“Pagar reservoir sebenarnya terkunci rapat. Polisi pun saat masuk harus menunggu kunci gembok dari kami. Kemungkinan korban menerobos dari sisi samping. Rumah dinas di area itu juga sudah lama tidak ditempati,” jelasnya.
Ke depan, PDAM Tirta Moedal berencana menambah sistem keamanan dengan CCTV dan patroli lebih ketat.
“Kami pastikan air yang dialirkan ke pelanggan tetap aman. Reservoir Siranda sifatnya hanya cadangan, bukan jalur distribusi utama. Jadi warga tidak perlu resah,” pungkasnya.
Sentimen: neutral (0%)