Espos.id, PATI – Bupati Pati, Sudewo, mendadak dikabarkan sakit seusai dirinya didemo oleh warganya sendiri saat gelombang aksi unjuk rasa menentang kenaikan drastis nilai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Rabu (13/8/2025) lalu. Kini untuk sementara waktu kendali pemerintahan Pemkab Pati dipegang oleh Wakil Bupati (Wabup) Risma Ardhi Chandra.

Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen, seusai menjadi inspektur upacara pada pelaksanaan upacara HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia (RI) di Pati, Minggu (17/88/2025). Gus Yasin, sapaan karibnya, memberikan semangat kepada Wabup Risma Ardhi Chandra yang sementara menjadi pemimpin roda pemerintah Kabupaten Pati.

“Sementara ini [dipimpin] oleh Pak Wakil dan Forkopimda [Forum Komunikasi dan Pimpinan Daerah]. Ada ketua DPRD. Jadi kebersamaan ini harus kita rajut,” kata Gus Yasin.

Oleh karena itu, Gus Yasin turun langsung menjadi inspektur upacara peringatan HUT RI ke 80 di Pendapa Kabupaten Pati menggantikan Sudewo. Ia menyebut, kedatangannya untuk memberikan semangat kepada wakil bupati dan Aparatul Sipil Negara (ASN) lainnya.

“Saya hadir di sini menjalankan amanah dari Pak Gubernur, untuk memimpin upacara 17 Agustus di Pati, beliau [Bupati Sudewo] berhalangan karena sakit,” ucapnya.

Kendati demikian, Gus Yasin enggan mengungkap sakit yang diderita oleh Sudewo. Ia berdalih tak bertanya balik ketika menerima informasi terkait kabar tersebut. “Kemarin malam saya dapat info beliau sakit. Saya enggak menanyakan [sakit apa],” akunya.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Pati, Sudewo, akhirnya menemui massa aksi di depan Kantor Bupati Pati, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (13/8/2025) siang. Namun, belum sempat menyelesaikan sambutan, ia sudah dilempari botol air minum oleh para massa aksi.

Aparat kepolisian yang mengawal kedatangannya lantas bergerak sigap mengamankan Sudewo. Lewat tamenng kaca, ia digiring masuk kembali ke dalam mobil dan pergi meninggalkan kerumunan.

Merespons sikap massa aksi yang tetap ricuh ketika ditemui, Sudewo tak mempermasalahkannya. Menuruynya, kondisi yang masih dalam tensi tinggi, memang sulit untuk dikendalikan. “Kami bisa memahami emosi mereka. Karena kan banyak [orang], tidak mungkin bisa terkendali,” kata Sudewo seusai menemui massa aksi, Rabu sore.