Esposin, PATI -- Sebanyak tujuh aparat polisi dilaporkan mengalami luka-luka saat aksi unjuk rasa atau demo pemakzulan Bupati Pati, Sudewo, di Alun-Alun Kabupaten Pati atau halaman Kantor Bupati Pati, Jawa Tengah (Jateng), Rabu (13/8/2025).

Aksi unjuk rasa ini merupakan respons dari kebijakan Bupati Sudewo yang dianggap kontroversi dengan menaikan tarif PBB-P2 sebesar 250%. Meski kebijakan itu batal dijalankan, masyarakat sudah terlanjur kecewa dengan pernyataan Sudewo yang sebelumnya dianggap menantang masyarakat. 

Alhasil demo pun tetap digelar. Aksi unjuk rasa pun berlangsung ricuh hingga terjadi pelemparan dan pembakaran mobil milik aparat kepolisian.

Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menyebut aksi unjuk rasa atau demo 13 Agustus di Pati yang menuntut pemakzulan Bupati Sudewo itu ricuh karena ditungangi kelompok anarko. 

"Menjelang siang muncul kelompok anarkistis. Mereka merusak, melempar botol, batu, hingga melakukan pembakaran. Akhirnya terjadi kericuhan," ujar Artanto saat menggelar jumpa pers di Pendapa Kabupaten Pati, Rabu sore.

Artanto mengungkapkan saat ini polisi telah menangkan 11 orang yang diduga sebagai provokator. Meski demikian, ia masih enggan mengungkap identitas belasan orang yang ditangkap itu. 

"Masih kami data dan diperiksa Reserse," imbuh Artanto.

Artanto juga membantah jika dalam kericuhan demo 13 Agustus 2025 di Pati itu jatuh korban jiwa. Namun, ia tidak menampik terdapat sekitar 34 orang yang mengalami luka-luka akibat kericuhan itu, di mana 7 di antaranya merupakan petugas kepolisian atau polisi.

"Anggota [polisi] ada tujuh luka-luka. Sisanya masyarakat. Sudah dirawat di rumah sakit, tapi ada juga yang sudah pulang. Mayoritas sesak nafas [karena gas air mata]," bebernya.

Sementara itu, Bupati Pati, Sudewo,  mengatakan korban luka-luka sudah ditangani oleh pihak medis. Namun, ia belum mengetahui jumlah pastinya.

"Harapannya, semoga lekas membaik [pulih]," ujar Sudewo.qwe