Sentimen
Undefined (0%)
8 Agu 2025 : 19.23
Informasi Tambahan

Hewan: Bebek

Kab/Kota: Kuala Lumpur, Tiongkok

Kasus: penembakan

Perbatasan Tetap Tegang Meski Perundingan Damai Thailand-Kamboja Berjalan

8 Agu 2025 : 19.23 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Dunia

Perbatasan Tetap Tegang Meski Perundingan Damai Thailand-Kamboja Berjalan

Espos.id, KUALA LUMPUR - Meskipun pejabat Thailand dan Kamboja tengah melakukan pembicaraan di Kuala Lumpur, Malaysia untuk memperkuat gencatan senjata antara kedua negara, namun fakta di lapangan menunjukkan ketegangan belum berakhir. Kedua negara justru menambah kehadiran militer di perbatasan yang disengketakan. 

Malaysia membantu memediasi dua negara tersebut yang sedang melaksanakan gencatan senjata pada 28 Juli yang mengakhiri lima hari pertikaian antara Thailand dan Kamboja. Konferensi yang dilaksanakan selama empat hari tersebut ditutup dengan pertemuan antara Wakil Menteri Pertahanan Thailand, Natthaphon Nakpanit dan Menteri Pertahanan Kamboja, Tea Seiha. Pertemuan ini juga akan dihadiri oleh pengamat dari Malaysia, Tiongkok, dan Amerika Serikat.

“Situasinya belum stabil dan bisa memanas kapan saja,” ujar Wasawat Puangpornsri, anggota Parlemen Thailand dari Distrik Nam Yuen di Provinsi Ubon Ratchathani yang berbatasan langsung dengan Kamboja, seperti dilaporkan Aljazeera, Kamis (7/8/2025). Selasa lalu, Puangpornsri menyaksikan sejumlah besar tentara Thailand dan Kamboja berada pada jarak 50 meter satu sama lain dari pos perbatasan Chong Anma. Ketegangan yang terus berlanjut menghambat pulangnya sekitar 20.000 warga Thailand yang menjadi korban serangan pada 24 Juli ke rumah mereka di Ubon Ratchathani.

Penduduk daerah tersebut mengatakan bahwa mereka sudah berada pada posisi waspada setelah serangan baku tembak singkat yang terjadi pada bulan Mei yang menewaskan seorang tentara Kamboja. Kedua militer tersebut juga saling menyalahkan atas penembakan pertama yang terjadi di bulan Mei dan serangan yang terjadi pada tanggal 24 Juli. Pada peristiwa tersebut, pasukan Kamboja menembakkan Artileri dan roket ke lingkungan sipil di Thailand dan jet tempur Thailand juga mengirimkan bom ke Kamboja.

Warga Thailand, Phian Somsri, mengatakan bahwa ia sudah memperkirakan adanya serangan ini, tapi tak pernah menduga jika akan benar-benar terjadi. Saat ledakan terjadi, dia sedang memberi makan bebek-bebeknya. Bom juga berjatuhan di sawah. Salah satu teman terdekatnya yang akrab disapa dengan Nenek Lao juga meninggal dunia setelah sebuah roket menghantam rumahnya. 

Ketika terjadi gencatan senjata setelah lima hari pertempuran, setidaknya terdapat 24 warga sipil tewas. Delapan di antaranya adalah warga Kamboja dan 16 lainnya adalah warga Thailand. Sebanyak lebih dari 260.000 orang mengungsi dari rumah mereka.  Saat ini warga Thailand sedang mengungsi di Distrik Ubon Ratchthani.

Kepala Distrik—yang tidak mau disebutkan namanya—juga mengonfirmasi bahwa warga belum pulang ke rumah karena ketegangan yang masih terjadi. Terdapat laporan bahwa terdapat pengerahan pasukan baru dan militer Thailand saat ini juga sedang waspada terhadap mitranya di Kamboja.  “Mereka tidak percaya pada pihak Kamboja,” ujarnya seraya mengatakan bahwa banyak pengungsi yang mengalami trauma akibat kejadian baru-baru ini.

Seorang petugas kebersihan di rumah sakit desa, Natagit, menceritakan bagaimana Ia berlindung di tempat penyimpanan bom di dekat kuil Buddha ketika tembakan roket menghancurkan rumahnya pada 25 Juli.  Penduduk yang mengungsi di distrik ini berharap hasil perundingan di Kuala Lumpur membawakan stabilitas. Namun, adanya pergerakan pasukan yang terus berlanjut  membuat mereka cemas.

Dia mengungkapkan hanya ingin pulang dan berdoa semoga kedua negara tersebut segera damai. "Saya merasa benar-benar kewalahan, dan saya hanya ingin pulang," katanya. “Saya berdoa agar semuanya baik-baik saja dan damai antara kedua negara,” ujar dia. 

 

Sentimen: neutral (0%)