Sentimen
Undefined (0%)
6 Agu 2025 : 15.37
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Kab/Kota: London

Tokoh Terkait

Indonesia Tingkatkan Perdamaian Global dalam Forum Lintas Agama di Inggris.

6 Agu 2025 : 15.37 Views 17

Espos.id Espos.id Jenis Media: Dunia

Indonesia Tingkatkan Perdamaian Global dalam Forum Lintas Agama di Inggris.

Esposin, LONDON — Salah satu aktivis perempuan dan pengurus pimpinan pusat Muhammadiyah, Yayah Khisbiyah, menghadiri dua forum bertaraf internasional yang berlangsung di Inggris: Jalsa Salana yang diinisiasi oleh komunitas Ahmadiyah pada 25-29 Juli 2025 serta Minhaj-ul-Qur’an International Peace Conference di University of Warrick 2-3 Agustus 2025.

Kehadiran Yayah menegaskan komitmen Muhammadiyah dalam menjalin dialog antaragama, lintas madzhab, dan lintas bangsa demi perdamaian dunia.

Pimpinan Muhammadiyah mendukung kehadiran Yayah pada dua perhelatan penting ini. untuk memahami situasi secara langsung dan membangun relasi, serta bekerjasama menghadapi tantangan-tantangan global demi masa depan yang damai dan berkeadilan.

Yayah juga membawa misi memperkenalkan Muhammadiyah di forum internasional sebagai organisasi yang mengusung ‘Islam Berkemajuan.’

Dukungan pimpinan Muhammadiyah menunjukkan bahwa salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia ini berkomitmen membangun hubungan baik dengan berbagai pihak, termasuk Ahmadiyah, gerakan sufisme Minhaj, dan berbagai organisasi keislaman serta multi-agama lain, untuk menciptakan masa depan bersama yang lebih baik.

Yayah memberikan sambutannya di depan sekitar 40 ribu peserta Jalsa Salana, bersama dengan belasan perwakilan masyarakat sipil dan organisasi keagamaan serta pimpinan pemerintahan, termasuk Raja Charles.

Dosen yang mendalami Psikologi Perdamaian ini menyampaikan pentingnya pendekatan Islam berkemajuan yang digagas Muhammadiyah sebagai solusi atas polarisasi global.

"Muhammadiyah melihat Islam bukan sekadar simbol, tetapi sebagai energi etis untuk membangun keadilan sosial. Dengan kerja sama  dan dialog yang konstruktif, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih harmonis, damai, dan berkeadilan,” ungkapnya.

Jejaring Berbagai Negara

Pada konferensi Minhaj-ul-Qur’an, Yayah berinteraksi dan menjalin jejaring dengan para aktivis dan pemikir keislaman serta interfaith dari berbagai negara. Ia menekankan peran perempuan Muslim dalam membangun perdamaian yang transformatif.

"Kita butuh epistemologi baru dalam gerakan Islam, yakni yang membebaskan, merangkul perbedaan, serta melampaui ketidakadilan struktural dan kekerasan kultural," ujarnya.

Dalam kedua forum dunia ini, Yayah mendapat kehormatan disambut secara pribadi oleh pimpinan spiritual tertinggi Ahmadiyah, Huzoor e Anwar, dan ulama pendiri Minhaj, Syaikh-ul Islam. 

Kegiatan ini sejalan dengan misi internasionalisasi Muhammadiyah dan menunjukkan peran aktif warga Muhammadiyah diaspora dalam diplomasi moral berbasis nilai-nilai keislaman dan kemanusiaan universal.

Yayah Khisbiyah, dosen psikologi UMS sekaligus Sekretaris Badan Kerjasama dan Hubungan Internasional PP Muhammadiyah, menjadi salah satu pembicara dalam Jalsa Salana UK 2025, konferensi tahunan Ahmadiyya Muslim Community di Hampshire, Inggris.

Dalam pidatonya yang berjudul "Transforming Prejudice to Sacred Encounter and Unity for Justice, Peace, and Prosperity", Yayah menekankan pentingnya meruntuhkan prasangka melalui pertemuan langsung dengan Liyan atau the Other.

Kunci melawan polarisasi adalah menciptakan ruang perjumaan dan kolaborasi antar kelompok, sebagaimana diajarkan Al-Qur’an dan sejalan dengan rekomendasi riset-riset Psikologi Sosial," tegasnya. 

"Sebagai seorang yang dibesarkan di komunitas Muslim arus utama, kehadiran saya di Jalsa Salana membutuhkan kerendahan hati spiritual dan keberanian intelektual. Namun, saya datang bukan untuk mendebatkan dan menajamkan perbedaan teologis, tetapi untuk menyaksikan cahaya Ilahi dalam setiap orang yang mengucapkan *La ilaha illallah, Muhammadan Rasulullah" ujar Yayah, yang juga aktif di Komite Internasional Psikologi Perdamaian. 

Kesamaan Nilai

Yayah menyoroti kesamaan nilai antara Muhammadiyah dan Ahmadiyah, khususnya dalam pelayanan masyarakat.

"Muhammadiyah, dengan 40 juta anggota dan ribuan lembaga pendidikan serta layanan sosial, berkomitmen pada keadilan, kesetaraan gender, dan perdamaian, nilai yang juga digaungkan oleh Huzoor e Anwar dalam pidato utamanya," tambahnya. 

Pidatonya menyerukan upaya empatik dalam memperkuat persaudaraan muslim atau Ukhuwah Islamiyah dan persaudaraan kemanusiaan atau Ukhuwah Insaniyah, dengan mengutip Nelson Mandela: "People must have learn to hate, and if they can learn to hate, they can be taught to love." Pesan ini selaras dengan semangat Islam rahmatan lil ‘alamin yang diusung Muhammadiyah. 

"Pertemuan dengan komunitas Ahmadiyah mengajarkan saya bahwa perbedaan interpretasi agama tidak harus memecah belah. Justru, kita bisa belajar dari semangat pelayanan mereka yang mirip dengan Muhammadiyah," kata Yayah, merujuk pada kerja-kerja kemanusiaan seperti pendidikan, kesetaraan gender, dan bantuan bencana. 

Pidatonya ditutup dengan kutipan inspiratif Nelson Mandela tentang kekuatan cinta melawan kebencian, serta ajakan untuk memperkuat solidaritas global. Kehadiran Yayah di forum internasional ini memperlihatkan kontribusi positif Muhammdiyah Indonesia dalam mempromosikan perdamaian dan toleransi.

Sentimen: neutral (0%)