Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Daihatsu
Event: GIIAS 2020
Kab/Kota: Tangerang
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Wah, Kondisi Penjualan Mobil 2025 Mirip Masa Pandemi
Espos.id
Jenis Media: Otomotif

Espos.id, JAKARTA – Kondisi penjualan mobil di Indonesia saat ini menyerupai masa pandemi Covid-19 lalu. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales atau dari pabrik ke dealer sebesar 57.760 unit pada Juni 2025. Realisasi tersebut merosot 22,6% secara dibandingkan tahun lalu (YoY) sebanyak 74.615 unit.
Sepanjang periode Januari–Juni 2025, penjualan mobil ambles 8,6% secara tahunan dari 410.020 menjadi 374.740 unit. Jika melihat data dalam delapan tahun terakhir, jika membandingkan dengan kondisi setiap bulan Juni, penjualan mobil paling rendah terjadi pada 2020. Pada tahun pertama pandemi Covid-19, permintaan kendaraan wholesales adalah 12.623 unit.
Penjualannya melonjak setahun kemudian meski masih pandemi hingga Covid-19 dinyatakan sebagai endemi. Penjualan mobil dari 2021 hingga tahun lalu yaitu 72.720, 78.910, 82.656, dan 74,615 unit. Sebelum Covid-19 dari 2017 sampai 2019 adalah 73.580, 58.842, dan 59.600 kendaraan.
Sementara penjualan mobil paling rendah dalam periode satu semester juga terjadi pada 2020, yaitu 260.932 unit. Realisasi tahun ini hampir sama dengan 2021 sebanyak 393.466 kendaraan. Membaiknya daya beli membuat permintaan kendaraan naik pada 2022 hingga 2024 yang masing-masing 393.466, 475.030, dan 506.427 unit. Sebelum Covid-19 sebanyak 599.360, 553.679, dan 482.097 mobil.
Marketing & Customer Relations Division Head Astra International Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono mengakui bahwa pasar otomotif Tanah Air masih loyo selama paruh pertama tahun ini. "Dengan kondisi demikian, kami tetap berharap terjadi pemulihan di semester II [2025] ini, sehingga pasar otomotif bisa pulih dari penurunan yang terjadi," ujarnya kepada bisnis.com, Rabu (9/7/2025).
Tri menjelaskan beberapa penyebab penjualan Daihatsu yang menurun baik secara ritel (dari dealer ke konsumen) maupun wholesales. Dari sisi ritel, penyebabnya adalah penurunan daya beli masyarakat, penyesuaian kebijakan pajak seperti PPN, dan opsen yang menambah beban harga kendaraan bagi pelanggan serta mempengaruhi minat beli. Lalu, faktor non performing loan (NPL) di sektor lembaga pembiayaan. Ini membuat perusahaan lebih selektif dalam memberikan kredit kendaraan bermotor.
"Serta tidak dipungkiri bahwa kondisi ekonomi global seperti perang dagang dan ketidakstabilan ekonomi global dapat memicu inflasi dan kenaikan suku bunga, yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat dan industri otomotif," katanya.
Berdasarkan kinerja, tambah Tri, retail sales Daihatsu sebanyak 10.001 kendaraan untuk Juni. Sementara semester I/2025 sebesar 66.716 unit dengan market share 17.1%. Gran Max PU menjadi kendaraan terlaris dengan penjualan 3,174 unit (32%), Sigra 2,789 unit (28%), Terios 1,084 unit (12%), Gran Max MB 1,084 unit (11%), Ayla 869 unit (9%), Xenia 417 unit (4%), Rocky 259 unit (3%), Luxio 211 unit (2%), dan Sirion 15 unit (0.1%).
Terkait strategi pada paruh kedua tahun ini, Tri menjelaskan bahwa Daihatsu berfokus pada layanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan, seperti pembelian secara tunai, kredit, maupun tukar tambah. "Kami juga terus meningkatkan kerja sama dengan rekanan seperti lembaga pembiayaan kredit kendaraan bermotor, maskapai asuransi kendaraan, dan mitra trade in, dengan tujuan untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan," ujarnya.
Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto, mengatakan bahwa para pelaku industri masih berharap pasar dapat pulih seiring dengan penyelenggaraan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 yang akan digelar pada tanggal 24 Juli-3 Agustus 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang. "Mudah-mudahan bisa menjadi stimulus untuk meningkatkan angka-angka penjualan," ujar Jongkie kepada bisnis.com.
Sentimen: neutral (0%)