Sentimen
Undefined (0%)
8 Jul 2025 : 16.36
Informasi Tambahan

Institusi: Universitas Diponegoro

Kab/Kota: Dukuh, Semarang, Sragen, Yogyakarta

Tokoh Terkait

Anak Petani di Sragen Dapat Beasiswa Kuliah Kedokteran UAD Senilai Rp1 Miliar

8 Jul 2025 : 16.36 Views 36

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Anak Petani di Sragen Dapat Beasiswa Kuliah Kedokteran UAD Senilai Rp1 Miliar

Esposin, SRAGEN—Seorang anak petani yang tinggal di Dukuh Tanjungsari RT 019, Desa Bentak, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Edward Hikmawan, 18, sujud syukur setelah mengetahui pengumuman hasil seleksi beasiswa kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, pertengahan Juni lalu. Alumnus SMA Trensains Muhammadiyah Sragen itu mendapatkan beasiswa senilai Rp1 miliar untuk studi S1 Kedokteran dan Profesi Dokter di UAD.

Edward merupakan anak bungsu dari dua bersaudara dari pasangan Supriyanto, 49, dan Fitri Hidayati, 47, yang bekerja sebagai buruh tani. Kedua orang tuanya tak memiliki sawah. Mereka menggarap sawah dari hasil sewa lahan tahunan sejak tahun 2000 setelah pulang merantau di Jakarta.

Menjadi seorang dokter merupakan cita-cita Edward sejak kecil. Lulusan Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 9 Sragen yang terletak di Desa Patihan, Sidoharjo, Sragen, itu ingin mengubah hidupnya dari anak seorang petani menjadi dokter yang bisa mengabdi untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

“Saya baru lulus SMA Trensains Muhammadiyah Sragen 2025 ini, Angkatan ke-10. Beasiswa yang saya dapat di UAD ini menjadi langkah saya lebih dekat dengan mimpi saya pengin menjadi dokter. Di lingkungan rumah jauh dari fasilitas kesehatan. Paling dekat di RS PKU Muhammadiyah Masaran. Baru ada satu dokter pendatang di kampung saya sehingga saya termotivasi menjadi dokter untuk membantu warga di kampung,” ujar Edward saat berbincang dengan Espos.id di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, Selasa (8/7/2025) siang.

Edward berkisah awalnya ada pengumuman pendaftaran beasiswa dari UAD di sekolah. Dia melihat persyaratan beasiswa itu, di antaranya dari keluarga tidak mampu, siswa yang aktif berprestasi, nilai rapor di atas 80, seorang kader Muhammadiyah, dan seterusnya. Edward selama ini aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Sragen. “Saya mendaftar dan sebulan berikutnya diumumkan. Ada 950 siswa yang mendaftar. Alhamdulillah lolos seleksi berkas sebanyak 10 orang, dan saya lolos. Kemudian ada tes kemampuan akademik. Saya bisa mengerjakan soal-soal itu. Lalu lolos diambil tujuh orang. Saya mengikuti tes psikologi dan tes kesehatan serta wawancara. Saya lolos lagi tinggal tiga orang,” ujar dia.

Tiga orang itu, jelas dia, diwawancarai tiga orang dokter. Dalam tes itu, para dokter menanyakan tentang biodata, alasan memilih Fakultas Kedokteran UAD, dan seterusnya. Edward juga dikasih masalah kemudian diminta mencari solusinya berkaitan dengan keasramaan karena kalau dapat beasiswa itu harus tinggal di asrama selama masa studi empat tahun.

“Saya sudah enam tahun hidup di lingkungan asrama, yakni tiga tahun di Pondok Pesantresn Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen saat SMP dan tiga tahun di asrama SMA Pesantren Sains Muhammadiyah Sragen. Alhamdulillah lancar menjawabnya meski ada grogi juga,” kata Edward.

Setelah wawancara itu, Edward pulang ke Sragen. Selama menunggu pengumuman, Edward mengaku tidak bisa tidur karena tiga orang hanya diambil satu orang. Akhirnya pada Kamis (19/6/2025), Edward pun bersujud syukur kepada Allah karena terpilih sebagai satu-satunya penerima beasiswa senilai Rp1 miliar untuk kuliah S1 di Fakultas Kedokteran UAD dan mengambil profesi dokter.

“Pada Jumat [20/6/2025], saya langsung ke UAD untuk regristrasi ulang. Ya, ke Jogja naik KRL dekat,” kata dia didampingi seorang ustaz di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, Arifin Aji Nugroho.

Edward menjelaskan beasiswa Rp1 miliar itu digunakan untuk biaya pendidikan, biaya hidup dan asrama. Dia mengaku mendapat uang saku Rp800.000 per bulan untuk biaya hidup. Untuk biaya SPP per semester Rp60 juta dan biaya masuk minimal Rp250 juta, kata dia, dibiayai dari beasiswa semua. “Kami bangga, cita-cita menjadi dokter akan tercapai. Sebelumnya saya mendaftar di S1 Kesehatan Masyarakat (Kesmas) dan S1 Gizi di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang ternyata tidak lolos. Seperti Allah sudah takdir saya kuliah di UAD,” jelas dia.

Selama di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, Edward juga memiliki sejumlah prestasi yang lolos di Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) seperti peraih perak pada International Young Moslem Inventor Award Cabang Endironmental Science International Tahun 2024; peraih medali perak pada International Innovation & Invention New Education Worldwide 2023; peraih medali emas pada Indonesia International Invention Expo 2023 cabang environment nasional; peraih medali perak National Youth Invention and Innovation Award pada 2023; peraih medali perunggu International Science and Invention Fair cabang Life Science International 2023; dan peraih medali emas Indonesia International Invention Expo 2023 Cabang Life Science International.

Sentimen: neutral (0%)