Esposin, SEMARANG – Bekas tambak dan lapangan seluas bermeter-meter di kawasan RW 12, 13, dan 16 Kampung Tambakrejo, Kota Semarang kini berubah jadi “pulau sampah”. Area itu awalnya merupakan lapangan terbuka yang tahun 2019 terendam rob, kemudian dijadikan tambak.

Namun setelah merugi, tambak tersebut ditutup dan dibiarkan terbengkalai. Kemudian menjadi tempat pembuangan sampah liar hingga akhirnya tercipta sebuah pulau sampah di tengah pemukiman pesisir.

Ketua RW 13, Edy Suwarno, mengungkapkan rasa malu dan prihatin terhadap kondisi lingkungan yang sudah berlangsung delapan tahun terakhir.

“Saya sangat prihatin dan malu. Tumpukan sampah itu bisa membawa penyakit terutama anak-anak yang rentan,” ujar Edy Suwarno saat ditemui Espos, Sabtu (28/6/2025).

Menurut Edy, masyarakat di tiga RW itu yakni 12, 13, dan 16 diduga masih membuang sampah sembarangan ke bekas tambak karena dianggap lebih praktis dibanding ke TPS. Kesadaran warga dalam menjaga lingkungan sekitarnya dinilai masih rendah.

Lebih lanjut, Edy membeberkan bahwa kawasan pulau sampah tersebut sempat muncul wacana akan diusulkan untuk difungsikan sebagai fasilitas umum, seperti SMP negeri atau Puskesmas. Namun hingga kini, belum ada realisasi.

“Kalau dibuat sekolah, saya sangat setuju. Karena belum ada SMP negeri di sini. Mumpung ada tanah bisa dimanfaatkan daripada dibuat tempat pembuangan sampah bikin kumuh dan membawa penyakit,” terangnya.

Area bekas tambak ini memiliki kedalaman hingga 2 meter, sehingga tidak bisa mengalir saat hujan menyebabkan bau busuk dan genangan air. Warga mengkhawatirkan potensi penyakit dari nyamuk dan lingkungan yang kumuh.

“Baunya itu luar biasa mulai jam 19.00 WIB malam. Saya harap ini dibersihkan total dulu baru dialihfungsikan,” imbuh Edy.

Warga RT006, Musa’i turut mendukung rencana alih fungsi bekas tambak tersebut. Baginya, fasilitas konkret seperti sekolah atau puskesmas le