Sentimen
Undefined (0%)
28 Jun 2025 : 20.12
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Boyolali, Gunung, Solo

Meriah! Selo Art Festival Tampilkan 10 Kesenian Lereng Merapi-Merbabu Boyolali

28 Jun 2025 : 20.12 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Meriah! Selo Art Festival Tampilkan 10 Kesenian Lereng Merapi-Merbabu Boyolali

Esposin, BOYOLALI -- Ratusan warga tumplek blek di Jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB) tepatnya di area Simpang PB Selo, Kabupaten Boyolali, pada Sabtu (28/6/2025) pagi. Mereka menyaksikan kirab budaya Selo Art Festival yang berjalan dari area Bungalow Selo hingga Lapangan Desa Selo.

Kemeriahan terlihat dari seluruh desa di Selo yang berjalan kirab sambil menampilkan tarian seperti Topeng Ireng, Soreng, Prajurit Suro, Campur Bawur, dan sebagainya.

Sebelum rombongan warga 10 desa yang membawakan kesenian tari, barisan di depan terlebih dahulu membawa gunungan hasil bumi. Lalu, ada pula barisan dari camat dan kepala desa.

Para warga di pinggir jalan terlihat sibuk mengabadikan momen masyarakat yang menari.

Salah satu warga Solo, Naufal Adhani, 17, mengaku baru kali pertama kali datang ke acara Selo Art Festival.

“Sebenarnya di sini niatnya ngadem, mau liburan sekolah bersama teman-teman saja. Ternyata ada kesenian di sini. Dan kesenian di Selo banyak,” kata dia kepada Espos di lokasi.

Foto Warga saat menampilkan kesenian tarian di Simpang PB Selo, Boyolali dalam acara Selo Art Festival, Sabtu (28/6/2025). (Solopos/Ni'matul Faizah)
Foto Warga saat menampilkan kesenian tarian di Simpang PB Selo, Boyolali dalam acara Selo Art Festival, Sabtu (28/6/2025). (Solopos/Ni'matul Faizah)

 

Ia mengatakan kagum dengan masyarakat Selo yang masih sangat kental menjaga budaya dan melestarikannya.

Warga Siswodipuran, Boyolali, Ike Rahma, mengaku ia saat ini sedang libur kuliah. Mahasiswa semester II tersebut mengatakan sengaja datang ke Selo selain untuk mengisi liburan juga untuk melihat berbagai acara.

“Ada kemarin itu tradisi sedekah Merapi dengan kepala kerbau, terus temu tirto, dan ketiga ini ada Selo Art Festival. Acaranya bagus,” kata dia.

Sebagai warga Boyolali, Ika mengaku bangga karena ternyata di Boyolali kaya dengan budaya yang sebelumnya tak pernah ia ketahui.

Sementara itu, Bupati Boyolali, Agus Irawan, mengatakan kegiatan Selo Art Fest sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-178 Kabupaten Boyolali.

Ia ingin Selo Art Festival membawa semangat kebersamaan dan kebanggaan dengan budaya lokal yang ada di Boyolali. Nantinya, hal tersebut untuk memajukan pariwisata berbasis budaya dan alam yang unggul di Jawa Tengah.

“Kami ingin Selo Art Festival jadi ajang yang bikin budaya lokal Boyolali makin bersinar, sekaligus menggerakkan potensi seni di Selo," kata Agus.

Foto Warga saat menampilkan kesenian tarian di Simpang PB Selo, Boyolali dalam acara Selo Art Festival, Sabtu (28/6/2025). (Solopos/Ni'matul Faizah)
Foto Warga saat menampilkan kesenian tarian di Simpang PB Selo, Boyolali dalam acara Selo Art Festival, Sabtu (28/6/2025). (Solopos/Ni'matul Faizah)

 

Agus mengatakan rangkaian peringatan HUT ke-178 Boyolali sengaja dibuat berbeda dari sebelumnya. Ia menekankan keterlibatan masyarakat karena ingin hari jadi Boyolali bisa diikuti seluruh masyarakat Boyolali.

Bupati mengatakan Selo yang berada di tengah-tengah lereng Merapi-Merbabu dikenal sebagai zona tradisi yang kaya warisan budaya.

“Kecamatan Selo merupakan satu-satunya kecamatan di Indonesia yang diapit oleh dua gunung. Yaitu Merapi dan Merbabu, alamnya indah, budaya dan tradisinya kuat luar biasa,” kata dia.

Agus berkeinginan Selo Art Festival bisa menjadi agenda tahunan yang berskala nasional hingga internasional. Festival tersebut juga bakal menjadi media promosi dan penggerak ekonomi Boyolali.

Selanjutnya, ia mengatakan dalam Selo Art Festival juga berkolaborasi dengan ISI Surakarta dan lima sanggar seni di Kecamatan Selo. Lima sanggar tersebut ada Soreng Satria Manunggal, Tarubatang. Lalu ada Topeng Ireng Surya Muda, Tarubatang. Kemudian, ada Buto Birowo Wahyu Turonggo Mudo, Lencoh. Keempat ada Jaranan Turonggo Seto di Desa Samiran dan kelima Brenggolo Metal di Desa Selo.

Kolaborasi erat antara ISI Surakarta dan para seniman rakyat dari lereng Merapi ini, lanjut dia, menunjukkan besarnya potensi Selo sebagai kawasan seni budaya yang tumbuh dari inisiatif masyarakat.

“Oleh karena itu festival ini diharapkan menjadi panggung yang menggerakkan komunitas seni lokal, memperkuat identitas Selo, dan menginspirasi generasi muda untuk mencintai warisan leluhur,” kata dia.

 

Sentimen: neutral (0%)