Sentimen
Informasi Tambahan
Event: CFD
Kab/Kota: Solo, Sragen
Begini Persiapan Pemkab Sragen Jelang Pembukaan SGS 2025
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SRAGEN—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mendapat jatah 33 stand gratis di Solo dalam rangkaian Soloraya Great Sale (SGS) 2025 yang akan dibuka di car free day (CFD) Solo, Minggu (29/6/2025) besok. Dalam proses pembukaan itu, Sragen akan mengusung tema The Land of Java Man yang menjadi branding Sragen di bawah kepemimpinan Bupati Sigit Pamungkas.
Dalam pembukaan besok, Sragen bakal menampilkan miniatur hewan purba yang terbuat dari jerami kering. Kabid Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perinudustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Widya Budi Mudhita, kepada Espos.id, Sabtu (28/6/2025), mengungkapkan selain menampilkan empat miniature hewan purba raksasa, Sragen juga menyiapkan satu troli produk-produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang akan dibagikan gratis di CFD Solo serta penari kontemporer dengan tema purba.
“Besok, kami dikasih waktu 30 menit untuk perform di hadapan Gubernur Jawa Tengah. Rencananya Gubernur juga melihat stand-stand yang disiapkan di sepanjang Ngarsapura dan Mangkunegaran. Untuk tugas di CFD itu menjadi wewenang Kadin [Kamar Dagang Indonesia] Sragen,” jelas Widya.
Widya menyampaikan selama SGS 2025 yang dimulai 1 Juli 2025 besok, Sragen mendapat jatah 33 stand yang tersebar di sejumlah pusat perbelanjaan di Solo dan lokasi-lokasi strategis lainnya di Solo, seperti di Bandara Adi Soemarmo, Kereta Api Indonesia (KAI), mal, Pusat Grosir Solo (PGS) Benteng Trade Center, dan sejumlah hotel.
“Selama sebulan itu, kami harus menyiapkan personel untuk penjaga dan pelayanan di stand-stand itu. Ini menjadi tantangan bagi kami karena memasang petugas stand selama sebulan itu butuh biaya. Untuk transaksinya kemungkinan tidak sebanding dengan biaya modal yang dikeluarkan. Jadi dalam SGS ini kami istilahnya masih gambling,” jelas dia.
Dia menyampaikan selain tantangan itu ada mal yang memasang ketentuan 30% dari omzet menjadi hak manajemen mal. Dia mengatakan ketika Sragen jual produk paling ambil keuntungan tidak banyak. Dia menyampaikan mestinya 30% itu dihitung dari laba bukan dari omzet.
Selain di sektor perdagangan, Widya menjelaskan juga ada kegiatan investasi dengan adanya Soloraya Ekspo yang rencananya digelar di De Tjolomadoe. Di dalam ekspo itulah, kata dia, setiap kabupaten juga mendapat stand tetapi berbayar untuk memamerkan potensi yang dimiliki daerah, termasuk Sragen. Potensi yang dimaksud, jelas dia, berkaitan dengan investasi dan pariwisata.
“Kalau di Sragen barangkali ada batik. Di ekspo itu juga ada temu bisnis. Untuk ekspo itu rencananya digelar delapan hari mulai 26 Juli mendatang. Di dalam ekspo itu ada semacam kupas tuntas untuk daerah. Misalnya, Sragen mendapat jatah maka potensi Sragen dibahas khusus dalam satu hari. Modelnya seperti talk show dan diskusi tanya jawab. Untuk selingan juga ada pergelaran seni juga berkaitan dengan potensi daerah,” jelas dia.
Sentimen: neutral (0%)