Sentimen
Undefined (0%)
27 Jun 2025 : 08.30
Informasi Tambahan

Event: Muktamar Muhammadiyah ke-48

Kab/Kota: Bantul, Gunung, Karanganyar, Malang, Solo

Kasus: covid-19

Partai Terkait
Tokoh Terkait
Budi Setiawan

Budi Setiawan

Juliyatmono

Juliyatmono

Rober Christanto

Rober Christanto

Suharyanto

Suharyanto

Mendikdasmen Buka Jambore Relawan Muhammadiyah-Asyiyah di Karanganyar

27 Jun 2025 : 08.30 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: Solopos

Mendikdasmen Buka Jambore Relawan Muhammadiyah-Asyiyah di Karanganyar

Esposin, KARANGANYAR--Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Dr. Ahmad Mu'ti resmi membuka Jambore Relawan Muhammadiyah–Aisyiyah di Graha Sunan Lawu Wonderpark Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada Kamis (26/6/2025).

Jambore diikuti sebanyak 1.500 relawan  Muhammadiyah dan Aisyiyah se-Indonesia. Acara ini dihadiri Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Ketua MPR Ahmad Muzani, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi serta Bupati Karanganyar Rober Christanto dan Wakil Bupati Adhe Eliana. 

Selain itu dihadiri anggota DPR dari Partai Gerindra Sriyanto dan anggota DPR dari Partai Golkar yang juga mantan Bupati Karanganyar dua periode, Juliyatmono, serta sejumlah anggota DPRD Karanganyar

Dalam pembukaan itu, Mendikdasmen sekaligus mengukuhkan Sekolah Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) Muhammadiyah dan Pelajar Tangguh Bencana. Pengukuhan secara simbolis, ditandai dengan penyerahan Bendera Pataka SPAB Muhammadiyah dan Penyematan Hasduk Pelajar Tangguh.

Abdul Mu'ti mengatakan, Sekolah SPAB ini merupakan bentuk dari resiliensi bencana organisasi Muhammadiyah yang ditelah diputuskan dalam Muktamar Muhammadiyah di Solo. Dalam keputusan Mukhtamar, Muhammadiyah tidak tidak hanya berada pada posisi mitigasi bencana, namun meningkat ke arah resiliensi bencana. 

"Menyangkut resiliensi bencana itu sudah kita siapkan dengan sebaik-baiknya, mulai dari sekolah yang tahan bencana, kemudian persiapan-kesiapan anak-anak ketika terjadi bencana, sampai kemudian relawan-relawan kita yang memiliki keahlian bagaimana menangani bencana itu," kata dia dalam sambutannya.

Menurut Mu'ti yang juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, saat ini Muhammadiyah telah melangkah ke level yang lebih tinggi, dengan melihat persoalan bencana tidak hanya gunung meletus atau rob atau banjir. Akan tetapi melihat bagaimana perubahan iklim, global warming dan berbagai macam bentuk penyakit yang muncul karena lingkungan yang buruk. Dalam konteks mitigasi dan resiliensi bencana, Muhammadiyah mengembangkan berbagai macam, tidak hanya memberikan kajian tentang fiqih lingkungan, tetapi juga sudah membentuk Muhammadiyah climate center. 

Dengan itu Muhammadiyah berusaha untuk menyikapi berbagai hal yang menyangkut dampak dari perubahan iklim. Di antaranya dengan berbagai edukasi dan pendidikan yang membuat anak semakin sadar akan bencana, membangun sekolah ramah lingkungan, dengan solar energi dan juga membangun berbagai macam unit yang melakukan gerakan sosial. 

"Kehadiran Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) di berbagai lokasi bencana merupakan cerminan nyata dari jiwa kerelawanan dan keikhlasan yang melekat dalam gerakan Muhammadiyah. MDMC bukan hanya reaktif saat bencana, tapi juga membangun mitigasi menuju ketangguhan masyarakat. Kiprah MDMC bahkan telah menembus skala internasional,” ujarnya.

MDMC tercatat telah terlibat dalam penanganan bencana di Myanmar, Turki, Vanuatu, serta banjir bandang di Pakistan. Ke depan, Mu’ti berharap rumah sakit lapangan MDMC bisa mendapat pengakuan internasional dari WHO. Mu'ti mengungkapkan bahwa Muhammadiyah berusaha, untuk senantiasa memberikan edukasi, dan mengajak semua pihak untuk tanggap, sadar dan memiliki semangat untuk bersama-sama mengatasi berbagai macam bencana yang terjadi.

"Karena itu maka penyelenggaraan Jambore ini sangat penting, agar kita semua memiliki semangat, memiliki ikatan, yang semakin kuat, agar ketika bencana itu terjadi, ketika musibah itu terjadi, kita tidak hanya meratapi apa yang terjadi, tapi kemudian langkah maju, melangkah konkrit berbuat sesuatu dalam rangka bencana itu dapat kita atasi," ujarnya. 

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat berlimpah. Namun di sisi lain kejadian kebencanaan juga sangat besar. Dalam empat tahun terakhir, jumlah bencana di Indonesia fluktuatif yang angkanya tidak kurang dari 3.300 kali bencana, dengan rata-rata angka harian mencapai 20 sampai 25 kali bencana. Dia pun mengingatkan bahwa Indonesia tidak boleh lengah terhadap potensi bencana.

“Kita harus terus membangun kepedulian. Undang-Undang telah mengamanatkan BNPB sebagai koordinator penanggulangan bencana nasional. Tapi kerja bersama adalah kunci utama,” tandas Suharyanto.

Suharyanto menilai penanganan bencana perlu adanya kerjasama dan gotong royong dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, dunia pendidikan maupun organisasi masyarakat. 

Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan, mengatakan, Jambore Relawan Muhammadiyah dan Aisyah ini merupakan yang ketiga kali dilaksanakan. Jambore pertama digelar di Kabupaten Bantul, yang kedua di Malang dan jambore tahun 2025 dilaksanakan di Kabupaten Karanganyar. Berbagai kegiatan dilaksanakan selama jambore, di antaranya penanaman pohon dalam rangka penghijauan Gunung Lawu.

"Jambore ini menjadi penyemangat bagi masyarakat Karanganyar. Sehingga masyarakat tergerak untuk menjadi relawan bencana," ujarnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyampaikan wilayahnya merupakan minimarket bencana alam. Untuk itu, menurut Ahmad Luthfi, dibutuhkan kebersamaan dalam menghadapi bencana alam yang sering terjadi di Jawa Tengah.

"Berbagai persoalan, terutama bencana alam, dapat diselesaikan dengan gotong-royong. Hal ini terbukti pada saat Covid-19. Semua bisa teratasi dengan gotong-royong," ujarnya.

Gubernur menyampaikan bencana alam yang terjadi merupakan tanggungjawab bersama. Kesiapansiagaan bencana diperlukan tentu dengan tenaga terampil. 

"Relawan menjadi ujung tombak. Relawan jadipioner dalam penanganan bencana," katanya.

Bupati Karanganyar, Rober Christanto, menyambut hangat penyelenggaraan jambore ini di wilayahnya. Dia menilai relawan kebencanaan Muhammadiyah telah berkembang hingga ke tingkat kecamatan dan terbukti sigap dalam penanggulangan bencana lokal.

“Jambore ini memperkuat dan menggerakkan semangat kerelawanan di Karanganyar. Kita juga harus menjaga bumi, salah satunya dengan menanam pohon di lereng Gunung Lawu,” ujar Rober.

Sentimen: neutral (0%)