Sentimen
Undefined (0%)
23 Jun 2025 : 18.22
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Perokok Harus Tahu, Ini Tanda-tanda Kanker Paru

23 Jun 2025 : 18.22 Views 8

Espos.id Espos.id Jenis Media: Bugar

Perokok Harus Tahu, Ini Tanda-tanda Kanker Paru

Esposin, SOLO — Paru-paru adalah organ yang istimewa karena memiliki jaringan yang longgar. Jika ada sesuatu di dalamnya, seperti benda kecil, hal tersebut sering kali tidak tampak menonjol. 

Jaringan paru-paru juga biasanya tidak merasakan sakit, kecuali bila terdapat benda berukuran besar atau sesuatu yang menyentuh saluran napas besar maupun pembuluh darah, yang bisa menyebabkan gejala seperti batuk berdarah.

Dokter spesialis paru-paru di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Novita Eva Sawitri, Sp.P (K) Onk., M.Kes, FAPSR, menjelaskan gejala kanker paru sering kali tidak tampak hingga mencapai stadium lanjut. Hal ini membuat kanker paru sulit dideteksi pada stadium awal.

“Kanker paru-paru biasanya baru menimbulkan keluhan jika ukurannya cukup besar dan menekan saluran napas misalnya, batuk-batuk baru muncul ketika saluran napas tertekan. Kalau tidak, kanker paru sering kali tidak menunjukkan gejala hingga mencapai stadium lanjut, bahkan stadium 4,” ujarnya saat ditemui Espos di rumah sakit, Selasa (17/6/2025).

Tak jarang, kanker paru baru ditemukan saat pasien mengalami gejala lain, misalnya gejala seperti stroke. 

Setelah dilakukan scan kepala, ternyata ditemukan adanya benjolan sebaran kanker paru yang menyumbat pembuluh darah di otak.

Risiko pada Perokok

Risiko kanker paru mengintai baik perokok aktif maupun pasif. Namun, risiko terbesar tetap dimiliki oleh perokok aktif. 

“Dalam penelitian internasional, seseorang yang merokok 12 bungkus per tahun memiliki risiko kanker paru 1–2 kali lipat lebih besar dibandingkan orang yang tidak merokok. Di negara lain, rata-rata usia penderita kanker paru adalah 60 tahun. Namun di Indonesia, kanker paru bisa muncul di usia 40-an karena kebiasaan merokok,” terang dr. Eva.

Jika di dalam rumah terdapat perokok, maka anggota keluarga lainnya berisiko terkena kanker paru hingga 30%.

 

Dokter spesialis paru-paru di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Novita Eva Sawitri, Sp.P (K) Onk., M.Kes. (Istimewa)
Dokter spesialis paru-paru di Rumah Sakit (RS) JIH Solo, dr. Novita Eva Sawitri, Sp.P (K) Onk., M.Kes. (Istimewa)

Faktor risiko kanker paru-paru

Faktor risiko kanker paru dibagi menjadi dua:

1. Tidak dapat dimodifikasi:

Usia: Semakin tua, semakin tinggi risiko

Jenis kelamin: Pria lebih berisiko dibandingkan wanita

Faktor genetik: Riwayat keluarga dengan kanker, meskipun jenis kankernya berbeda, tetap meningkatkan risiko terkena kanker paru.

“Faktor-faktor ini tidak bisa kita ubah. Mau tidak mau harus kita terima dan waspadai,” imbuhnya.

2. Dapat dimodifikasi

Paparan pekerjaan, misalnya tukang satai atau tukang bangunan yang sering terpapar asap atau asbes. Pencegahannya adalah dengan menggunakan masker untuk menyaring udara kotor. Agar paru-paru tetap sehat, dr. Eva memberikan beberapa pesan penting:

• Pastikan udara dan lingkungan tempat tinggal bersih.

• Kurangi polusi udara, misalnya dengan tidak membakar sampah sembarangan

• Perbanyak tanaman dan pepohonan karena mereka berfungsi sebagai penyaring udara alami.

Untuk pencegahan kanker paru dapat dilakukan dengan, dr. Eva menyarankan untuk sering mencuci tangan, mengonsumsi makanan sehat, istirahat cukup, rutin berolahraga, dan mengelola stres. 

Sentimen: neutral (0%)