Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Karanganyar, Solo, Sragen
Kasus: Kemacetan
Tokoh Terkait
Demo Sopir Truk soal ODOL di Ring Road Solo Picu Kemacetan Panjang Berjam-jam
Espos.id
Jenis Media: Solopos

Esposin, SOLO -- Aksi demo para sopir truk yang memprotes kebijakan zero ODOL (over dimension over loading) di ring road perbatasan Solo-Karanganyar memincu kemacetan panjang selama beberapa jam di sejumlah jalan yang mengarah dari Sragen-Karanganyar-Solo pada Kamis (19/6/2025) siang.
Ada 32 komunitas sopir truk se-Soloraya yang mengikuti aksi demo dengan memarkir kendaraan mereka di ring road tersebut. Aksi tersebut dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dengan lokasi utama di kawasan ring road Solo-Karanganyar.
Namun sekitar pukul 12.00 WIB, karena banyaknya sopir truk yang memarkir kendaraan membuat arus lalu lintas lumpuh total di Jl Raya Solo-Sragen, kawasan Kecamatan Kebakkramat, Karanganyar.
Salah satu warga Kerjo, Karanganyar, Sarjono, 38, mengaku menjadi salah satu pengendara yang terjebak di jalan tersebut saat ia dan keluarganya hendak menuju Solo. “Saya dan keluarga, full isi mobil, mau ke Solo. Tapi begitu sampai di sekitar exit tol Kebakkramat kondisi jalanan ramai sekali dengan banyak truk dan orang-orang sekitar,” kata dia.
Jono, sapaannya, mengaku awalnya tidak mengetahui ada aksi demo para sopir truk sehingga terus melaju di jalan tersebut. Hingga tak jauh dari kawasan gerbang tol Kebakkramat, kendaraan yang ditumpangi harus berhenti total karena kemacetan. Tak tanggung-tanggung, ia berada di lokasi yang sama dalam kendaraan tersebut lebih kurang tiga jam lamanya.
“Itu sama sekali tidak jalan, terutama yang dari utara ke selatan. Karena banyak truk-truk berhenti. Sesekali saya lihat dari arah yang sama dengan saya ada kendaraan yang melawan arus. Tapi itu pun akhirnya mereka juga kejebak macet yang sama,” jelasnya.
Ia pun menggambarkan situasi terjebak kemacetan berjam-jam sama sekali tidak bisa bergerak untuk mobil dan kendaraan yang lebih besar. Hanya sebagian sepeda motor yang bisa bergerak dan itu pun harus berhati-hati dan pelan karena harus zig-zag untuk menyalip kendaraan lainnya yang berhenti.
“Di tengah-tengah macet itu juga bahkan kami ini sempat keluar dari mobil untuk membantu mengangkat sebagian sepeda motor yang juga terjebak agar bisa putar balik menghindari kemacetan,” tambahnya.
Jalan Pintas
Situasi mulai berubah ketika salah satu truk besar yang tidak jauh berada di depannya mau mengalah dan meminggirkan truknya ke bahu jalan sehingga mobil-mobil pribadi yang berukuran relatif kecil lainnya bisa mulai bergerak. Itu pun tetap tidak bisa melalui Jl Solo-Sragen atau ring road.
“Itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB ketika ada salah satu truk besar yang mau mengalah barulah kami bisa bergerak sedikit untuk berputar arah,” kata dia.
Sebagai gantinya, Jono dan sejumlah pengendara lainnya kemudian memilih jalur perkampungan agar bisa bebas dari kemacetan dan tiba di Solo. “Setelah putar balik itu pun, untungnya beberapa anak muda, anak-anak sekolah di sana membantu mobil-mobil yang mau menghindari kemacetan dengan menunjukkan jalan pintas melalui kampung-kampung yang bisa dilewati,” jelasnya.
"Karena tidak semua jalan kampung bisa, sebagian besar pada ditutup. Mungkin karena panik ada kemacetan mendadak di kawasan tersebut," tambahnya. Sebagai pengendara di jalanan tersebut, ia tidak ingin kejadian yang sama terulang lagi.
Karena, menurut dia, hal tersebut sebenarnya bisa dihindari dengan catatan ada pemberitahuan sebelum akan ada kegiatan yang berpotensi menyebabkan kemacetan. Selain itu, harus pula ada rambu-rambu dan personel yang ditugaskan untuk memberi arahan rute yang bisa dilalui selain lokasi acara yang berpotensi menimbulkan kemacetan.
“Karena saya lihat di lapangan pun tidak ada patroli atau rambu yang memberitahukan terkait potensi kemacetan dan pengalihan arusnya. Termasuk pemberitahuan sebelumnya kalau ada acara aksi tersebut juga kayaknya tidak ada, makanya terjadi penumpukan yang lumayan lama. Kalau bisa ini jangan terjadi lagi,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolsek Gondangrejo, Karanganyar, Iptu Subhki, menyampaikan lalu lintas saat aksi memang sempat macet sekitar 2-3 jam. Namun, lanjut dia, hal tersebut bisa diatasi sehingga tidak berlarut-larut.
“Memang tadi ada crowded sebentar di kawasan sekitar exit tol, tapi itu hanya 2-3 jam dan masih bisa bergerak walau harus lambat, tidak berhenti sama sekali. Karena memang truk tang berdatangan ternyata sangat banyak,” kata dia saat ditemui awak media di kawasan SPBU Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar.
Sentimen: neutral (0%)