Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: London
Kasus: Zona Hijau
Tokoh Terkait
IHSG Pekan Lalu Cenderung Lesu, Bagaimana Pekan Depan?
Espos.id
Jenis Media: Bisnis

Espos.id, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja lesu pada perdagangan pekan lalu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 0,87% dalam sepekan ditutup pada level 7.113,42 pada perdagangan Kamis (5/6/2025).
Bagaimana sebenarnya kondisi pasar saham Indonesia? IHSG masih dalam zona hijau, menguat 0,47% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025. Kapitalisasi pasar juga tercatat mengalami penurunan sebesar 0,32% dalam sepekan menjadi Rp12.381 triliun dari Rp12.420 triliun pada pekan sebelumnya.
Pasar saham Indonesia pun mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp4,7 triliun dalam sepekan perdagangan terakhir atau dari 2 Juni 2025 hingga 5 Juni 2025. Sepanjang tahun berjalan atau sejak perdagangan perdana 2025, pasar saham Indonesia mencatatkan net sell asing sebesar Rp49,88 triliun.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pada pekan depan, pergerakan IHSG akan dipengaruhi oleh sejumlah faktor. IHSG akan ditentukan oleh perundingan lanjutan AS dan China terkait tarif impor di London. "Kalau perundingan benar-benar menghasilkan kesepakatan komprehensif, maka akan memberikan dorongan ke pasar," kata Nafan kepada bisnis.com, Minggu (8/6/2025).
Dari domestik, IHSG akan dipengaruhi oleh dinamika data makro ekonomi, yaitu indeks belanja konsumen atau consumer spending index. Sementara itu, menurutnya aliran dana asing diperkirakan akan beralih ke saham sektor-sektor yang relatif bertumbuh. Sementara pelaku pasar cenderung prudent atau berhati-hati untuk saat ini.
Sedangkan analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menilai IHSG pada pekan depan diwarnai aksi ambil untung atau profit taking jangka pendek di tengah momen libur long weekend. "Pasar juga masih menantikan perkembangan negosiasi dagang dengan AS sebelum batas waktu jeda 90 hari tarif resiprokal berakhir," kata Ratna dalam risetnya.
Selain itu pasar menantikan realisasi investasi superholding BUMN, Danantara senilai Rp81,4 miliar, yang diambil dari potensi dividen BUMN senilai Rp120 miliar tahun ini, untuk delapan sektor ekonomi.
Pekan lalu Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing keluar bersih dari pasar keuangan domestik sebesar Rp4,48 triliun pada pekan pertama bulan ini, yakni periode transaksi 2-4 Juni 2025. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, Kamis (5/6/2025), menjelaskan jumlah tersebut terdiri dari modal asing keluar bersih di pasar saham dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) masing-masing sebesar Rp3,98 triliun dan Rp5,69 triliun.
Sementara itu, terdapat modal asing masuk bersih di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp5,19 triliun. Dengan demikian, modal asing keluar bersih menjadi Rp4,48 triliun. Sejak awal tahun ini hingga 4 Juni 2025, modal asing keluar bersih di pasar saham dan SRBI masing-masing sebesar Rp46,67 triliun dan Rp19,34 triliun. Sedangkan modal asing masuk bersih di pasar SBN sebesar Rp46,70 triliun. Premi risiko investasi (credit default swaps/CDS) Indonesia lima tahun tercatat turun dari 78,12 basis point (bps) per 30 Mei 2025 menjadi 76,99 bps per 4 Juni 2025.
Bank Indonesia pun terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.
Sentimen: neutral (0%)