Sentimen
Undefined (0%)
8 Jun 2025 : 17.28
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Semarang

Mendikdasmen Pastikan Coding dan AI Jadi Mata Pelajaran pada Kurikulum 2025/2026

8 Jun 2025 : 17.28 Views 1

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Mendikdasmen Pastikan Coding dan AI Jadi Mata Pelajaran pada Kurikulum 2025/2026

Esposin, SEMARANG – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, telah menyelesaikan kajian akademik dan uji publik untuk menerapkan coding dan artificial intelegence (AI) sebagai mata Pelajaran (Mapel) bagi murid se-Indonesia tahun ajaran 2025/2026. Dalam tahapan tahun ini, pihaknya sedang berusaha melatih para guru agar nantinya dapat mengajarkan mata pelajaran tersebut kepada para muridnya.

Mu’ti mengklaim, coding dan AI jadi mata pelajaran karena dalam era serba digital, dua hal itu dianggap bisa mendongkrak kualitas pendidikan. Tak hanya itu, pada pertemuan menteri-menteri pendidikan negara APEC, ia juga menyampaikan ada hasil yang menyatakan kecerdasan artificial dan teknologi digital memang jadi sarana mengatasi kesenjangan mutu pendidikan.

“AI harus dilihat sebuah realistis, disikapi sebaik-baiknya. Teknologi digital dan kedekatan artificial tidak bisa lagi kita hindari. Maka kebijakan kami di Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah mulai tahun ajaran 2025/2026 ini, kami mengajarkan mata pelajaran coding dan kecerdasan artificial sebagai pelajaran pilihan,” kata Mu’ti saat menghadiri puncak Dis Natalis ke-60 Universitas Negeri Semarang (Unnes) di Auditorium Kampus Sekaran Gunungpati, Kota Semarang, Minggu (8/6/2025).

Oleh karena itu, Mendikdasmen mendorong kepada insan pendidikan Indonesia turut aktif menguasai AI. Namun, tidak untuk disalahgunakan seperti tindakan yang bertentangan dengan moral bangsa Indonesia maupun hukum.

Sedangkan dalam orasinya di Auditorium Unnes, Mendikdasmen meminta kepada masyarakat untuk bijak dan berhati-hati dalam menggunakan AI. Sebab, saat ini, telah bermunculan fenomena-fenomena negatif pada penggunaan teknologi AI.

Pria yang juga Sekretaris Umum PP Muhammadiyah tersebut juga memaparkan sejumlah temuan-temuan dalam pemanfaatan AI dari jurnal-jurnal yang ada selama ini. Lebih mirisnya lagi, ada fenomena mencolok dalam penggunaan AI yang selama ini populer dengan sebutan no viral nor justice, yang artinya apabila unggahan media sosial tidak viral maka tidak akan dilakukan tindakan.

“Bahkan ada ungkapan no viral no justice. Kalau tidak viral tidak ada tindakan. Maka fenomena berikutnya disebut digital sociality indeks. Kita mengalami masalah digital visibility ini karena yang terjadi adalah kebiadaban digital,” akunya.

Sementara itu, Rektor Unnes, S Martono, mengatakan kehadiran Mendikdasmen di puncak Dis Natalis untuk menerima penghargaan berupa Upakarti Adikarya Dharma. Ini mengingat jejak karya Mu’ti yang konsen di bidang pendidikan dasar menengah.

Selanjutnya penghargaan Upakarti Krida Adikarya diberikan kepada Wamenpora Taufik Hidayat karena kepemimpinannya bisa menjadikan olahraga berintegrasi dengan pendidikan. 

“Sebagai atlet dahulu juga telah memperlihatkan karya nyatanya untuk menggelorakan dunia olahraga dan pendidikan menjadi satu kesatuan,” kata Martono.

Sentimen: neutral (0%)