Sentimen
Undefined (0%)
8 Jun 2025 : 17.33
Informasi Tambahan

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: Washington

Kasus: pengangguran

Data Inflasi AS Kemungkinan Tunjukkan Dampak Bea Masuk Trump

8 Jun 2025 : 17.33 Views 2

Espos.id Espos.id Jenis Media: Ekonomi

Data Inflasi AS Kemungkinan Tunjukkan Dampak Bea Masuk Trump

Espos.id, JAKARTA — Inflasi di Amerika Serikat berpotensi naik pada Mei 2025, terutama untuk barang-barang konsumsi terkait adopsi aturan bea masuk baru barang impor oleh berbagai perusahaan. Laporan Bloomberg yang dikutip bisnis.com, Minggu (8/6/2025), menyebutkan inflasi harga barang dan jasa, tanpa memperhitungkan biaya makanan dan energi yang fluktuatif, diperkirakan naik 0,3% pada Mei 2025.  

Kenaikan ini menjadi yang terbesar dalam empat bulan berdasarkan survei Bloomberg atas pendapat para ekonom. Pada April 2025, indeks inflasi inti naik 0,2%. Berdasarkan konsensus tersebut, indikator inflasi inti yang dianggap sebagai indikator yang lebih baik untuk inflasi mendasar, diperkirakan akan meningkat untuk pertama kalinya tahun ini dengan nilai median sebesar 2,9% secara tahunan. 

Laporan yang akan terbit pada Rabu (11/6/2026), bersama dengan data harga produsen pada hari berikutnya, akan memberikan pejabat Federal Reserve atau The Fed gambaran akhir tentang inflasi dan dampak tarif yang lebih tinggi sebelum mereka berkumpul untuk pertemuan kebijakan pada 17—18 Juni.

Meski berpotensi inflasi, sejumlah ekonom Bloomberg seperti Anna Wong, Stuart Paul, Eliza Winger, Estelle Ou, dan Chris G. Collins, memperkirakan inflasi akan melemah karena terdorong deflasi dari layanan diskresioner lebih dari mengimbangi inflasi barang yang lebih kuat. 

“Seperti yang ditunjukkan dalam laporan Beige Book terbaru, beberapa perusahaan meneruskan biaya tarif. Kami melihat penerusan sebagian di kategori seperti furnitur, pakaian, dan suku cadang mobil. Namun, tarif penerbangan turun tajam, dan hotel serta layanan rekreasi juga melambat,” tulis ekonom Bloomberg. Meskipun Presiden Donald Trump berusaha menekan bank sentral atau The Fed untuk segera menurunkan suku bunga, Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell telah menunjukkan bahwa mereka memiliki waktu untuk menilai dampak kebijakan perdagangan terhadap ekonomi, inflasi, dan pasar tenaga kerja.

Selain data inflasi, data klaim pengangguran awal mingguan akan diperiksa untuk tanda-tanda tekanan di pasar tenaga kerja. Laporan Kamis menunjukkan aplikasi klaim naik pada pekan terakhir Mei 2025 ke level tertinggi sejak Oktober 2024. Namun, laporan tenaga kerja menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja yang melambat tetapi masih sehat. Di Kanada, data pariwisata Mei 2025 kemungkinan akan menunjukkan penurunan tajam yang berkelanjutan dalam kunjungan ke AS.  

Penjualan manufaktur untuk April 2025 juga diperkirakan akan turun karena tarif menghantam ekspor, dan data neraca nasional untuk kuartal pertama akan mengungkapkan bagaimana pendapatan dan kekayaan rumah tangga terpengaruh saat Trump meningkatkan ancamannya dan mulai memberlakukan tarif.

Sementara di Asia, pekan kedua Juni 2025 dimulai dengan serangkaian data dari China yang diperkirakan akan menyoroti tekanan deflasi yang menghambat aktivitas manufaktur seiring melambatnya momentum perdagangan.  Indikator inflasi China yang akan dirilis pada Senin (9/6/2025) diperkirakan menunjukkan bahwa harga konsumen turun 0,2% pada Mei 2025, bulan keempat berturut-turut, sementara penurunan harga pabrik mendalam menjadi minus 3%, penurunan tertajam sejak November 2023.  

Dengan pasokan melebihi permintaan, angka-angka ini kemungkinan akan memperkuat kekhawatiran bahwa upaya kebijakan untuk meningkatkan konsumsi sejak kuartal keempat tidak banyak berdampak.  Pertumbuhan ekspor China diperkirakan melambat menjadi 6% pada Mei 2025, dengan fokus utama pada pengiriman ke AS setelah turun 21% secara tahunan pada April 2025.

Taiwan juga akan merilis data perdagangan pada minggu depan. Jepang merevisi data produk domestik bruto (PDB) kuartal pertama setelah data investasi modal terbaru. Sebagian besar ekonom memperkirakan PDB tetap dalam kontraksi moderat.

Australia merilis indikator kepercayaan bisnis dan sentimen konsumen pada Selasa (10/6/2025), sementara India menerbitkan laporan inflasi pada Kamis (12/6/2025) yang diperkirakan menunjukkan kenaikan Indeks Harga Konsumen melambat untuk bulan ketujuh berturut-turut pada Mei 2025, membenarkan keputusan Bank Sentral India (RBI) untuk menurunkan suku bunga acuan repo sebesar 50 basis poin.  

Pada akhir pekan, Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba diperkirakan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan Trump untuk mengumumkan kesepakatan perdagangan. Mereka kemungkinan akan bertemu di sela-sela KTT G7 yang dimulai pada 15 Juni di Pegunungan Rocky Kanada, atau mungkin sehari sebelumnya di Washington.

 

Sentimen: neutral (0%)