Sentimen
Undefined (0%)
18 Mei 2025 : 10.01
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Solo

Partai Terkait

Wujudkan Ruang Publik Inklusif Layak Anak melalui Mural Signage di Kota Solo

18 Mei 2025 : 10.01 Views 37

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

Wujudkan Ruang Publik Inklusif Layak Anak melalui Mural Signage di Kota Solo

Esposin, SOLO – Anggota peer group Pusat Studi Jepang (PSJ) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Sebelas Maret (UNS) – bermitra dengan masyarakat dan anak-anak di Kampung Kota Eks HP 00001 Mojo mengadakan rehabilitasi ruang publik inkulsif di kawasan permukiman. 

Kegiatan ini juga mengikut sertakan mahasiswa MBKM Studi Proyek Independent yang berasal dari Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik (FT) UNS  serta  bermitra dengan Rotterdam University of Applied Science (RUAS) Belanda yang mengirimkan mahasiswa interns di Research Group/ Laboratorium Urban Rural Design and Conservation (URDC) Labo Prodi Arsitektur UNS. Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan ruang ramah anak di Kampung Eks HP000)1, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo. 

Permukiman padat kota kerap tidak banyak menyisakan ruang bermain yang layak bagi anak-anak. Oleh karenanya Program Kemitraan Masyarakat Internasional (PKMI) 2025, dilakukan secara bertahap yang dimulai dari observasi studi perilaku arsitektur, interview, dalam penggalian partisipatif ide mereka sejak akhir tahun 2024. Kemudian dilanjut pada awal tahun 2025 desiminasi pembuatan mural yang melibatkan secara aktif anak-anak.

Mahasiswa MBKM yang terlibat Gavin Arya Faiz R., mengatakan kegiatan ini menempatkan anak-anak sebagai pusat dari proses perencanaan dan perancangan. Mengadopsi metode partisipasi desain, dimana selama proses pemilihan lokasi dan pemilihan gambar mural untuk ruang publik melibatkan anak-anak. 

Sebanyak 20 anak yang menjadi responden berusia 6-12 tahun memberikan aspirasi dan menuangkan ide-ide mereka melalui proses gambar, interview dan kuisioner. Sebanyak 71,4% anak-anak mengaku setiap hari bermain di luar rumah dan sebanyak 60% anak-anak menyatakan area pertigaan tidak aman untuk bermain. Anak-anak juga menyuarakan bahwa 44% mereka menginginkan area bermain yang berwarna-warni. Data lapangan ini menjadi pondasi pengembangan ruang bermain inklusif yang relevan dengan kebutuhan dan keinginan anak-anak setempat.

Mitra dari RUAS Belanda, Thomas Riewert Wierenga, mengatakan aspek fungsional ruang bermain anak direncanakan berbasis kebutuhan kolektif anak-anak di lingkungan permukiman dengan memperhatikan keamanan dan desain mural yang interaktif. 

Diandra Meisha Aulia, dan Risma Aulia Widyanti juga menyebutkan pemilihan lokasi mural didasarkan proses observasi perilaku anak dengan melakukan pemetaan area yang dianggap titik rawan bagi anak-anak. Maka terpilihlah area pertigaan jalan di permukiman Eks HP 00001 Mojo. Titik ini dianggap tidak aman bagi anak-anak yang kerap memilih bermain di seputaran area tersebut.

Bekerja sama dengan seniman mural Solo, Ilham Nur Fathoni, Tim PKMI memilih konsep “Mural Signage”. Mural signage mengacu pada lukisan mural berskala besar yang diaplikasikan pada permukaan badan jalan yang berlokasi di Pertigaan Jalan Permukiman.  Desain inklusif dipertigaan jalan bertujuan membuat ruang aman bagi anak-anak yang sedang bermain di dekatnya. 

Desain mural signage ini dirancang untuk menyampaikan peringatan bagi warga yang berkendaraan bermotor di area tersebut agar mengurangi laju kendaraannya. Secara visual dibuat mencolok dan berskala besar – yaitu menggambarkan anak-anak berseragam sekolah yang mewakili identitas anak dari kampung Eks HP 00001 Mojo dengan tulisan peringatan berhati-hati. Mural signage ini menjadi bentuk peringatan yang sangat efektif karena menarik perhatian secara visual dan menciptakan tampilan yang menyita perhatian pengguna kendaraan bermotor.

Selain itu, perbaikan ruang publik di kawasan Eks HP 00001 Mojo dilakukan dengan mengaplikasikan mural bergambar “Engklek” berwarna-warni. Permainan engklek adalah salah satu permainan tradisional anak-anak yang dimainkan dengan cara melompat-lompat di atas kotak-kota yang tergambar di badan jalan. Permainan ini terpilih untuk diaplikasikan pada ruang publik karena jamak dilakukan oleh anak-anak. Untuk membuatnya menjadi lebih atraktif maka terdesain dengan lebih berwarna-warni.

Pada saat proses deseminasi Kamis (15/4/25), Andrea Bayu Ardiawan mahasiswa Magister Arsitektur UNS yang juga menjadi anggota Tim PKMI,  turut mengajak serta anak-anak secara aktif mengecat badan jalan. Hal ini dilakukan untuk menumbuhkan rasa kepemilikian (sense of belonging) lebih melalui goresan cat mereka sehingga diharapkan ruang publik tersebut dapat terjaga.

Pengalaman berkarya bersama masyarakat dan anak-anak Eks HP 00001 Mojo serta berkolaborasi besama seniman mural professional dalam upaya menciptakan ruang inkulsif layak anak merupakan proses yang sangat kompleks dan menantang. Proses partisipatif desain untuk menciptakan ruang inklusif layak anak direncanakan seminimal mungkin untuk mengurangi resiko berbahaya bagi anak-anak yang banyak bermain di badan jalan. 

Kegiatan ini merupakan luaran kegiatan PKMI 2025 yang beranggotakan Dr. Eng. Kusumaningdyah N.H, S.T., M.T., Prof Ir. Danar Praseptiangga STP. M.SC., Ph.D; Pandu Purwandaru S.DS., M.DS., PhD dan Elisa Herawati, S.Si., M.Eng., Ph.D. Bermitra bersama RUAS Belanda ini berhasil mengubah area ruang publik yang memiliki resiko berbahaya bagi anak menjadi area yang aman layak anak. Keberhasilan kegiatan ini diharapkan mampu menjadi contoh pengembahan ruang ramah anak di wilayah lpermukiman padat kota lainnya. (NA)

Sentimen: neutral (0%)