Sentimen
Undefined (0%)
16 Mei 2025 : 13.29
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Yerusalem

Tokoh Terkait

Demi Akhiri Perang Gaza, Hamas Siap Bebaskan Sandera, Trump Sebut Zona Kebebasan

16 Mei 2025 : 13.29 Views 7

Espos.id Espos.id Jenis Media: Dunia

Demi Akhiri Perang Gaza, Hamas Siap Bebaskan Sandera, Trump Sebut Zona Kebebasan

Esposin, YERUSALEM — Seorang pemimpin politik senior Hamas kembali menegaskan bahwa mereka siap menyerahkan semua tahanan segera jika langkah tersebut akan mengakhiri perang yang sedang berlangsung.

Basem Naim mengatakan pada Kamis (15/5/2025) bahwa ia percaya Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa melakukannya jika ia memberikan cukup tekanan kepada Israel untuk segera mengakhiri perang ini, seraya menambahkan bahwa Trump memiliki kemampuan dan kemauan untuk mencapai situasi damai ini.

“Kami siap bekerja sama dengannya untuk mencapai tujuan kawasan yang lebih damai,” kata Naim kepada Sky News, dilansir Antara.

Ia menekankan bahwa Gaza dan rakyat Gaza berhak, seperti semua orang di seluruh dunia, untuk hidup dalam damai dan martabat.

“Kami telah mengatakan kepada semua mediator dan Amerika, kami siap menyerahkan semua tahanan segera, jika kami dapat yakin bahwa ini akan mengakhiri perang ini,” kata Naim sebagai tanggapan atas pertanyaan apakah mereka bersedia menyerahkan sandera.

Ia mencatat bahwa mereka telah menyampaikan melalui para mediator dan secara langsung melalui beberapa orang di pemerintahan AS, bahwa mereka menyerukan penarikan total pasukan Israel, memperbolehkan bantuan masuk ke Gaza, dan membangun kembali wilayah tersebut tanpa imigrasi paksa.

Ia mengatakan Hamas telah menerima proposal perdamaian dari Mesir, tentang pembentukan badan Palestina yang independen, dan tidak berafiliasi secara politik untuk menjalankan Jalur Gaza.

Namun ia menambahkan: “Sebelum itu, selama kami masih menjadi rakyat yang diduduki, kami memiliki hak sepenuhnya untuk terus membela rakyat kami dan melawan pendudukan dengan segala cara, termasuk melalui perlawanan."

Juru Bicara Gedung Putih

Menanggapi wawancara tersebut, Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, James Hewitt, mengatakan kepada Sky News bahwa Hamas belum menunjukkan bahwa mereka serius terhadap perdamaian.

Hewitt mengatakan bahwa Trump telah mengatakan bahwa Hamas harus meletakkan senjata mereka.

Tentara Israel telah melakukan serangan brutal terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, menewaskan lebih dari 53.000 warga Palestina sejauh ini, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.

Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November lalu terhadap Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Kepala Pertahanannya Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas perang yang dilancarkannya di wilayah kantong tersebut.

Tanggapan Trump

Sementara, Trump, pada Kamis (15/5/2025)  mengusulkan agar Jalur Gaza yang tengah dikepung diubah menjadi apa yang ia sebut sebagai zona kebebasan di bawah kendali AS. Namun, rincian dari gagasan tersebut masih belum jelas.

“Saya punya konsep untuk Gaza yang menurut saya sangat bagus -- jadikan Gaza zona kebebasan. Biarkan Amerika Serikat terlibat dan ubah Gaza menjadi zona kebebasan sejati,” ujar Trump kepada wartawan di Qatar sebelum melanjutkan kunjungan ke Uni Emirat Arab, yang menjadi tujuan terakhir dalam tur Teluk-nya.

Buat zona kebebasan yang sesungguhnya, karena tampaknya Gaza, setiap waktu, setiap 10 tahun, selalu terjadi lagi, bahkan lebih dari itu. Sebenarnya terus berulang. Itu tidak pernah menyelesaikan masalah Gaza,” ucapnya.

Trump menambahkan, “Jika memang perlu, saya akan bangga jika Amerika Serikat memilikinya, mengambil alih, dan menjadikannya zona kebebasan.”

"Biarkan hal-hal baik terjadi. Tempatkan orang-orang di rumah di mana mereka bisa merasa aman, dan Hamas harus ditangani," katanya.

Trump pertama kali melontarkan ide agar AS mengambil alih Gaza pada Februari lalu. Gagasan tersebut mendapat penolakan luas dari berbagai negara di dunia. Namun, presiden AS itu terus mengangkat isu ini secara sporadis selama tiga bulan terakhir.

Meski demikian, istilah “zona kebebasan” merupakan narasi baru dari Trump. Ia tidak menjelaskan secara rinci apa makna atau implementasi dari konsep tersebut dalam pernyataan singkatnya kali ini.

Sentimen: neutral (0%)