Sentimen
Undefined (0%)
12 Mei 2025 : 17.39
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Garut

Partai Terkait
Tokoh Terkait
TB Hasanuddin

TB Hasanuddin

9 Warga Meninggal akibat Ledakan Amunisi di Garut Diduga Ingin Ambil Besi Sisa

12 Mei 2025 : 17.39 Views 4

Espos.id Espos.id Jenis Media: News

9 Warga Meninggal akibat Ledakan Amunisi di Garut Diduga Ingin Ambil Besi Sisa

Esposin, GARUT — Sebanyak 9 warga sipil meninggal dunia saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa atau afkir yang kemudian meledak di kawasan Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025) pagi. Anggota DPR Tubagus Hasanuddin menyoroti dugaan munculnya warga sipil di sekitar lokasi pemusnahan akibat ingin mendulang besi bekas dari amunisi afkir yang diledakkan.

TB, sapaan akrabnya, mengaku sudah menyaksikan sejumlah video amatir yang beredar dari lokasi kejadian. Menurutnya, berdasarkan pengamatan, proses pemusnahan sudah berjalan sesuai prosedur keamanan.

"Pertama, pemusnahan amunisi dengan cara peledakan sudah benar, di tempat jauh dari permukiman, itu sudah benar jauh, di pantai. Kedua, masyarakat juga jauh dari lokasi pemusnahan. Tapi, yang saya lihat, teknis atau prosedur setelah pemusnahan (tidak benar)," kata dia, dalam wawancara dengan Breaking News KompasTV.

Anggota Komisi I DPR itu kemudian menyebut seharusnya setelah amunisi kedaluwarsa itu diledakkan, petugas maupun masyarakat tak serta merta langsung menuju lokasi. Hal tersebut dikarenakan tak semua amunisi itu bisa meledak saat diledakkan bersamaan.

Mengingat statusnya yang sudah kedaluwarsa atau afkir, amunisi bisa saja tak langsung meledak saat dipicu detonator. "Bisa jadi baru meledak karena blasting ledakan sebelumnya, atau karena panasnya. Jadi, ledakan kedua hingga ketiga muncul pasca-ledakan yang sudah direncanakan terjadi," bebernya.

TB menyebut petugas kurang waspada sehingga ketika ledakan pertama terjadi, mereka menganggap bahwa seluruh amunisi afkir atau kedaluwarsa itu sudah selesai meledak. "Mereka mengira sudah habis, tidak ada amunisi tersisa lalu menuju tempat peledakan yang di situ diikuti oleh masyarakat, ini kesalahan fatal, yang akhirnya muncul ledakan kedua, timbul korban," ungkap politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Pihaknya berharap ada peninjauan ulang atau evaluasi untuk memperbaiki prosedur. "Setelah peledakan pertama, yakni tidak dibenarkan langsung ditinjau, harus diyakinkan beberapa jam, kalau perlu disiram air agar terjadi pendinginan dan tidak ada ledakan berikutnya, baru kemudian boleh masuk, dipilah mana yang meledak mana belum, yang belum diledakkan kemudian," tuturnya.

Saran kedua adalah penegasan dan larangan kepada masyarakat untuk mendekat lokasi pemusnahan atau peledakan, baik sebelum maupun sesudah kejadian.

"Mungkin masyarakat tertarik setelah terjadi ledakan ada sisa selongsong dari body tempat amunisi itu berupa tembaga yang mungkin punya nilai ekonomis untuk diburu. Nah, seharusnya tidak diizinkan petugas setempat. Artinya pengamanan tidak dilaksanakan dengan baik, petugas tidak hati-hati, dan seharusnya menunggu berikutnya sampai yakin bahwa tidak ada ledakan lagi," tandas TB.

Kronologi Kejadian

Sebagai informasi, kejadian tersebut mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, terdiri dari 4 prajurit TNI dan 9 warga sipil. Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen Wahyu Yudhayana, menerangkan kejadian tersebut berlangsung pada pukul 09.30 WIB, di mana pihaknya menyebut sudah dilakukan pengecekan personel maupun lokasi sebelum pemusnahan amunisi yang sudah kedaluwarsa atau tidak layak pakai itu berlangsung.

Ada dua sumur yang digunakan, yang kemudian diisi amunisi (afkir) untuk kemudian diledakkan. Prosesnya di dua sumur itu berjalan dengan sempurna dan aman. Selain dua sumur itu, ada satu lubang lagi yang disiapkan,” ucapnya, 

Wahyu kemudian menyebutkan proses pemusnahan berlanjut di lubang yang telah disiapkan itu untuk menghancurkan detonator yang sebelumnya dipakai untuk meledakkan dua lubang sumur.

Detonator itu dimasukkan ke dalam lubang, lanjut Wahyu, untuk dimusnahkan dengan cara yang sama dengan pemusnahan amunisi sebelumnya. "Saat tim penyusun amunisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang," kata Wahyu.

Lebih lanjut disampaikan, lahan yang digunakan itu merupakan milik BKSDA Kabupaten Garut yang rutin digunakan untuk amunisi afkir dan lokasinya jauh dari pemukiman.

Wahyu mengatakan selain melaksanakan penanganan terhadap para korban, upaya yang dilakukan saat ini adalah berkoordinasi dengan aparat terkait untuk mengamankan lokasi peledakan. Pihaknya akan melaksanakan investigasi secara menyeluruh terkait kejadian ini dan informasi selanjutnya berkaitan dengan perkembangan dari penyidikan serta investigasi akan disampaikan kemudian.

Berikut rekaman amatir terkait ledakan tersebut yang beredar di media sosial:

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="in" dir="ltr">INSIDEN LEDAKAN PEMUSNAHAN AMUNISI TIDAK LAYAK PAKAI DI PANTAI CIBALONG, KAB. GARUT - JAWA BARAT <br>----<br>Perihal : Laporan pendahuluan telah terjadi musibah di lokasi peledakan yang mengakibatkan 11 orang meninggal dunia ditempat pada 12/05/2025 09:30 WIB<br>.<a href="https://t.co/VB5qtIeSoV">https://t.co/VB5qtIeSoV</a> <a href="https://t.co/HFLl7MW6E6">pic.twitter.com/HFLl7MW6E6</a></p>&mdash; Mas Annadwi (@PostMKG) <a href="https://twitter.com/PostMKG/status/1921853951361601731?ref_src=twsrc%5Etfw">May 12, 2025</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

Sentimen: neutral (0%)