Sentimen
Negatif (100%)
27 Apr 2025 : 17.51
Informasi Tambahan

Agama: Islam

Grup Musik: APRIL

Kab/Kota: New York

Kasus: kebakaran, kecelakaan

Korban Tewas Akibat Ledakan di Iran Bertambah Jadi 25 Orang, Lebih dari 1.100 Lainnya Terluka

27 Apr 2025 : 17.51 Views 14

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Internasional

Korban Tewas Akibat Ledakan di Iran Bertambah Jadi 25 Orang, Lebih dari 1.100 Lainnya Terluka

PIKIRAN RAKYAT - Jumlah korban tewas akibat ledakan besar yang mengguncang pelabuhan utama Iran di Bandar Abbas terus bertambah. Hingga Minggu 27 April 2025, media pemerintah Iran melaporkan bahwa sedikitnya 25 orang tewas dan lebih dari 1.100 lainnya terluka akibat insiden tersebut.

Ledakan terjadi pada Sabtu 26 April 2025 di bagian Shahid Rajaee, pelabuhan peti kemas terbesar di Iran yang terletak di dekat Selat Hormuz, jalur pelayaran strategis dunia. Kekuatan ledakan sangat dahsyat, menghancurkan jendela hingga beberapa kilometer dari pusat ledakan, merobek serpihan logam dari kontainer, serta merusak berat berbagai barang yang disimpan.

Dugaan Penyebab: Bahan Kimia Hingga Bahan Bakar Rudal

Sejauh ini, para pejabat Iran menyatakan bahwa ledakan diduga terkait dengan bahan kimia yang disimpan secara tidak benar. Kantor berita IRNA menyebutkan bahwa penyimpanan bahan berbahaya di kontainer Shahid Rajaee telah lama menjadi perhatian.

Seorang juru bicara Organisasi Manajemen Krisis Iran juga menegaskan bahwa kelalaian dalam penyimpanan bahan kimia menjadi faktor utama.

"Peringatan sebelumnya telah menyoroti potensi risiko keselamatan," ucapnya.

Namun, laporan lain yang dikutip Sputnik dan The New York Times menunjukkan kemungkinan lebih serius. Sumber yang memiliki hubungan dengan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengungkapkan bahwa bahan yang meledak adalah natrium perklorat, salah satu komponen utama dalam bahan bakar padat untuk rudal.

Meski demikian, pemerintah Iran belum mengonfirmasi penyebab pasti ledakan.

"Masih terlalu dini untuk spekulasi prematur," ujar juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani.

Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, telah memerintahkan penyelidikan mendalam untuk mengungkap fakta sesungguhnya di balik insiden tersebut.

Skala Kerusakan dan Penanganan Darurat

Organisasi Manajemen Krisis Iran melaporkan bahwa dari 1.139 orang yang mencari bantuan medis, 752 orang telah mendapatkan perawatan, sementara sekitar 190 pasien masih dirawat di berbagai fasilitas medis.

Mengunjungi lokasi kejadian, Menteri Dalam Negeri Eskandar Momeni menyatakan bahwa upaya pemadaman api telah mencapai 80% pada Minggu pagi.

"Pemadaman kebakaran akan berlanjut selama beberapa jam lagi," kata Momeni kepada TV pemerintah.

Sebagian operasi di pelabuhan Shahid Rajaee telah kembali dibuka di area yang tidak terkena dampak langsung dari ledakan atau kebakaran.

Tidak Terkait dengan Pembicaraan Nuklir

Insiden di Bandar Abbas terjadi bertepatan dengan putaran ketiga pembicaraan nuklir Iran dan Amerika Serikat di Oman. Namun, hingga kini tidak ada indikasi bahwa ledakan tersebut terkait dengan dinamika perundingan tersebut.

Sejarah menunjukkan bahwa Iran dalam beberapa tahun terakhir kerap mengalami serangkaian insiden mematikan di sektor energi dan industrinya, mulai dari kebakaran kilang minyak, ledakan gas di tambang batu bara, hingga kecelakaan perbaikan infrastruktur di Bandar Abbas sendiri yang menewaskan seorang pekerja pada tahun 2023.

Selain kelalaian, beberapa insiden sebelumnya juga sempat dikaitkan dengan sabotase oleh musuh bebuyutan Iran, yakni Israel, yang dalam beberapa tahun terakhir dikabarkan melakukan serangan terhadap fasilitas nuklir dan pertahanan Iran.

Upaya Evaluasi Keselamatan dan Antisipasi Risiko

Pasca ledakan ini, pemerintah Iran menghadapi tekanan untuk memperketat standar keselamatan di fasilitas penyimpanan industri dan pelabuhan, terutama terkait bahan berbahaya. Fatemeh Mohajerani mengingatkan agar semua pihak menahan diri dari spekulasi sebelum hasil penyelidikan resmi diumumkan.

"Fokus kami saat ini adalah pada penanganan korban, pemadaman api, dan penyelidikan yang komprehensif untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan," tutur Mohajerani, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters.

Sementara itu, masyarakat di Bandar Abbas masih berupaya pulih dari dampak ledakan yang mengguncang kehidupan mereka.***

Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Sentimen: negatif (100%)