reciprocal tariffs yang diterapkan Donald Trump. Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein)

Abadikini.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengisyaratkan kesiapan untuk berdiskusi dengan negara lain terkait kebijakan tarif bea masuk era Trump. Pernyataan ini berbeda dengan penegasan sejumlah pejabat Gedung Putih yang sebelumnya menyatakan bahwa kebijakan tarif baru tersebut tidak akan dinegosiasikan.

Trump menyampaikan keterbukaannya untuk bernegosiasi saat berbicara di pesawat kepresidenan Air Force One pada Jumat (4/4/2025). Ia menyatakan bahwa pembicaraan dapat terjadi jika negara mitra menawarkan kesepakatan yang “luar biasa”.

Sebelumnya, penasihat perdagangan utama Peter Navarro menegaskan bahwa kebijakan tarif tersebut bukanlah alat negosiasi, melainkan respons terhadap situasi darurat nasional. Namun, pernyataan Trump menunjukkan adanya potensi perubahan dalam kebijakan perdagangan AS.

Kebijakan tarif baru ini menuai kekhawatiran dari berbagai pihak, termasuk ekonom dari Goldman Sachs, Lindsay Rosner, yang menilai kebijakan ini dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi AS. Rosner juga menyoroti potensi risiko stagflasi dan dampak yang berbeda-beda pada sektor dan perusahaan.

Pernyataan Trump ini membuka kemungkinan adanya perubahan dalam kebijakan tarif AS dan potensi negosiasi dengan negara mitra. Namun, detail lebih lanjut mengenai kesepakatan yang diinginkan Trump masih belum jelas.