Sentimen
Positif (100%)
5 Mar 2025 : 20.02

Prediksi Ekonomi RI Stagnan 5 Persen di 2025, AMRO Sarankan Perkuat Koordinasi Kebijakan

5 Mar 2025 : 20.02 Views 21

Voi.id Voi.id Jenis Media: News

Prediksi Ekonomi RI Stagnan 5 Persen di 2025, AMRO Sarankan Perkuat Koordinasi Kebijakan

JAKARTA - Perekonomian Indonesia berhasil mencatatkan pertumbuhan solid sebesar 5,0 persen pada tahun 2024, didorong oleh permintaan domestik yang terus berlanjut dan inflasi tetap terkendali dalam target 2,5 persen plus minus 1 persen.

Menurut ASEAN+3 Macroeconomic Research Office (AMRO) dalam keterangannya setelah kunjungan konsultasi tahunan ke Indonesia pada 3-14 Februari 2025, kebijakan yang terkoordinasi menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan mendukung aktivitas ekonomi ditengah meningkatnya ketidakpastian global pada 2025.

Ekonom Utama AMRO Sumio Ishikawa menyampaikan AMRO memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh kokoh sebesar 5,0 persen pada 2025 didorong permintaan domestik diperkirakan tetap kuat berkat kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan, termasuk implementasi program prioritas baru.

"Koordinasi kebijakan tetap menjadi kunci untuk mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan di tengah tantangan eksternal yang semakin besar," ujarnya dalam keteranganya, Rabu, 5 Maret.

Selain itu, inflasi turun menjadi 1,6 persen pada akhir tahun 2024, dengan rata-rata inflasi tahunan 2,3 persen sepanjang tahun dan koordinasi kebijakan yang erat antara Bank Indonesia (BI) dan pemerintah diharapkan dapat menjaga inflasi dalam target pada 2025.

Sementara itu, surplus perdagangan yang kuat dan aliran investasi asing yang stabil telah memperkuat posisi eksternal Indonesia meskipun terdapat ketidakpastian global.

Adapun, Bank Indonesia (BI) memperkuat kebijakan moneter pada 2024 untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas dan dukungan terhadap pertumbuhan seperti kebijakan suku bunga yang hati-hati, bersama dengan intervensi pasar valuta asing yang bijaksana, membantu mengendalikan inflasi dan menstabilkan nilai tukar rupiah.

Pada awal 2025, BI menurunkan suku bunga kebijakan menjadi 5,75 persen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, seiring dengan proyeksi inflasi yang rendah.

Selain itu, Pemerintah juga menerapkan kebijakan fiskal ekspansif dengan meningkatkan defisit anggaran menjadi 2,3 persen dari PDB pada 2024 untuk mendorong ekonomi dan mempercepat proyek infrastruktur.

Pada 2025, defisit anggaran mungkin akan meningkat lebih lanjut seiring dengan pengenalan program prioritas baru, termasuk program makanan bergizi gratis dan subsidi tambahan untuk rumah tangga berpendapatan rendah.

Ishikawa menyampaikan ke depannya dalam jangka pendek pertumbuhan ekonomi Indonesia, seperti negara pasar berkembang lainnya, menghadapi risiko terkait kebijakan pemerintah AS yang baru dan potensi ketegangan perdagangan global yang dapat memengaruhi mitra dagang utama, seperti China, AS, dan Eropa.

"Risiko volatilitas aliran modal dan biaya pinjaman yang tinggi tetap ada di tengah potensi pengetatan kebijakan keuangan global," ujarnya.

Di sektor keuangan, AMRO menyarankan BI untuk menyesuaikan kebijakan moneternya dengan lebih fleksibel guna mengatasi risiko yang berkembang.

Sementara itu, AMRO memperkirakan inflasi domestik tetap rendah, pemangkasan suku bunga lebih lanjut dapat dipertimbangkan untuk mendukung ekonomi jika nilai tukar rupiah tetap sesuai dengan fundamentalnya.

Selain itu, pemerintah juga disarankan untuk memperkuat upaya mobilisasi pendapatan dan memprioritaskan belanja untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, termasuk reformasi kebijakan pajak dan administrasi yang dapat meningkatkan penerimaan.

AMRO mendukung langkah pemerintah yang memprioritaskan anggaran dengan memotong pengeluaran yang tidak esensial dan memperbaiki kebijakan subsidi yang lebih tepat sasaran dan reformasi struktural harus dipercepat untuk meningkatkan diversifikasi ekonomi dan produktivitas.

Selain itu, AMRO juga menekankan pentingnya peningkatan kapasitas implementasi pemerintah daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi regional dan mengurangi ketimpangan pendapatan.

Sentimen: positif (100%)