Sentimen
Negatif (100%)
3 Mar 2025 : 16.46
Partai Terkait
Tokoh Terkait

Israel Hentikan Semua Pasokan ke Gaza, Tuai Kritikan Internasional, Dianggap sebagai Alat Pemerasan - Halaman all

3 Mar 2025 : 16.46 Views 30

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Internasional

Israel Hentikan Semua Pasokan ke Gaza, Tuai Kritikan Internasional, Dianggap sebagai Alat Pemerasan - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Israel telah menghentikan semua makanan dan barang lainnya yang masuk ke Gaza.

Keputusan Israel itu sebagai bentuk pengepungan yang dilakukannya pada hari-hari awal perangnya dengan Hamas.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan penyedia bantuan kemanusiaan lainnya mengkritik keras keputusan Israel tersebut.

Mereka menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.

“Alat pemerasan,” kata Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, dilansir Arab News.

Kemudian, mediator utama Mesir menuduh Israel menggunakan “kelaparan sebagai senjata.”

Lalu, kelompok bantuan Oxfam menyoroti tindakan Israel yang dinilai sembrono.

“Tindakan hukuman kolektif yang sembrono,” kata Oxfam.

Kelaparan telah menjadi masalah selama perang bagi lebih dari 2 juta penduduk Gaza.

Beberapa pakar bantuan juga telah memperingatkan kemungkinan terjadinya kelaparan.

Sekarang ada kekhawatiran tentang hilangnya kemajuan yang dilaporkan para pakar dalam enam minggu terakhir gencatan senjata.

Sementara itu, Israel berusaha menekan kelompok militan Hamas agar menyetujui apa yang digambarkan oleh pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai usulan Amerika Serikat (AS) untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata, alih-alih memulai negosiasi pada fase kedua yang jauh lebih sulit.

Pada fase kedua, Hamas akan membebaskan para sandera yang masih hidup sebagai imbalan atas penarikan Israel dari Gaza dan gencatan senjata yang langgeng.

600 Truk Bantuan per Hari

Tahap pertama gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2025 dan memungkinkan lonjakan bantuan ke Gaza.

Rata-rata 600 truk berisi bantuan masuk per hari.

600 truk bantuan harian itu dimaksudkan untuk terus masuk selama tiga tahap gencatan senjata.

Namun, Hamas mengatakan kurang dari 50 persen dari jumlah truk yang disepakati yang membawa bahan bakar, untuk generator dan keperluan lainnya, diizinkan masuk.

Hamas juga mengatakan masuknya hewan hidup dan pakan ternak, yang penting untuk ketahanan pangan, ditolak masuk.

Namun, warga Palestina di Gaza mampu menimbun beberapa persediaan.

"Gencatan senjata membawa sejumlah bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, tetapi itu jauh dari cukup untuk menutupi kebutuhan yang sangat besar," kata Dewan Pengungsi Norwegia, Minggu (2/3/2025).

ASAP MENGEPUL - Tangkapan layar Khaberni pada Minggu (2/3/2025) yang menunjukkan asap mengepul dari serangan udara Israel di Gaza. (khaberni/tangkap layar) Tuduhan pada Israel

Diberitakan AP News, Israel memberlakukan pengepungan di Gaza pada hari-hari awal perang dan baru melonggarkannya di bawah tekanan AS.

Badan-badan PBB dan kelompok-kelompok bantuan menuduh Israel tidak memfasilitasi cukup banyak bantuan selama 15 bulan perang.

Mahkamah Pidana Internasional mengatakan ada alasan untuk percaya bahwa Israel telah menggunakan "kelaparan sebagai metode peperangan" ketika mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Netanyahu tahun lalu.

Tuduhan tersebut juga menjadi inti kasus Afrika Selatan di Mahkamah Internasional yang menuduh Israel melakukan genosida.

Namun, Israel membantah tuduhan tersebut.

Israel mengatakan telah mengizinkan masuknya cukup bantuan dan menyalahkan kekurangan bantuan pada apa yang disebutnya ketidakmampuan PBB untuk mendistribusikannya.

Israel juga menuduh Hamas menyedot bantuan — tuduhan yang diulangi Netanyahu pada hari Minggu.

Kenneth Roth, mantan kepala Human Rights Watch, mengatakan Israel sebagai kekuatan pendudukan memiliki “kewajiban mutlak” untuk memfasilitasi bantuan kemanusiaan berdasarkan Konvensi Jenewa, dan menyebut keputusan Israel sebagai “dimulainya kembali strategi kelaparan kejahatan perang” yang menyebabkan dikeluarkannya surat perintah ICC.

Sebagai informasi, perang dimulai ketika militan yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 251 orang.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 48.000 warga Palestina.

Kementerian itu mengatakan lebih dari separuh korban tewas adalah wanita dan anak-anak.

Kementerian itu tidak menyebutkan berapa banyak korban tewas yang merupakan kombatan.

Pengeboman Israel menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza hingga hancur dan menyebabkan sekitar 90 persen penduduk mengungsi.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Sentimen: negatif (100%)