Digempur Israel Setahun Lebih, Bangun Gaza Butuh Dana Satu Triliun Rupiah
Pikiran-Rakyat.com
Jenis Media: Internasional

PIKIRAN RAKYAT - PBB, Uni Eropa, dan Bank Dunia mengumumkan bahwa membangun Gaza kembali membutuhkan dana lebih dari $50 juta. Hal ini disampaikan pada hari Selasa, 19 Februari 2025.
Rinciannya yaitu $29,9 juta untuk pembangunan infrastruktur, dan $19,1 juta untuk membangun sektor pelayanan masyarakat seperti kesehatan, pendidikan, dan perdagangan.
Pembangunan kembali ini membutuhkan waktu 10 tahun. Tiga tahun pertama pembangunan dibutuhkan dana sebesar $20 juta.
Israel menggempur Gaza sebagai balasan serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023. Serangan ini menewaskan1.200 orang. Selain itu lebih dari 250 orang warga sipil Israel disandera.
Gaza saat ini porak poranda akibat digempur Israel selama 15 bulan. Sebanyak 48.000 warga sipil Palestina tewas. Selain itu, 292.000 rumah hancur.
Saat ini, negara Zionis ini menghentikan serangan. Sebabnya, sedang dalam perjanjian gencatan senjata. Dalam perjanjian ini, ada juga kesepakatan pemulangan sandera yang telah dilaksanakan kedua pihak.
Namun, Hamas menyebut Israel melanggar kesepakatan tersebut. Organisasi garis keras perjuangan Palestina ini meminta komunitas internasional untuk menekan Israel agar mematuhinya.
Sementara itu, Hamas dan Israel dikabarkan akan melanjutkan tahap kedua gencatan senjata. Pembicaraan ini semula dijadwalkan tanggal 4 Februari 2025. Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar menyebut pembicaraan ini akan diselenggarakan pekan ini. Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir akan menjadi mediator.
Trump Akan Membeli Gaza?
Sementara itu, beberapa waktu lalu, publik internasional dihebohkan oleh pernyataan Donald Trump. Presiden Amerika Serikat ini akan membeli wilayah tersebut.
Ia menyebut akan membangunnya kembali. Trump pun mengajak negara lain untuk berkontribusi. Wilayah ini dinamakan Riviera Timur Tengah. Sedangkan warga Palestina akan direlokasi ke tempat yang indah dan nyaman.
Pernyataan Trump tersebut dikecam oleh komunitas internasional, termasuk juga Indonesia. Negara-negara Arab, yang juga menolaknya, mengadakan pertemuan untuk membuat rencana tandingan terhadap masa depan Gaza.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
Sentimen: negatif (88.6%)