Sentimen
Negatif (100%)
27 Jan 2025 : 15.27
Informasi Tambahan

Brand/Merek: Suzuki

Kab/Kota: Blitar, Kediri, Kendal, Lumajang, Malang, Ngawi, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung

Kasus: pembunuhan, pencurian, penganiayaan

Tabiat Rohmad Bohongi Uswatun Khasanah, Emosi Mutilasi karena Anak Perempuan Didoakan Jadi PSK - Halaman all

27 Jan 2025 : 15.27 Views 28

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Regional

Tabiat Rohmad Bohongi Uswatun Khasanah, Emosi Mutilasi karena Anak Perempuan Didoakan Jadi PSK - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM - Tersimpan cerita di balik pembunuhan disertai mutilasi terhadap janda asal Blitar, Uswatun Khasanah (29) yang dilakukan oleh Rohmad Tri Hartanto alias RTH (33) asal Tulungagung.

Sindiran Uswatun disinyalir menjadi salah satu dari sekian penyebab Rohmad emosi dan khilaf melakukan pembunuhan.

Selain itu, emosi RTH juga memuncak karena korban pernah kepergok memasukkan pria lain di kamar kosnya.

Hal tersebut dibongkar oleh Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes M Farman, pada Senin (27/1/2025).

Menurut Kombes M Farman, tersangka Rohmad cemburu.

Fakta lain mengatakan, Rohmad ini mengaku sebagai suami siri korban.

Awalnya korban yang tak terima karena pelaku ternyata telah memiliki seorang anak perempuan.

Sebelumnya, RTH membohongi korban sebagai bujang yang belum memiliki anak.

Korban yang kesal kemudian mendoakan anak perempuan si pelaku.

"Korban pernah berucap kepada tersangka, korban mendoakan nanti sudah besar akan menjadi PSK, tersangka sakit hati," terang Kombes M Farman.

RTH kemudian sakit hati mendengar ucapan korban.

Emosinya semakin memuncak karena korban memintanya untuk menghilangkan anak semata wayangnya dengan istri sah.

"Korban tidak terima, pelaku punya anak kecil," paparnya.

"Korban sempat meminta supaya pelaku menghilangkan anak keduanya."

RTH diduga melakukan pembunuhan terhadap Uswatun Khasanah di kamar 301 hotel kawasan Kediri Jawa Timur.

Setelah melakukan mutilasi, pelaku diduga membawa potongan tubuh korban menggunakan mobil dan dibuang di tiga tempat berbeda.

Seperti diketahui, jasad Uswatun Khasanah ditemukan tak utuh di selokan wilayah Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025) pagi sekira pukul 09.00 WIB.

Saat itu tubuh korban ditemukan berada dalam koper dalam posisi posisi tengkurap miring.

Tubuh korban pun tak utuh, di mana kaki sebelah kiri dari pangkal paha tidak ada.

Kemudian kaki sebelah kanan dari lutut serta kepala juga tidak ada.

Tersangka RTH saat digelandang ke Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, Minggu (26/1/2025) malam. (tribunjatim.com/ luhur pambudi)

Tentang Uswatun

Dikutip dari Surya Malang, pelaku diketahui punya rekam jejak sabagai tukang jual beli mobil bodong seperti model kreditan, mobil gadai, dan lain-lain.

Disebut bila pelaku dan korban memiliki hubungan spesial.

Pelaku merupakan suami siri korban.

"Pengakuan sementara katanya suami siri," kata  Kombes Farman dikutip dari Tribun Jatim, Minggu (26/1/2025).

Ayah korban, Nur Khalim, menjelaskan, Uswatun semasa hidup sudah menikah tiga kali.

Uswatun Khasanah pertama kali membangun rumah tangga dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar.

Pernikahan itu dilakukan secara resmi.

Dari pernikahan ini, ia melahirkan anak laki-laki. Namun, pernikahan itu kandas.

Tidak lama kemudian, korban menikah untuk kedua kalinya.

Ia menikah secara siri dengan pria asal Lumajang sekitar tahun 2018.

Keduanya kemudian dikaruniai anak perempuan. Namun korban pisah lagi.

Lalu korban menikah lagi secara agama.

Suami terakhir Uswatun Khasanah berasal dari Tulungagung.

Nur Khalim menyebut kehidupan rumah tangga anaknya berjalan rukun.

Namun sejak 2024, ia tidak pernah bertemu dengan suami dari Uswatun Khasanah. Bahkan saat korban dimakamkan.

"Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah," kata Khalim.

Hingga pemakaman, ia mengaku belum melihat kehadiran menantu ketiganya itu.

Belakangan diketahui di Tulungagung Uswatun tinggal sendiri.

Dia menetap di sebuah rumah kos di Jalan Panglima Sudirman kawasan Kelurahan Kenayan, Kabupaten Tulungagung.

Menurut Aan, penjaga kos, Ana terakhir ada di kamar kosnya pada Minggu (19/1/2025).

Dia pergi menggunakan mobil Suzuki Ertiga warna putih miliknya.

"Setelah itu belum pulang lagi," ujar Aan.

Potongan Tubuh Korban Ditemukan di 3 Lokasi 

Pelaku RTH membuang beberapa potongan tubuh korban di tiga kabupaten berbeda di antaranya Kabupaten Ngawi, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Ponorogo.

Dilansir dari TribunMataraman.com, polisi menemukan kepala dan kaki jenazah, setelah menangkap Tersangka RTH.

Kepala korban ditemukan di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro menuturkan kepala jenazah ditemukan Minggu pukul 08.00 WIB.

"Intinya tim jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe Kecamatan watulimo, termasuk beberapa barang buktinya," kata Eko, Minggu (26/1/2025).

Lokasi penemuan tak jauh dari jalan provinsi, tepatnya di bawah jembatan kecil, dengan kondisi kepala terbungkus tas plastik kresek berwarna putih.

"Pencariannya cepat sekali, tadi ada salah satu yang menunjukkan," lanjutnya.

Setelah ditemukan, kepala tersebut sempat dibawa ke RSUD dr Soedomo Trenggalek.

"Dibawa tim Polda Jatim untuk dilabforkan," ucapnya.

Namun untuk autopsi yang lebih optimal, potongan jenazah korban dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.

Sementara itu, potongan kaki yang diduga milik korban ditemukan di tempat pembuangan sampah di Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

Potongan kaki tersebut sebelumnya dimasukkan ke dalam koper merah dan ditemukan oleh warga di Kabupaten Ngawi.

Dilansir dari kompas.com, Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rudy Hidajanto mengatakan, penemuan kaki korban tersebut berawal dari pengakuan pelaku.

"Jadi, temuan kaki itu ditemukan oleh tim Polda Jawa Timur tadi jam 04:00 WIB berdasarkan keterangan pelaku, dan benar ditemukan kaki tersebut,” ujarnya melalui sambungan telepon pada Minggu (26/1/2025).

Setelah ditemukan, potongan kaki tersebut segera dievakuasi ke RS Dr Harjono untuk dilakukan pemeriksaan kecocokan dengan bagian tubuh korban lainnya.

“Temuan kaki tersebut langsung dievakuasi dan disimpan di RSUD Harjono," imbuh Rudy.

Namun, belum diketahui secara pasti apakah kaki yang ditemukan merupakan sepasang atau masih ada bagian lain yang terbungkus dalam kantong plastik.

"Nanti akan dilakukan uji forensik dulu untuk membuktikan apakah benar itu kaki korban. Meskipun ada pengakuan dari tersangka, secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaan juga. Tidak tahu kaki seperti apa karena masih terbungkus,” ucapnya.

Sebelum potongan kepala dan kaki, terlebih dahulu ditemukan badan korban dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, pada Kamis pukul 09.00 WIB.

Polisi membawa temuan jasad manusia itu ke RSUD Dr Soeroto Ngawi untuk dilakukan autopsi.

Selain tubuh korban, polisi juga mengamankan barang bukti yang ada di lokasi seperti koper, seprai, hingga sandal.

“Semua kami selidiki, seprai bisa jadi petunjuk. Kami belum tahu apakah korban sedang hamil atau tidak, yang jelas sidik jari sudah diambil. Kami menunggu hasilnya,” kata Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi.

Hasil sementara menunjukkan beberapa anggota tubuh jasad korban, hilang secara misterius.

“Jasad yang ditemukan ini ada badan. Namun untuk kaki sebelah kiri dari pangkal paha sudah tidak ada. Kemudian kaki sebelah kanan dari lutut, serta kepala juga tidak ada,” kata Kapolres.

Atas perbuatannya tersebut, RTH dikenai Pasal 340 KUHP Subsider 338 KUHP lebih subsider 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan kurungan penjara maksimal seumur hidup.

"Pembunuhan berencana Subsider pembunuhan lebih subsider penganiayaan berat yang mengakibatkan korban mati dan pencurian dengan menggunakan kekerasan yang mengakibatkan korban mati," sebut Farman.

Diketahui, pelaku menghabisi korban di sebuah kamar hotel di Kediri, Jawa Timur, Minggu (19/1/2025) lalu.

Jasad korban dimutilasi dan dimasukkan ke dalam koper.

Koper tersebut ditemukan di dekat tempat pembuangan sampah (TPS) di Ngawi, Kamis (23/1/2025).

Saat ditemukan, kepala dan kaki korban tak ditemukan.

Korban merupakan seorang ibu tunggal yang bekerja untuk menghidupi anak dan neneknya.

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Blitar, pun bakal melakukan pendampingan ke dua anak korban.

"Kami asesmen dulu, pendampingannya dalam bentuk apa, perlu pendampingan psikolog atau tidak,"

"UPT PPA sudah terjun ke keluarga korban," kata Kepala DP3APPKB Kabupaten Blitar, Mikhael Hankam Indoro, dikutip dari TribunJatim.com.

Ia juga menuturkan, orang tua korban juga bisa dilakukan pendampingan apabila dibutuhkan.

"Seandainya orang tua korban juga butuh pendampingan, akan kami usahakan."

"Makanya, sekarang masih dilakukan asesmen," ujarnya.

(Tribunnews.com/ Chrysnha, Muhammad Renald Shiftanto, Adi Suhendi)(Tribunjatim.com/ Samsul Hadi, Luhur Pambudi, Tony Hermawan)(Suryamalang.com/Isya Anshori/ Kompas.com)

Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terkuak Status Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah, Keluarga Beber Saat Terakhir Korban di Tulungagung dan UPT PPA Kabupaten Blitar Beri Pendampingan Psikologi 2 Anak Uswatun Korban Mutilasi Ngawi

Sentimen: negatif (100%)