Sentimen
Negatif (100%)
18 Jan 2025 : 04.37
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Glodok, Semanan

Kasus: kebakaran

Tokoh Terkait

Cerita Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api Saat Terjadi Kebakaran di Glodok Plaza - Halaman all

18 Jan 2025 : 04.37 Views 9

Tribunnews.com Tribunnews.com Jenis Media: Nasional

Cerita Petugas Damkar Berjibaku Padamkan Api Saat Terjadi Kebakaran di Glodok Plaza - Halaman all

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pemadaman Glodok Plaza di Tamansari, Jakarta Barat, Kamis, 16 Januari 2024 tak lepas dari perjuangan para petugas pemadam kebakaran (Damkar) DKI Jakarta.

Seratusan lebih petugas damkar dengan puluhan unit armada berjibaku memadamkan api selama lebih dari 24 jam sejak kebakaran di Glodok Plaza muncul pada Rabu malam, 15 Januari 2025.

Salah satu anggota pemadam kebakaran dari Sudin Gulkarmat Jakarta Barat yang terlibat upaya pemadaman api di Glodok Plaza adalah Firmansyah (36).

Sesaat setelah keluar dari memadamkan api lewat tangga darurat, dia menyandarkan tubuhnya di ruko-ruko kosong depan Glodok Plaza.

Sembari menghela napas panjang dan meluruskan kakinya yang sudah penuh arang, Firmansyah dengan sigap membuka alat perlindungan diri (APD) serta masker yang menutupi sebagian wajahnya dari asap tebal bekas kebakaran.

Glodok Plaza di Tamansari, Jakarta Barat, hangus terbakar api, Kamis (16/1/2025) sore.

Pasalnya, kebakaran Glodok Plaza yang terjadi pada Rabu (15/1/2025) malam, membuat pemadam kerja keras untuk memadamkan api.

Bahkan, banyaknya material yang mudah terbakar serta area yang luas, membuat pemadaman belum dinyatakan selesai hingga lebih dari 24 jam.

Kepulan asap tebal yang membumbung di langit-langit dan tiap bangunan plaza, menjadi satu pemandangan yang harus diterobosnya demi menekan perambatan api.

Kepada Warta Kota, Firmansyah bercerita jika dirinya masuk ke lokasi kebakaran Glodok Plaza pada Kamis (16/1/2025) pagi sekira pukul 08.00 WIB.


Dia meneruskan kerja rekannya yang telah berjibaku semalaman memadamkan api, sejak Glodok Plaza terbakar.

Meskipun demikian, hal itu juga bukan perkara mudah.

Firmansyah harus berperang melawan gas-gas dan derap asap yang terus mengepul hebat.

"Saya mulai dari pukul 08.00 WIB, aplusan dari sebelumnya," kata Firmansyah dengan keringat yang masih bercucuran di wajah.

Pasalnya, ia melakukan pemadaman secara manual dengan menyemprotkan air dari tank-tank pemadam kebakaran.

"Saya padamin manual, tapi dibantu oleh alat yang kita punya, APD yang kami punya. Jadi enggak kesulitan bernapas walau asap tebal," jelasnya.

Petugas damkar membawa kantong jenazah berisi korban kebakaran Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat, Kamis (16/1/2025). Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul UPDATE Damkar Kembali Evakuasi 2 Jenazah, Korban Tewas Kebakaran Glodok Plaza Jadi 3 Orang, https://jakarta.tribunnews.com/2025/01/16/update-damkar-kembali-evakuasi-2-jenazah-korban-tewas-kebakaran-glodok-plaza-jadi-3-orang. Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya (Kolase Tribunnews/TribunJakarta.com)


Firmansyah lantas memperlihatkan barang-barang yang digunakannya selama proses pemadaman.

Mulai dari tabung oksigen, masker, hingga APD, dan topi pemadam yang berbahan keras.

Menurut dia, menjadi pemadam kebakaran seperti bertaruh nyawa. Ia pun berprinsip pantang pulang sebelum padam.

"Saya sudah 20 tahun menjadi pemadam, yang terlama madamin pabrik sendal di Semanan, itu sampai 1 minggu," ungkap dia.

Menurutnya, proses pemadaman api yang membakar Glodok Plaza ini bukan yang terparah.

Namun, dia tidak menampik bahwa upaya pemadaman kali ini menemui banyak kendala karena banyaknya material di dalam gedung yang mudah terbakar.

Dinas Pemadam Kebakaran DKI Jakarta mengerahkan 36 unit armada pemadam kebakaran dengan total 180 personel untuk memadamkan api di kebakaran yang terjadi di Glodok Plaza di Tamansari, Jakarta Barat sejak pukul 21.30 WIB Rabu malam, 15 Januari 2025. (Kolase Tribunnews)

"Jadi kami 1 jam sekali keluar, gantian, supaya ada istirahatnya," jelas dia.

Meski sudah berjibaku padamkan api, namun tak jarang ia dan rekan-rekannya mendapat perlakuan tak menyenangkan dari masyarakat sekitar.

"Ya yang enggak enaknya kadang dari masyarakat kurang menghargai gitu, kami sudah berupaya semaksimal mungkin, kadang suka nyalahin (lambat)," ungkap dia.

Namun, kerja tulus dan ikhlasnya itu membuat dia bertahan hingga saat ini menjadi seorang pemadam kebakaran.


Laporan Reporter: Nuri Yatul Hikmah | Sumber: Warta Kota

Sentimen: negatif (100%)