Sentimen
Informasi Tambahan
Event: vaksinasi
Hewan: Sapi
Kab/Kota: Ngawi
Tokoh Terkait
Wabah PMK Merebak di Ngawi: 854 Sapi Sakit, 54 Mati
Espos.id
Jenis Media: Jatim
![Wabah PMK Merebak di Ngawi: 854 Sapi Sakit, 54 Mati](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2025/01/20250103235826-wabah-pmk-di-ngawi.jpg?quality=60)
Esposin, NGAWI - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali merebak di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menginfeksi ratusan sapi di berbagai kecamatan. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Peternakan (DPP) Ngawi, hingga Jumat (3/1/2025), sebanyak 584 ekor sapi dilaporkan sakit, dan 54 di antaranya mati.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Ngawi, Suprianto, menyebut jumlah ini merupakan akumulasi dari laporan yang masuk selama beberapa bulan terakhir. Pihaknya terus melakukan pendataan dan penanganan intensif untuk mencegah penyebaran yang lebih luas.
“Hingga hari ini, total ada 584 sapi yang sakit, dan 54 ekor mati. Kami menduga ada penyakit penyerta lain karena tingkat kematian akibat PMK biasanya hanya 1–5 persen,” ujar Suprianto.
Antisipasi Terhambat Vaksin Kedaluwarsa
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Ngawi, Eko Yudo Nurcahyo, mengungkapkan bahwa penanganan PMK terkendala oleh habisnya stok vaksin. Sebanyak 10.000 dosis vaksin PMK dari pemerintah pusat telah kedaluwarsa pada Oktober 2024.
“Saat ini, kami sedang menganggarkan Rp255 juta untuk pengadaan vaksin PMK baru guna menggantikan stok yang kedaluwarsa. Kami akan memprioritaskan vaksinasi pada sapi yang belum terjangkit untuk membentuk kekebalan terhadap virus ini,” jelas Eko.
PMK Masih Jadi Ancaman di Indonesia
Eko menambahkan, sejak serangan virus PMK pertama kali muncul pada 2022, Indonesia belum dinyatakan bebas dari penyakit ini. Oleh karena itu, upaya vaksinasi dan pencegahan harus terus dilakukan.
“Indonesia masih belum zero PMK karena virus ini tetap ada,” katanya.
Langkah Mitigasi dan Sosialisasi
Selain vaksinasi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi menggencarkan sosialisasi kepada peternak terkait pencegahan dan penanganan PMK. Tim dokter hewan dan petugas kesehatan dikerahkan untuk memberikan edukasi serta penanganan dini pada ternak yang terindikasi terinfeksi.
“Kami mengajak seluruh pihak, terutama peternak, untuk aktif melaporkan gejala penyakit pada ternaknya agar dapat segera ditangani,” tutup Eko.
Sentimen: neutral (0%)