Sentimen
Undefined (0%)
3 Jan 2025 : 17.58
Informasi Tambahan

Event: vaksinasi

Kab/Kota: Blora, Jepara, Kebumen, Klaten, Pati, Purworejo, Semarang, Sragen, Sukoharjo, Wonogiri

Waduh! Awal 2025 Sudah Ada 25 Daerah Kena Indikasi PMK, 600 Ekor Hewan Terpapar

3 Jan 2025 : 17.58 Views 11

Espos.id Espos.id Jenis Media: Jateng

Waduh! Awal 2025 Sudah Ada 25 Daerah Kena Indikasi PMK, 600 Ekor Hewan Terpapar

Esposin, SEMARANG – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak Keswan) Jawa Tengah (Jateng), menerima laporan adanya temuan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di 25 kabupaten/kota. Bahkan, dari catatan sementara, sudah ada sebanyak 900 hewan ternak terindikasi penyakit menular tersebut.

Adapun kasus PMK ini sebenarnya sempat mencuat atau ramai sekitaran 2022 lalu dan melandai menjelang 2023 akhir. Namun, memasuki pertengahan 2024, kasus PMK kembali muncul ke permukaan di sejumlah kabupaten/kota.

Kepala Pelaksana tugas (Plt) Disnak Keswan Jateng, Ignasiun Haryanta Nugraha, mengatakan kembali merebaknya kasus PMK ini karena pengaruh musim hujan. Sebab, kondisi lembab saat curah hujan tinggi membuat hewan ternak mudah terserang penyakit.

“Kita sebenarnya sudah memprediksi kasus akan muncul memasuki musim basah, karena kondisi kesehatan ternak turun. Dan hasil tracing kita, yang kena PMK itu adalah hewan ternak yang belum/tidak vaksin tahun lalu, atau baru vaksin satu kali, padahal harusnya dua kali untuk bisa menjaga kekebalan tubuh,” kata Ignasiun kepada Espos, Jumat (3/1/2025).

Akibat masih ada hewan ternak belum divaksin PMK pada tahun-tahun sebelumnya, lanjut Ignasiun, menyebabkan temuan kasus hampir merata di 35 kabupaten/kota pada tahun berikutnya. Namun, paling masif terjadi di tiga daerah.

“Catatan data di Isikhnas, gejala PMK ada di 25 kabupaten/kota, tapi beda-beda, ada yang 1-2 ekor. Kalau yang masif [banyak], terjadi di Sragen, Grobogan dan Wonogiri,” sambungnya.

Kendati demikian, Ignasiun tak merinci ada berapa temuan kasus PMK di tiga daerah masif tersebut. Namun, bila ditotal secara keseluruhan di 25 kabupaten/kota, sudah ada 600 kasus PMK di Jawa Tengah.

“Sebelum Natal 2024 sebenarnya mulai ada kasus PMK ini. Sehingga di 2025 sudah terdata 600 ekor kena indikasi PMK. Kalau 2024, ada 9.000 kena PMK dan sebagian besar sembuh, selamat karena tak terlambat penanganannya,” bebernya.

Oleh karenanya, sebagai upaya mencegah penyebaran kasus makin meluas, Disnak Keswan Jateng mulai kembali mendistribusikan vaksin PMK ke berbagai daerah.

Sementara, baru 8.750 dosis vaksin di distribusikan ke sejumlah kabupaten/kota dengan rata-rata per daerah menerima 250-500 dosis vaksin.

Adapun daerah lainnya yang belum menerima vaksin PMK, telah diusulkan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menerima distribusi vaksi pada Februari nanti. Meski demikian, tak disebutkan secara jelas daerah mana saja yang mendapat vaksin PMK di Februari itu.

“Kita mulai mempercepat serapan vaksinasi PMK di Jepara, Pati, Sukoharjo, Kebumen, Purworejo, Klaten, Kota Semarang. Kemudian yang terbanyak [menerima vaksin] Jawa bagian timur [Jatim], karena pegerakan ternak banyak lewat sana, seperti Sragen, Wonogiri. Misal Blora, itu sampai 2.000 vaksin,” rincinya.

Selain distribusi vaksinasi, Disnak Keswan Jateng juga menggalakkan penyemprotan desinfektan. Tujuannya tak lain untuk membunuh virus-virus yang masih mengendap di kandang-kandang para peternak.

“Stok desinfektan kita banyak, maka kita rutin semprot kandang-pasar hewan. Di samping itu juga lakukan kegiatan komunikais informasi serta edukasi tatap muka hingga medsos [media sosial] kepada para peternak,” imbuhnya.

Ignasiun juga berpesan untuk para peternak agar turut serta menjaga kebersihan kandang ternaknya. Kemudian menjaga lalu lintas keluar-masuk hewan lain maupun orang lain ke dalam kandang untuk mencegah penularan virus PMK dari luar.

“Terus upayakan ternak sakit untuk tetap mau makan, beri makan yang lembut misal pisang, kalau perlu didulang biar mau makan. Sehingga energi tetap terjaga. Dan jangan lupa lapor petugas, bila ada ternak bergejala sakit, biar cepat terindikasi,” pesannya.

Sentimen: neutral (0%)