Sentimen
Informasi Tambahan
Event: vaksinasi
Hewan: Sapi
Kab/Kota: Boyolali
Virus PMK Meluas ke 10 Kecamatan di Kabupaten Boyolali, 17 Ekor Sapi Mati
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Virus PMK Meluas ke 10 Kecamatan di Kabupaten Boyolali, 17 Ekor Sapi Mati](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2025/01/20250103155226-tempimage4zquzo.jpg?quality=60)
Esposin, BOYOLALI -- Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Boyolali, Jawa Tengah meluas ke 10 kecamatan.
Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali mencatat ada 102 ekor sapi yang memiliki gejala PMK per Jumat (3/1/2025).
Kepala Disnakkan Boyolali, Lusia Dyah Suciati, mengatakan hingga Jumat ini ada 200 hewan yang telah diawasi.
“Dari 200 yang disurveilans, ada 102 yang menunjukkan gejala lalu yang mati ada 17 sapi,” kata dia saat ditemui wartawan di kantornya, Jumat sore.
Data dari Disnakkan Boyolali dari 16 Desember 2024-3 Januari 2025 menunjukkan PMK berada di Kecamatan Andong, Simo, Mojosongo, Sambi, Ngemplak, Karanggede, Wonosegoro, Musuk, Klego, dan Cepogo.
Lusi menjelaskan berbeda dengan PMK sebelumnya yang banyak menyerang sapi perah, saat ini sapi yang diserang mayoritas yaitu sapi potong.
Ia memperkirakan penyebabnya karena jual beli sapi potong cukup intens sehingga ada sapi yang belum divaksin.
Sedangkan sapi perah di Boyolali lebih banyak di kandang, sehingga ketika divaksin maka lebih aman dari PMK.
Kebanyakan kasus juga didominasi dari wilayah Boyolali utara
“Kebanyakan sapi yang mati juga sebagian besar [sapi] potong, terkadang tinggal lapor,” kata dia.
Ia mengatakan peternak yang melaporkan ternaknya sakit akan diobati dan diisolasi.
Lusi mengatakan Disnakkan Boyolali melakukan pengawasan di pasar hewan untuk pengendalian penyebaran PMK.
Lusi menyampaikan pengendalian PMK dilakukan secara kolaboratif, seperti penyemprotan disinfektan oleh PMI.
Sebelum pasar buka, maka PMI akan melakukan penyemprotan.
Kemudian, petugas pasar dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) akan menyemprot sapi yang masuk dengan disinfektan.
Lalu, petugas kesehatan hewan Disnakkan Boyolali melakukan pengecekan kesehatan.
Pihaknya juga bekerja sama dengan paguyuban pedagang sapi. Sehingga ketika ada ternak yang terindikasi bergejala PMK di pasar, akan diobati, dipulangkan dari pasar, dan diisolasi sampai sembuh.
Setelah pasar tutup, PMI bakal melaksanakan penyemprotan area pasar dengan disinfektan.
“Kami juga melakukan KIE [Komunikasi, Informasi, dan Edukasi] ke para peternak agar menjaga kebersihan kandang, biosecurity, terutama di musim hujan ini lebih intens menjaga kebersihan, dan memberikan pakan yang cukup agar imun hewan terjaga, lalu senjata ampuh kami adalah vaksinasi,” kata dia.
Ia mengatakan terdapat bantuan vaksin dari Kementerian Pertanian (Kementan) lewat asosiasi peternak penggemuk sapi sebanyak 50 botol atau 1.250 dosis.
Ia mengatakan data terakhir sudah ada 230 dosis yang disuntikkan. Vaksin sendiri diberikan ke ternak sehat di daerah rentan.
“Kami berharap kepada peternak dan pedagang untuk tidak memperjualbelikan sapi yang sakit, lalu dilaporkan ke kami untuk dilakukan pengobatan. Baru setelah sembuh bisa diperjualbelikan kembali,” kata dia.
Lusi berharap PMK segera bisa terkendali dan tidak perlu menutup pasar. Sehingga, pedagang bisa beraktivitas di sana.
Disnakkan Boyolali membuka hotline kasus PMK di nomor 081228320007. Lalu di Puskeswan Mojosongo 081235419837, Puskeswan Ampel 08122542108, Puskeswan Karanggede 085727727810, Puskeswan Simo 085647264285, Puskeswan Ngemplak 088220240445.
Sentimen: neutral (0%)