Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Boyolali, Karanganyar
Dikira Dokter Kembar Dua, Bayi Kembar Tiga di Boyolali Punya Gen dari Sang Ayah
Espos.id
Jenis Media: Solopos
![Dikira Dokter Kembar Dua, Bayi Kembar Tiga di Boyolali Punya Gen dari Sang Ayah](https://imgcdn.espos.id/@espos/images/2025/01/20250102111814-1000048931.jpg?quality=60)
Esposin, BOYOLALI -- Bayi kembar tiga yang lahir di RSI Banyubening Boyolali memiliki gen kembar dari sang ayah.
Sebelum diketahui kembar tiga, dokter memprediksi sebelumnya kembar dua.
Ketiga bayi berjenis kelamin laki-laki tersebut dinamai Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
Mereka lahir dari pasangan pasangan Kelik Puspito, 36, dan Vina Septiana, 36, warga Tohudan, Colomadu, Karanganyar.
Vina Septiana mengatakan bayi kembar tiga adalah anaknya yang keempat.
"Sebelumnya sudah ada tiga anak, laki-laki semua, tidak kembar. Baru ini kembar," kata perempuan yang bekerja di pabrik tekstil daerah Banyudono tersebut saat ditemui Espos di RSI Banyubening, Kamis (2/1/2025).
Ia mengatakan tidak ada gen kembar dari keluarganya. Namun Vina menjelaskan ada gen kembar dari sang suami.
"Budhe [tante] dari suami ada yang kembar [dua]. Tidak menyangka ini malah tiga," kata dia.
Mereka merasa bersyukur atas kelahiran anak kembar tiga tersebut. Ketiganya berjenis kelamin laki-laki dan diberi nama Arjuna, Nakula, dan Sadewa.
"Kelahiran putra kembar tiga ini benar-benar membuat kami kaget. Awalnya kan dikatakan [kembar] dua, ini tiga. Kami sebelumnya sudah punya tiga anak laki-laki, ini akan keempat, lima, dan enam," jelas Vina saat ditemui wartawan di RSI Banyubening, Kamis (3/1/2025).
Ketiga anak sebelumnya bernama Kevin, Keano, dan Kenan.
Ia merasakan ada perbedaan dibanding mengandung anak sebelumnya yaitu saat di kandungan bayi aktif dan perutnya terasa sangat kencang sehingga terasa sakit.
Ia bersyukur karena proses persalinan berlangsung lancar. Vina juga mengucapkan terima kasih kepada pihak RSUI Banyubening terutama tim medis yang menangani persalinannya.
Bayi kembar tiga tertua diberi nama Arjuna, nomor dua Nakula, dan ketiga Sadewa.
Nama dari tokoh pewayangan diambil dengan tujuan agar ketiganya tumbuh secara kuat.
"Kami kaget sekali, shock, tidak pernah menyangka akan dikaruniai tiga bayi sekaligus. Ini adalah berkah luar biasa bagi keluarga kami. Kami sangat berterima kasih kepada tim dokter dan perawat RSI Banyubening atas pelayanan yang luar biasa," jelas dia.
Tim medis dari RSI Banyubening Boyolali menangani persalinan bayi kembar tiga pada Kamis (26/12/2024) lalu.
Tim tersebut dipimpin oleh dr. Johan Nafis Raden, Sp.OG.
Tim juga didampingi dr. Hamid Pramusyahid, Sp.A dan bertindak sebagai dokter anastesi yaitu dr. Muhandis, Sp.An.
Dokter Johan menceritakan ketiga bayi kembar dari pasangan Kelik Puspito, 36, dan Vina Septiana, 36, tersebut berjenis kelamin laki-laki.
Ia menjelaskan ketiga bayi laki-laki tersebut memiliki berat badan masing-masing 2,1 kg, 2,0 kg, dan 1,9 kg dengan tinggi sekitar 42 cm.
Mereka lahir dengan jeda setiap bayi sekitar satu menit.
Ia mengaku baru kali pertama menangani kelahiran bayi kembar tiga di RSI Banyubening.
"Kelahiran bayi kembar tiga merupakan peristiwa langka di Indonesia. Angka kelahiran kembar tiga di Indonesia adalah 87 per 100.000 kelahiran. Secara global, data dari Centers for Disease Control and Prevention mengatakan kelahiran kembar tiga terjadi pada sekitar 1 dari 10.000 kelahiran," jelas dia kepada wartawan di RSI Banyubening, Kamis (3/1/2025).
Tak hanya langka, Johan menyebut persalinan bayi kembar tiga berisiko tinggi karena bisa lahir prematur, preeklamsia, bahkan keguguran.
Johan bersyukur ibu dan bayi menjalani persalinan dengan baik dan sehat.
Johan menceritakan awalnya melihat hanya dua bayi, tapi pada bulan ketujuh kehamilan, ia melihat ada tiga bayi di dalam janin sang ibu.
Saat itu ia masih curiga tapi belum bisa memastikan karena kehamilan lebih dari dua bayi susah terdeteksi dari USG.
Kecurigaannya akhirnya terbukti ketika proses kelahiran.
Ia mengatakan proses persalinan dilaksanakan secara caesar dan dilaksanakan lebih awal dari hari perkiraan kelahiran (HPL).
Terlebih ibu bayi sering bolak-balik ke rumah sakit karena merasa perutnya kencang.
Kelahiran dimajukan 36 pekan, Johan mengatakan ketika ditunggu hingga 40 pekan atau HPL akan ada risiko robekan di rahim ibu.
"Alhamdulillah persalinan lancar, tidak ada kendala suatu apapun," kata dia.
Saat ini kondisi bayi dan ibu dalam keadaan sehat. Kedua orang tua dan tiga bayi kembar tersebut diperbolehkan pulang Kamis ini.
Sentimen: neutral (0%)